10. Siapa Guaryl sebenarnya?

258 32 0
                                    

Chapter 10

Ravenska telah duduk di singgasananya.  Ia duduk sangat tegak.  Gelora kemarahan besar masih membuncah dalam dadanya.

Di tengah ruang yang luas, Guaryl bersimpuh di hadapan singgasana.  Tampak ia begitu siap dengan segala kemarahan sang Ratu.

"Yang Mulia, Ratu Ravenska.  Atas baktiku pada Adthera, aku siap menerima hukumanmu." Guaryl bersimpuh menghormat pada Ravenska.

"MANUSIA PENGECUT!, Kemana Kau saat ayahmu mempertanggung jawabkan kebodohanmu?"

"Y-yang Mulia ..." Dzo mencoba menenangkan. Namum ia masih mereka-reka apa sebenarnya yang terjadi.

"K-KAU PECUNDANG! Mengapa. baru hari ini kau muncul di hadapanku setelah semua porak poranda.  Bahkan Adthera seakan menghilang dari muka bumi, kau tak pernah terlihat. DASAR BODOH." Suara Ravenska mulai tercekat di kerongkongannya.  Matanya mulai berembun.

"Yang Mulia ..., H-Hukumlah aku!"  Demikian pula dengan Guaryl.  Tubuhnya bergetar.  Segunung penyesalan menimpa tubuhnya. 

"Tentu aku akan segera menghukummu sebagai penghianat kerajaan.  KAU ... AKAN MATI UNTUK ADTHERA!" Ravenska terbang mengelilingi Guaryl yang masih bersimpuh.

Amarah Ravenska makin membakar.  Ia menembakkan kekuatan snowden white ke arah Guaryl secara bertubi-tubi.  Semburan yang tak langsung mengenai tubuhnya, melainkan gundukan-gundukan salju mengelilingi tempat Guaryl bersimpuh.  Sebening air mengalir dari pelupuk matanya.

"INI UNTUK FATHER GIMRA ... !" Sebuah tembakan di sisi kanan Guaryl.

"INI UNTUK AYAHKU RAJA MUAYZ"
Sebuah tembakan di sisi kiri Guaryl.

"INI UNTUK KERAJAAN ADTHERA DAN RAKYATNYA YANG HARI INI MENDERITA!" Sebuah tembahan salju di belakang Guaryl.  Ravenska mendarat tepat beberapa langkah di depan Guaryl.

"INI UNTUKKU YANG HARUS TERKUNCI DI SINI, PADA TUBUH INI, TANPA BISA MENYELAMATKAN RAKYATKU, TANAH ADTHERA-KU" Ia mengambil kuda-kuda untuk melakukan tembakan snowden wind Ravenska tepat di depan Guaryl.  Wajah burung Ravenska telah basah dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti.

"PECUNDANG!"

"Ravenska, maafkan aku ....  Lakukan apa yang perlu kau lakukan untuk menghukum kebodohanku."  Suara Guaryl teramat lirih. 

Menatap wajah Guaryl yang bersimbah air mata, Ravenska luluh.  Ia menurunkan kuda-kuda, mengurungkan niatnya untuk menyerang pria yang bersimpuh di depannya.

"Sebelum aku menghukummu, jika Kau seorang patriotis yang berani,  tunjukkan dirimu yang sebenarnya. Serahkan pedangmu padaku!" Suara Ravenska perlahan pelan, nafasnya terengah-engah.  Ia amat kelelahan dengan amarahnya. 

Dalam tunduk penuh penyesalan, yang tersimpan bertahun-tahun dalam dirinya, air mata pun tak henti mengalir di wajah Guaryl. 

Ia berkonsentrasi, memposisikan kedua tangannya di dada.  Tangan kanan membentuk formasi jari kelingking dan jari manis mengepal, sedangkan jari tengah membentuk lingkaran bersama ibu jari.  Lalu jari telunjuk membentuk angka 1.  Di letakkan di atas tangan kiri yang bersedekap memegang ulu hati.  Ia mengambil nafas dalam, dan memejamkan mata.  Tiba-tiba keluar angin berasal dari tempatnya bersimpun, dengan kecepatan sepoi-sepoi bertiup menerpa rambutnya. Sebuah cahaya putih berbentuk pita berputar-putar mengelilingi tubuhnya.

Wajahnya berubah dengan tulang pipi dan rahang lebih tegas, matanya lebih dalam, rambut memanjang dengan sedikit poni seperti tirai, sedikit menutupi matanya.    Di pinggangnya tersangkut sebuah pedang, di bahunya dengan ikat menyilang tergantung busur panah, dan kantung dari kulit yang berisi beberapa anak panah.  Lalu cahaya pita putih itu memudar, dan angin pun berhenti.

RAVENSKA, The Epic of Fairy Tale [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang