Chapter 7
Sebuah savana membentang di hadapan Guaryl saat ia dan sosok berjubah itu keluar dari hutan pinus yang pekat. Langit tampak begitu terang dan gemintang berserak bebas di segala penjuru langit. Guaryl tepat berdiri di hadapan bintang utara. Ia melihat rasi bintang biduk membentuk formasi di atasnya. Hari telah lewat tengah malam.
Dua buah kuda tanpa tertambat sedang merumput di savana itu. Seakan mereka menyadari bahwa mereka memang sedang menunggu tuannya. Wanita berjubah yang sejak tadi hanya diam sepanjang perjalanan, akhirnya bersuara. Saat wanita berjubah mendatangi mereka bergerak, mengikik pelan dan mengibaskan ekornya yg indah. Keduanya tampak seperti kuda yang terawat baik.
"Kau naik kuda yang putih." Ia memberi kode pada kuda-kuda itu, dengan panggilan dua kata yang tak begitu jelas tertangkap oleh telinga Guaryl, . Keduanya pun mendekat.
Wanita berjubah segera melompat ke atas kuda lainnya, yaitu seekor kuda coklat yang tak kalah gagah.
"Ikuti aku, dan jangan coba-coba lari! Wanita bHAH...!" ia menghentakkan kedua kakinya pada kuda coklat yang ditungganginya dan memacu mengarah pada lembah di seberang savana. Guaryl pun tak mau kalah mengendalikan kudanya.
Tentu saja Guaryl tak akan lari. Pria itu memiliki sebuah agenda tersembunyi yang sudah dia persiapkan bersama sahabat lamanya semalam.
Dalam satu hentakan kuda mereka berlari saling susul menyusul menelusuri lembah-lembah savana di bawah sinar bulan yang menerangi. Sesekali mereka melewati jalan setapak dan aliran sungai kecil. Cipratan air yang beradu dengan suara sepatu kuda, menghalau kadal yang sedang minum air.
Tak lama berselang, mereka memasuki jalan berbatu kerikil. Di tepian jalan itu terdapat aneka vegetasi yang membentuk semak belukar. Angin malam semilir menyejukkan. Jarak pandang cukup jauh. Dengan bantuan sinar bulan dan langit yang tak berawan, terlihat jalanan yang akan mereka lalui cukup jauh. Hanya terdengar suara derap kaki kuda yang beradu dengan kerikil, suara-suara serangga malam, serta daun-daun yang beradu akibat tertiup angin.
Setelah berjalan satu jam, mereka mulai memasuki lembah hutan mapple yang tak begitu lebat. Dari celah-celah pepohonan, terlihat reruntuhan bangunan yang mirip seperti sebuah kota tua tak berpenghuni. Puing-puing bangunan berserakan. Tampaknya mereka akan melalui jalan memutar untuk masuk ke sisa-sisa pemukiman tersebut.
Wanita berjubah itu melambatkan kudanya. Ia mengarah ke sebuah jalan utama kota tua itu. Guaryl tetap mengikuti dibelakangnya. Matanya tak henti menjelajah pada sekelilingnya. Pria itu amat terkesima dengan pemandangan yang ia lihat. Kota tua yang masih terlihat keindahannya, namun telah porak poranda.
Di akhir ruas jalan yang membelah kota tua, mereka menemui sebuah sungai, jembatan, dan hutan lainnya yang tak begitu lebat. Fajar mulai menyingsing. Pepohonan hijau, dengan udara segar pagi hari, membuat perjalanan yang melelahkan semalaman terbayarkan. Sesekali Guaryl berjalan mengiringi sosok berjubah di sampingnya, namun sosok itu selalu menghindar dengan mendahuluinya.
Mereka terus berjalan tanpa istirahat. Hingga pemandangan sekeliling mereka mulai terlihat. Matahari mulai tinggi dan cahaya terik menembus sela-sela daun. Menyusuri pepohonan yang tampaknya tertata rapi, Guaryl di kejutkan dengan sebuah pemandangan yang tersembuyi dibalik pepohonan. Terlihatlah sebuah kastil megah dengan beberapa menara menjulang tinggi. Dinding-dinding batu yang kokoh, terselip jendela-jendela kecil sebagai ventilasi ruang di dalamnya, serta celah-celah seperti benteng di bagian atapnya menunjukkan ini adalah sebuah istana kerajaan. Sebuah istana megah nan indah.
Beberapa burung gagak bermain di salah satu menara. Mereka seperti sedang bercengkrama dengan sesuatu di sana. Tak terlihat jelas dari bawah karena sesuatu itu terhalang dinding. Guaryl sangat antusias. Matanya tak lepas memperhatikan sudut itu hingga ia tersadar mereka telah memasuki jalur utama menuju gerbang istana.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVENSKA, The Epic of Fairy Tale [TAMAT]
FantasyPutri tunggal Raja Adthera, Ravenska, menghilang. Dia, satu-satunya yang bisa diharapkan menjadi pembebas bagi rakyat Adthera. Ternyata Ravenska mendapat kutukan. Menjadi manusia bertubuh burung gagak, yang tersembunyi dalam hutan pinus terkutuk...