12 - A. DUEL DI HUTAN MAPPLE

234 30 1
                                    

Flashback


Latihan pedang api dan snowden wind

Suatu sore di sebuah Hutan Mapple dekat dengan Istana Adthera.

"Hahaha, Ravenska. Kau mungkin lahir dari ramuan yang salah. Harusnya perempuan itu penuh kelembutan. Bukan membabi buta sepertimu." Flyege ramaja berlari masuk ke dalam hutan mapple yang tak lebat. Hutan itu bersebelahan dengan ladang padi yang siap panen. Cahaya matahari sore menembus dedaunan yang tumpang tindih, membentuk garis-garis sinar jingga yang indah. Sinarnya terasa begitu lembut menghangatkan kulit.

Sesekali Flyege menoleh ke belakang. Ia paham betul jalan setapak di hutan itu. Ravenska terus mengejarnya. Ia tak terima dengan kekalahan adu pedang yang mereka lakukan.

Flyege, putra Gimra, saat itu berumur 15 tahun. Teman seperguruan Ravenska -- putri tunggal Raja Muayz yang berumur 18 tahun-- sangat menikmati kesenangan anehnya dengan mengolok-olok putri raja Adthera itu. Flyege adalah putra tunggal dari Menteri Pertahanan dan Keamanan Kerajaan Athera, Father Gimra. Ravenska dan Flyege menimba ilmu di perguruan Gimra. Mereka bersahabat, namun juga saling bersaing menjadi murid terbaik di perguruan itu.

" Hhhaaahh. Aku bukan perempuan lemah." Ravenska melompat, siap dengan jurus terbang swing raven. Pedang kayunya mengayun, siap menghunus ke arah tubuh Flyege. Namun, pria itu mengelak dan sebuah ayunan pedang kayu Flyege menangkis pedang Ravenska. Gerakan pedang pria yang lebih tinggi badannya dari Ravenska itu, melesat lebih cepat. Sebuah hentakan dan ayunan pedang kayu Flyege membuat pedang Putri Raja Muayz terpental, lepas melayang dari tangannya.

"Hanya segitu kemampuanmu? Ayahku selalu membanggakanmu. Sepertinya sia-sia saja. Hahaha. Sepertinya kau hanya hebat dalam urusan memikat pria. Riddle, salah satu korbanmu, bukan?"

"Kenapa, anak ingusan? Enak saja kau bicara. Kau adalah korbanku, hari ini" Ravenska mengembalikan dirinya pada posisi kuda-kuda bersiap untuk jurus berikutnya.

"Kembalilah jadi putri istana, kau lebih pantas untuk itu. Bukan jadi ksatria. Kulitmu, pakaianmu, perhisanmu, dan kecantikanmu akan luntur, putri Adthera" Flyege berkelakar nakal.

Nafas Ravenska terlihat menderu, ia masih terbawa emosi dan tak ingin mengelami kekalahan untuk latihannya kali ini. Ia berkonsentasi untuk mengumpulkan kekuatan. Snowden wind adalah sebuah jurus dan kekuatan yang dapat dia kendalikan dengan baik.

"Mengapa menyebut nama Riddle. Dia tak ada urusannya dalam duel ini. Aku bukan perempuan sembarangan urusan cinta. Kau anak ingusan, bersiaplah dengan serangan, kali ini. Kau lah korbannya." Mata Ravenska tak berkedip, pandangannya nanar terpicing dan teguh menatap Flyege. Ia tersulut emosi dengan ucapan yang menurutnya tak berdasar itu.

"Oh yaa...?" Flyege tiba-tiba melompat, dan mendaratkan kakinya 5 langkah di depan Ravenska. Ia menyiapkan kuda-kuda. Ravenska mengambil kesempatan itu dengan menyerang Flyege dengan kekuatan snowden wind-nya. Butir-butir salju berhamburan di sekitar Flyege. Namun, bagai seekor tikus ia begitu lihai menghindar. Gerakannya lincah tak terdeteksi.

Flyege menghindar dari satu persatu serangan Ravenska. Sekarang ia mendarat di sebuah cabang pohon. Dengan satu gerakan memutar yang cepat. Ia mendarat di tubuh Ravenska dan menjatuhkannya di tanah. Ravenska terkecoh dan itu berakibat sebuah kekalahan lagi pada Ravenska. Pedang kayu di tangan Flyege melintang di leher Ravenska. Senyumnya begitu menggoda, tapi Ravenska tak tertarik. Ravenska memberontak, tapi gagal. Justru serangan Flyege merobohkannya.

RAVENSKA, The Epic of Fairy Tale [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang