Bagian 4 - Ibay?

9.5K 826 30
                                    

Selamat Membaca!

Selamat Membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


• • •

"Assalamualaikum. Maaf saya terlambat."

Sontak ke lima orang itu menoleh ke sumber suara yang dimana mereka mendapati seorang pria yang tengah tersenyum dengan kemeja putih dan dilapisi dengan jas hitamnya hingga menambah kesan tampan untuk pria itu. Belum lagi rambut hitamnya yang sudah di atur dengan rapih.

"Waalaikumsalam. Ayo le duduk." Setelah mereka menjawab salam, Rike menyuruh Anaknya duduk terlebih dahulu di sampingnya dan kebetulan berhadapan dengan (Namakamu).

"Loh? Pak Iqbaal?!" Pekik (Namakamu) terkejut saat melihat kedatangan Dosen nya yang baru saja duduk di hadapannya. Mengapa bisa ada dosennya disini?

Iqbaal mendongak menatap (Namakamu) lalu dengan perlahan dia mengembangkan senyuman manisnya. "Hai. Kita ketemu lagi." Sapa nya dengan suara nya yang lembut.

(Namakamu) mengernyit. Sungguh, ini sangat membingungkan baginya. Kenapa bisa ada dosen nya disini? Apakah Pak Iqbaal yang dimaksud anak dari Rike dan Herry? Terus, apa maksud dari pertemuan ini?

Dan akhirnya, (Namakamu) lebih memilih menanyakan maksud dari semua ini ke Mama nya. "Ma, kok bisa ada dosen (Namakamu) disini sih?" Bisik (Namakamu) pada Mama nya.

Mama (Namakamu) menoleh pada Anaknya. "Loh? Kamu lupa ini siapa?" Tanya Fila sambil menunjuk Iqbaal yang masih menatap (Namakamu).

(Namakamu) mengangkat alisnya. "Pak Iqbaal? Dosen aku." Jawabnya polos dan langsung mengundang gelak tawa semua orang yang ada di meja ini saat mendengar ucapan polos dari (Namakamu).

"Ya ampun sayang, iya ini emang dosen kamu. Tapi maksudnya kamu kenal gak sama Iqbaal? Bukan sebagai dosen tapi, coba inget inget lagi." Ucap Rike dengan tawa kecil nya.

(Namakamu) menautkan alisnya. Kemudian pandangannya beralih pada Iqbaal yang berada di hadapannya. Ditatapnya lekat wajah pria itu, bibir nya yang tipis, pipi nya yang sedikit tirus tetapi chubby, rambutnya yang cepak, hidung nya yang mancung dan mata nya yang terlihat teduh dan nyaman. Ah, dia ingat dengan mata teduh itu sampai sampai dia menyadari sesuatu yang membuatnya langsung gugup sendiri. (Namakamu) mengerjapkan mata nya lalu beralih menatap Mama nya. "D-dia---I-Ibay?" Tanya (Namakamu) kaku pada Mama nya.

Mama (Namakamu) mengangguk seraya tersenyum lalu mengusap rambut (Namakamu). "Iya sayang, kangen gak sama Ibay?" Goda Mama (Namakamu).

(Namakamu) menelan ludahnya. Ah, betapa kagetnya dia saat tahu bahwa dosennya itu adalah sahabat kecilnya dulu. Ya, Ale memang sahabatnya waktu ia di Bandung, saat ia berumur 6 tahun dan saat itu Iqbaal berumur 9 tahun. Selisih 3 tahun, meskipun begitu mereka sangat dekat bahkan nempel banget. Tetapi sayang, pada akhirnya rumah (Namakamu) pindah ke Jakarta dikarenakan Papa (Namakamu) harus dinas diluar dan membuatnya harus pindah rumah dan pisah dari Iqbaal.

My Girl [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang