Selamat Membaca!
• • •Cahaya matahari mulai memasuki kamar sepasang suami istri ini melalui balkon Hotel. Iqbaal melenguh dalam tidurnya karena merasa silau dengan cahaya pagi itu. Pria itu menggeliat kecil dalam tidurnya lalu dengan perlahan mulai membuka matanya yang masih terasa lengket. Tangannya menepuk asal tempat disampingnya. Kosong. Sedikit kaget dengan tempat disampingnya yang kosong, Iqbaal langsung terbangun dan langsung terduduk begitu saja ketika ia menyadari bahwa tidak ada (Namakamu) disampingnya.
Iqbaal menguap kecil lalu menggaruk pelan pipinya. "Sayang..." Panggilnya. Lalu mengucek matanya pelan agar pandangannya kembali normal.
"Eh? Udah bangun? Baru mau aku bangunin." (Namakamu) yang baru saja dari dapur, menghampiri Iqbaal dan duduk di pinggir ranjang mereka dengan segelas teh hangat di genggamannya.
"Dari mana aja?" Tanya Iqbaal dengan suara seraknya. Mata nya sesekali terpejam karena kantuk yang masih menyerangnya.
(Namakamu) mengangkat segelas teh hangat yang dibawanya tadi. "Abis bikin teh buat kamu, nih diminum." Ucapnya lalu menyodorkan teh hangat itu ke Iqbaal.
Iqbaal membuka matanya lalu tersenyum ke arah istrinya. Dengan segera, ia mengambil gelas itu lalu diminumnya teh hangat itu dengan pelan hingga habis. "Makasih sayang."
(Namakamu) tersenyum. "Sama-sama." Setelah itu, ia mengambil alih gelas itu dan ditaruhnya di meja. "Masih ngantuk?" Tanya nya, kemudian dia mengangkat tangannya dan mengusap rambut Iqbaal dengan lembut.
Iqbaal mengangguk lucu. Pria itu bergerak berbaring kembali dan menaruh kepalanya diatas kedua paha istrinya dengan nyaman.
"Eh apaan nih? Bangun gih, terus mandi." Ucap (Namakamu).
"Bentar ah, males."
"Ayo, ga ada males-males an."
"Bentar, babe"
"Udah heh sana, aku mau buat sarapan."
"Hm."
"Aku tinggal ya, kalo kamu ga bangun juga, aku mau jalan jalan sendiri."
Dengan malas, Iqbaal pun mengangkat kepalanya dari pangkuan sang istri. "Iya iya, ni mandi ini. Otewe."
Sedangkan (Namakamu) hanya tertawa saja melihat tingkah Iqbaal itu.
****
"Makan diluar aja, yang."
"Yang bener? Tapi boleh juga sih, soalnya disini cuma ada roti." Balas (Namakamu).
"Iya makanya. Sekalian lanjut jalan jalan nanti."
(Namakamu) pun mengangguk menyetujukan. Dia meraih tas selempangnya kemudian dipakai dibahu kanannya. "Ya udah. Ayo, nanti keburu siang."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl [IDR]
FanfictionKisah (Namakamu) yang bertemu dengan sahabat kecilnya yang ternyata adalah sang Dosen di kampusnya.