Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
Pagi ini, (Namakamu) sudah rapih dengan pakaian simple nya tetapi tentu tidak membuat cantik nya menjadi pudar. Kini, (Namakamu) sudah di depan pintu kamar Apartment Iqbaal. Katanya Iqbaal sudah bangun, dan kalau ingin masuk, masuk saja. (Namakamu) membuka pintu Apartment Iqbaal, benar tidak dikunci. Ia melangkahkan kaki nya memasuki Apartment Iqbaal setelah menutup kembali pintu Apart itu.
Kosong.
Sepi.
Itu lah yang (Namakamu) lihat kondisi Apart ini.
Setelah menelusuri seluruh ruangan tetapi ia tak menemukan Iqbaal juga, dan tinggal ruangan terakhir saja yang belum ia cek. Kamar tidur Iqbaal. (Namakamu) membuka pintu kamar itu perlahan dan tak lama, ia mendengus sambil menggeleng kepala nya pelan.
(Namakamu) berkacak pinggang seraya menatap Iqbaal yang masih bergelung dengan selimut nya. Well, katanya pria itu sudah bangun, tetapi buktinya masih tertidur. Kalau seperti ini, berarti tadi Iqbaal bangun hanya untuk membuka kunci Apart nya dan menghubunginya saja? Ck ck ck.
(Namakamu) mendekati ranjang dimana tempat Iqbaal tertidur. Di samping Iqbaal terdapat sebuah laptop yang terbuka tetapi sudah tidak menyala dan beberapa kertas atau berkas berkas yang berserakan di ranjang ini. Ah, sekarang (Namakamu) baru mengingat bahwa Iqbaal akan bekerja di sebuah perusahaan besar yang cukup ternama di Jakarta ini. Lebih tepatnya perusahaan itu milik Ayah Herry, ayahnya Iqbaal.
Ya, bisa dibilang Iqbaal akan meneruskan perusahaan tersebut karena Ayahnya yang sudah berumur pasti nanti akan turun atau digantikan oleh Anaknya. Apalagi Iqbaal yang sebentar lagi lulus kuliah dan tinggal meneruskan perusahaan Ayahnya tersebut. Dan sekarang (Namakamu) paham dengan maksud laptop dan berkas berkas yang tergeletak di ranjang berserakan pasti pria itu sedang mempersiapkan atau memulai untuk meneruskan perusahaan Ayah Herry nanti.
(Namakamu) dengan senang hati membereskan barang barang Iqbaal. Ia menutup laptop Iqbaal dan menaruh nya ke meja yang tak jauh dari ranjang. (Namakamu) mengumpulkan berkas berkas yang berserakan dan menaruhnya kembali pada meja dengan rapih. (Namakamu) tersenyum saat sudah membereskan barang barang Iqbaal yang tadi berserakan sudah kembali rapih sekarang. Setelah itu, ia beralih mendekati Iqbaal dan bertekuk lutut di samping ranjang pria itu. Terlihat wajah polos Iqbaal ketika pria itu tertidur dan terlihat nyenyak sekali membuat (Namakamu) tak tega membangunkannya. Pasti pria itu semalam begadang untuk mempersiapkan pekerjaan nya nanti. Uhh kasian..
(Namakamu) tersenyum seraya mengusap rambut tebal Iqbaal, kemudian ia mencondongkan tubuh nya mendekat dan mengecup kening Iqbaal dengan lembut. Menahannya cukup lama sambil mengingat perlakuan manis Iqbaal terhadap diri nya, selalu. Kemudian (Namakamu) melepaskan kecupannya dari kening Iqbaal dengan wajah nya yang sudah memerah sempurna. Ah, coba kalau sekarang Iqbaal melihat wajah nya yang sudah merona ini pasti pria itu akan menggoda nya dan meledeknya habis habisan.