Bagian 9 - Odenk?

8.2K 705 22
                                    

Selamat Membaca!

Selamat Membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


• • •

"Kamu mau ikut ke bandara gak?" Tanya Iqbaal pada (Namakamu) yang bersandar di tubuhnya. Gadis itu sedang menonton film di ponsel Iqbaal dan pastinya Iqbaal juga menonton nya. Hari ini adalah hari libur, tanggal merah. Tentu di hari libur ini, Iqbaal tak melewatkan hari nya untuk main ke rumah (Namakamu)--sedikit modus juga.

(Namakamu) mendongak membuat kedua wajah mereka semakin mendekat. "Mau ngapain?" Tanya nya lalu fokus lagi pada film yang sudah ia download tadi di ponsel Iqbaal.

"Mau jemput Teh Ody, ikut ya? Temenin aku." Ucap Iqbaal sambil mengusap kepala (Namakamu) yang bersandar di dada bidangnya dengan sayang.

"Mau ikut! Aku kangen sama Teh Ody." Seru (Namakamu) semangat, dia menegakkan tubuhnya untuk menatap Iqbaal dengan mudah.

"Kira-kira Teteh masih ingat gak ya sama aku?" Lanjut (Namakamu) sambil memikirkan Teh Ody--Kakak nya Iqbaal yang masih ingat pada dia atau tidak.

Iqbaal terkekeh. Kemudian dia bangkit dan berhadapan dengan (Namakamu) yang masih duduk menatapnya. "Ayo, sekarang kita jemput." Ujar Iqbaal sambil mengulurkan tangannya pada (Namakamu) agar gadis itu bangkit dari duduknya.

Seketika (Namakamu) mempunyai ide jahil untuk Iqbaal. Dia meraih tangan Iqbaal tetapi ia tak kunjung bangun.

"Ayo sayang, nanti aku di amukin sama teteh." Sahut Iqbaal lembut dengan tangan yang masih menggenggam tangan mungil (Namakamu).

"Kamu narik nya yang kencang dong, letoy banget sih." Sahut (Namakamu).

Dan akhirnya Iqbaal menarik tangan (Namakamu) sedikit kencang tetapi gadis itu malah melepaskan genggamannya membuat Iqbaal terjatuh di sofa yang---untungnya sofa itu empuk. Sedangkan (Namakamu) langsung bangkit dan berdiri menghindari tubuh Iqbaal yang terjatuh.

(Namakamu) tertawa lepas atas tingkahnya. Tak lama, ia terkejut saat tubuhnya langsung di gendong Iqbaal dengan ala bridal style. "Ih ih turunan aku." Pekik (Namakamu) dengan kedua kakinya yang menggangtung dan kedua tangannya memeluk leher Iqbaal dengan erat agar tidak jatuh.

"Bandel ya kamu." Iqbaal tertawa puas lalu melangkah keluar dari kamar (Namakamu) dan menuju mobil miliknya yang berada di garasi rumah (Namakamu) dengan gadis itu yang masih di gendongannya. Dia mendudukkan (Namakamu) di jok mobil dengan nyaman kemudian dia memasuki bagian kemudi.

Untung saja gadis ini sempat menyimpan sepasang sepatunya di mobil Iqbaal.

"Iqbaal apaan sih?! Aku bisa jalan tau!" Kesal (Namakamu). Untung tadi tidak ada Lintang, bisa bisa nanti kalau melihatnya pasti ia akan di ledek terus sama pria itu.

Iqbaal tertawa geli. "Emang kamu gak mau di gendong pangeran? Kapan lagi kan?"

(Namakamu) mendelik ke arah Iqbaal. "Dih? Pangeran kodok?"

My Girl [IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang