Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
(Namakamu) memasuki rumahnya dengan sedikit berlari. Ia dengan semangat memasuki rumah dan berniat menagih janji adiknya itu.
"Lintaaaaangg!" Teriak (Namakamu) mencari Adiknya. Tentu saja, Lintang sudah pulang terlebih dahulu dibanding dengannya. Ia manaruh tas nya lalu berjalan mencari adiknya ke seluruh penjuru rumah.
Lintang yang lagi di dapur terkejut. Ia dengan panik memikir kan agar tidak bertemu Kakaknya yang pasti untuk menagih janjinya itu. Saat ia akan bersiap kabur, tiba-tiba Kakaknya sudah ada di belakangnya.
(Namakamu) memasang wajah seringaian nya pada Lintang. Lintang yang melihat itu langsung dengan cepat kabur, berlari guna menjauhi Kakaknya itu.
"Hey mau kemana kamu!" Pekik (Namakamu) lalu berlari menyusul Lintang yang kabur darinya.
"Jangan deket-deket!" Seru Lintang sambil melanjutkan lari nya. Mereka berlari lari layaknya Tom and Jerry di ruang tamu ini yang lumayan cukup luas.
"Sini sayang, ayo kita beli coklat." Ucap (Namakamu) tertawa lalu mencepatkan lari nya agar mendapatkan Adiknya dengan semangat. Tentu semangat, apalagi yang membuat nya semangat selain coklat.
"Hah, dapet!" Dan akhirnya (Namakamu) berhasil menangkap Lintang, ia langsung memeluk Lintang dari belakang agar pria itu tak kabur lagi darinya.
"Lintang nyerah, aku nyerah." Pasrah Lintang dengan nafas yang tak beraturan. Lumayan lelah juga ia berlari berkeliling di ruang tamu ini yang lumayan luas. Dengan (Namakamu) yang masih memeluknya dari belakang, ia dengan sengaja melemaskan tubuhnya dan akhirnya...
"Lintaaangg beraaat ih!" Pekik (Namakamu) sambil menahan tubuh Lintang yang sengaja di lemaskan dengan pria itu masih di pelukannya.
Lintang menegakkan tubuhnya lalu tertawa. "Ayo, kita beli coklat. Terserah Kakak mau berapa." Ucap Lintang menepati janjinya, sebenarnya ia tadi hanya ingin bermain main saja dengan Kakaknya, soalnya akhir akhir ini (Namakamu) itu sibuk mulu. Lintang jadi kesepian saat tidak ada teman dirumah.
Seketika mata (Namakamu) berbinar. "Aaaaa makasih Lintaaang!" Pekik (Namakamu) senang, dia berjinjit lalu mencium berkali kali pipi pria itu.
"Ish Kakak, Lintang udah gede tau." Kata Lintang sambil menjauhkan wajahnya dari bibir (Namakamu) yang ingin mencium nya terus.
"Kamu bikin gemes sih! Ayo berangkat." Seru (Namakamu) mencubit gemas pipi Lintang. Adiknya itu kalau lagi baik, gemes gemes gimana gitu. Kalau nyebelin, pengen nabok bawahannya.
Sementara Lintang hanya bisa meringis sambil memegang pipi nya.
• • •
"Totalnya 350.000 mas."
"Ayo dibayar mas." Sahut (Namakamu) yang berada di sebelah Lintang sambil membawa barang belanjaan nya. Ia tak hanya membeli coklat saja, tetapi jajanan yang lain juga.
Lintang dengan berat hati menyerahkan uang nya pada kasir itu. Ternyata ini tak seperti ekspetasi nya, ia kira Kakaknya akan jajan biasa biasa saja tetapi lumayan juga harga nya. Oke, lain kali dia harus fikir-fikir dulu kalau mau mentraktir orang.
"Puas jajan nya kak?" Tanya Lintang saat mereka sedang berjalan menuju rumah mereka. Memang, tempat supermarket tidak jauh dari rumah mereka, jadi mereka memilih untuk jalan saja.
(Namakamu) menoleh dan tersenyum lucu. "Gak puas." Jawabnya.
Lintang melotot.
Seketika (Namakamu) tertawa lepas lalu dia memeluk lengan Lintang. "Puas dong! Kamu baik banget sih jadi orang." Ucap (Namakamu) memuji Adiknya.
Menurut nya, Adiknya itu baik banget kalo sama orang terdekatnya. Tetapi kalau orang biasa, ia akan bersikap dingin. Unik.
Lintang yang mendengar itu langsung tersenyum lebar dan berlagak merapihkan rambutnya, ia merasa tersanjung mendengar pujian itu.
"Tapi sayangnya jomblo." Lanjut (Namakamu) lalu tertawa lepas lagi.
"Sorry sorry aja nih, bukan jomblo ya. Tapi belum dapet yang pas." Sahut Lintang.
(Namakamu) mendelik. "Alah alesan!" Ketusnya.
Lintang tertawa lalu merangkul (Namakamu) sambil berjalan menuju rumahnya yang sudah dekat.
• • •
"Emang kamu kuliah dimana sih? Lupa deh aku." Tanya (Namakamu) pada Iqbaal yang berbaring di sampingnya. Saat ini, mereka sedang di dalam kamar (Namakamu) sambil menonton film yang di sambungkan ke TV (Namakamu).
"Ehm, di Monash University, Australia." Jawabnya.
(Namakamu) yang mendengar itu sangat terkejut. Bagaimana tidak, Universitas itu paling terbaik di Australia. Dan itu idaman banget untuk semua orang termasuk dirinya yang ingin masuk Universitas itu. "Ih iyaa ya ampun baru inget. Kok bisa sih masuk sana?!" Tanya (Namakamu) yang masih tidak percaya dengan jawaban Iqbaal.
Iqbaal menoleh dan menatap (Namakamu) sambil tersenyum. "Bisa dong. Kan aku pintar." Balas Iqbaal sedikit sombong.
(Namakamu) mendelik kepada Iqbaal. "Terus kok sekarang bisa disini? Kabur kan kamu?!" Tanya nya.
Iqbaal melotot atas tuduhan (Namakamu). "Enak aja. Aku ini lagi cuti, ya udah aku liburan ke Indonesia sekalian jadi dosen sementara kamu. Lagian sebentar lagi aku Graduation, jadi bebas. Kamu dateng kan ke Graduation aku? Seminggu lagi loh." Bujuk Iqbaal pada (Namakamu).
"Hih jauh ah." Tolak (Namakamu).
"Ih nanti aku beliin tiket. Kamu berangkatnya bareng sama Bunda. Mau ya? Yayaya?" Iqbaal terus membujuk (Namakamu) agar datang ke Graduation nanti di kampusnya. Ia memasang wajah cute nya agar gadis itu luluh dengan bujukan nya.
(Namakamu) mendorong wajah Iqbaal pelan yang semakin mendekat. "Ya gak tau lah, liat aja nanti." Ucapnya.
"Pokoknya aku mau kamu ikut. Titik!" Putus Iqbaal.