Sebelumnya kita mau minta maaf karena mengunpublish cerita sebelumnya.. tapi bukan berarti kita tidak melanjutkannya hanya saja kita mengganti sedikit alur ceritanya.. selamat menikmati dalam membaca❤
AUTHOR POV
"Argh!" Teriak seorang gadis yang baru saja mengalami kecelakaan. Tubuh gadis itu tertabrak sebuah mobil sport berwarna hitam yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi. Membuatnya terjatuh dan terguling kearah samping hingga menabrak pembatas jalan dengan kuat yang membuatnya pingsan. Seketika pengemudi mobil itupun menghentikan laju mobilnya dan segera berlari keluar, menampakkan seorang pria tampan berkulit putih berbadan tinggi dan berseragam putih abu2 khas murid sma. Pria yang bername tag William Aryan N. Itu menghampiri gadis yang ia tabrak tadi dan membopongnya ke mobil.
"Karen?" Pekiknya saat melihat wajah gadis itu yang ternyata bernama karen dan langsung memasukkannya ketempat penumpang di mobilnya.
Butuh waktu sekitar 17 menit untuk sampai dirumah sakit terdekat. William segera turun dari mobilnya dan mengangkat tubuh karen yang masih terbaring lemah dijok belakang dan segera membawanya menuju ruang UGD.
"Susterr! Dokter! Tolong!" Teriak william disepanjang koridor rumah sakit. Para suster yang mendengar teriakan william segera berlari menghampirinya dan membantunya membawa karen yang sudah berlumur darah menuju ruang UGD.
Di ruang UGD william tidak diperkenankan masuk dan dipersilahkan untuk menunggu diluar. William duduk di kursi tunggu depan ruang UGD dengan wajah yang terlihat sangat khawatir dan takut, pakainnya pun acak2 an dan sedikit terkena noda darag saat membopong karen tadi. Sekitar 30 menit william menunggu dengan sangat cemas, seorang pria dewasa dengan jas berwarna putih keluar dari ruang UGD tempat karen ditangani tadi.
"Dok bagaimana keadaan teman saya?" Tanya william mendekati sang dokter dengan intonasi cemas dan menuntut.
"Tenang saja luka dikepalanya tidak
terlalu dalam dan dia pasti akan cepat sembuh hanya saja.." sang dokter sengaja menggantung ucapannya membuat william semakin khawatir."Kenapa dok? Tidak ada hal fatal kan?" Cerca william cepat tak sabar menunggu sang dokter melanjutkan ucapannya.
"Hanya saja benturan keras yang mengenai kakinya dua kali membuatnya mengalami kelumpuhan sementara" balas dokter ittu dengan raut sedih.
"Lumpuh sementara?" Tanya william lagi dengan wajah yang terlihat sangat terkejut.
"Iya mungkin butuh waktu sekitar 2 bulan baru sembuh." Jawab dokter itu sedikit menerawang kedepan.
"Sudah serahkan saja pada yang kuasa teman anda pasti cepat sembuh. Saya permisi dulu, kalau ada apa2 panggil saya saja" pamit sang dokter lalu berjalan menjauhi william yang tertunduk lesu.
"Apa yang bakal gue bilang ke orang tua karen sama orang tua gue nanti? Argghhhh!" Teriak william frustasi sambil mengacak rambutnya. William mencoba menenangkan dirinya dan masuk kedalam ruang UGD. Disana terlihat seorang gadis yang sedang terbaring lemah diranjang pasien dengan kaki dan kepala yang diperban juga infus yang menancap di tangan kirinya. Kaki william gemetar, takut akan apa yang nanti karen lakukan padanya setelah mengetahui kondisinya. Namun william bukanlah seorang yamg pengecut sehinnga akab kabur dari masalahnya.
"Maafin gue" lirih willian sambil menatap nanar karen lalu duduk di kursi samping ranjang pasien karen.
"Ngh.." lenguhan karen membuat william yang baru saja duduk kembali berdiri.
"Lo udah sadar?" Tanya william khawatir saat melihat karen yang membuka matanya.
"Gue dimana?" Tanya balik karen
"Lo dirumah sakit. Tadi gue nggak sengaja nabrak lo waktu lagi nyebrang. Maafin gue ya ren, gue bener2 nggak sengaja. Tadi gue buru2 jadinya nggak lihat li yang lagi nyebrang please ren maafin gue." Terang william panjang lebar sambil menangkupkan kedua tangannya didepan karen.
"Hmm nggak papa.. lagian cuman lula ringan kan william?" Tanya karen sambil terus berusaha mendudukkan dirinya. Ya! Karen dan william memang saling kenal karena mereka satu ekskul disekolah mereka yaitu basket.
"L.. luk.. luka di kepala lo nggak terlalu parah kok." Jawab william gugup sekaligus tak tega.
"Syukurlah.. tapi kok kaki gue susah digerkain ya dari tadi gue berusaha buat duduk aja susah.. kaki gue nggak papa kan will? Soalnya lo tau sendiri habis ini gue bakal ada turnamen basket." Ucap karen kebingungan sambil terus berusaha untuk mendudukkan dirinya.
"I..it..ittu.. itu kaki lo cuman lumpuh sementara kok 2 bulan lagi juga sembuh." Balas william berusaha tenang.
"Lumpuh sementara? William lo jangan bercanda deh gue serius tau.. lagian turnamennya itu 1 bulan lagi. Gue nggak lumpuh kan will? Lo bohong kan? Lo cuman bercanda kan?" Ucap karen cepat sambil terus berusaha menggerakkan kakinya. Karen berusaha menyangkal bahwa sekarang kakinya mengalami kelumpuhan meski hanya sementara.
"William lo bohong kan.. gue nggak mungkin lumpuh kan? 1 bulan lagi gue ada turnamen basket gue nggak mungkin bisa main basket tanpa kaki.. please will jangan bercanda nggak lucu! WILLIAM!!" Ocehan karen lirih tatapannya terlihat kosong william merasa semakin bersalah william memeluk kepala karen berusaha menenangkannya.
"Gue nggak bercanda ren. Lo beneran lumpuh. Gue juga pengennya ini cuman mimpi ataupun candaan gue tapi ini kenyataan ren. Lo harus sabar ren, sekali lagi maafin gue ya." Ucap william sambil terus berusaha menenangkan karen dia merasa iba sekaligus bersalah kepada karen karenanya karen tidak bisa mengikuti turnamen basket yang tlah lama karen inginkan.
"Maaf? William gue lumpuh, gue nggak bisa ikut turnamen bulan depan terus dengan gamoangnya lo bilang maaf dan nyuruh gue sabar? LO TAU GUE UDAH IMPIIN BUAT IKUT TURNAMEN BASKET ITU TAPI SEKEJAP SMEUA ITU HANCUR KARENA KECELAKAAN YANG GUE ALAMI!" Teriak karen menepis kedua tangan william dia sangat seidh dan hancur. Impiaannya selama ini yang tinggal menghitung bulan harus kandas dengan cara seperti ini. Karen frustasi dia terus berteriak dan menangis tatapannya kosong dia hancur.
"KAREN! JANGAN KAYAK GINI LO BIKIN GUE MAKIN NGERASA BERSALAH SAMA LO DAN NGGAK BISA MAAFIN DIRI GUE SENDIRI!" Ucap william ikut berteriak membuat karen terkejut dan mengembalikan sedikit kesadarannya.
"Gue.. gue minta maaf gue minta maaf gue nggak sengaja gue yang salah please maafin gue." Ucap william lagi kinj nada bicaranya mulai melembut dan kembali membawa karen dalam dekapannya.
"Terus gue harus gimana will? Gue lumpuh! Lumpuh! Gue nggak bisa ikut turnamen basket yang selama ini gue impiin. Gue juga pemain inti dalam tim basket cewek disekolah kita. Terus kalo gue lumpuh gue nggak bisa main basket nantinya." balas karen terus menekankan kata lumpuh dalam setiap kalimatnya.
"William kasih tau gue gimana caranya gue main basket tanpa kaki will?" Cicit karen lirih sambil terus menangis dalam dekapan william.
"Lo tenang aja gue bakal bikin lo sembuh sebelum pertandingan. Dan kalau gue gagal gue rela lo hukum apa aja bahkan masuk ke penjara." Lirih william yang masih bisa karen dengar membuat karen sedikit memiliki harapan dan bisa bernapas lega.
"Lo nggak Bohong kan will?" Tanya karen sedikit ragu
"Nggak.. gue bakal usahain sebisa gue." Jawab william mantap. Namun hati william berkata lain, sebenarnya ia ragu. Bisakah ia membuat karen sembuh dalam waktu satu bulan? Padahal kata dokter waktu paling cepat karen untuk sembuh
adalah 2 bulan.ENTAHLAH.
.
.
Makaseu uda baca:)
09-04-19
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married
Teen FictionDijodohin sama pacar? Itu hal yang membahagiakan. Dijodohin sama mantan? Biasa aja. Tapi bayangin deh, dijodohin sama pacar sahabat sendiri! Itu rasanya tuh kayak nano nano ada asem pedes manis jadi satu. Disatu sisi harus berbakti dan disatu sisi j...