4

2.5K 92 1
                                    


Sejak tadi raka hanya diam di kamarnya sambil memegang gitar kesayangannya. Dia mendongakkan kepalanya menatap langit langit kamarnya dengan tatapan kosong.

"Raka kamu belum tidur?" Tanya sang ayah yang tiba tiba datang ke kamarnya yang berwarna serba putih membuyarkan lamunannya.

"B..belum yah ada apa?" Tanya balik raka sambil menghadap sang ayah yang duduk di kursi belajarnya.

"Tadi kata kepala sekolah kamu bikin ulah lagi?" Ucap sang ayah menginterogasi

"Sama cewek lagi" ucap ayah nya lagi, dan araka hanya menggangukan kepalanya sebagai jawaban nya

" Rak, dengerin ayah, meskipun kamu ngga akan dikeluarin dari sekolahmu meski kamu buat onar terus, tapi setidaknya kamu harus tetap patuh sama peraturan sekolah, ngerjain tugas sekolah, dan jangan sering bolos " jelas ayah nya

" Iya yah " jawab raka kepada sang ayah.

" Dan kata kepala sekolah mu juga kamu sering nge bully temen temen kamu ya, yang paling sering itu yang cewek siapa namanya ayah lupa tadi siapa namanya" ucap ayah nya lagi

"Gwen?" Tanya raka

" Nah iya gwen, kenapa kamu sering ngebully dia, sedangkan dia ngga pernah buat masalah samau kamu rak?" Tanya balik sang ayah

"Entah lah yah.. raka suka tiap lihat wajah marah dan sebelnya lucu." Jawab raka sambil membayangkan betapa lucu nya wajah gwen saat sedang ia bully.

" Eh dasar anak orang itu, bentar bentar jangan jangan kamu suka sama gwen gwen itu ya?" Tanya sang ayah

" Apa cantik kah cewek yang bernama gwen itu" tanya ayah nya penasaran, karena selama ini sang putra tak pernah ingin bercerita jika berhubungan dengan seorang cewek

" Hah raka suka sama tu cewek cupu, ngga mungkin lah yah!" Jelas raka

"Dan perlu ayah tau itu cewek udah cupu dekil lagi ih" jelas araka lagi.

" Hmm, terserah kamu udah tidur sana udah malem ini" ucap ayah nya sambil menepuk pundak anak nya itu dengan pelan lalu beranjak pergi meninggalkan araka dikamarnya.

" Yah kapan bunda ngga benci lagi sama araka?" Tanya raka tiba tiba membuat langkah kaki yang tadi berbunyi menjadi hening.

" Kapan bunda ngga jijik liat muka araka?" Tanya lagi dengan nada agak lesu.

" Kapan bunda bisa ketawa bareng, ngobrol bareng, dan kapan bunda meluk araka?" Araka kembali bertanya pada sang ayah.

" Raka, ayah pernah bilang kan sama kamu, bunda itu ngga benci sama kamu, bunda itu ngga jijik liat muka kamu, bunda hanya masih shok" jelas ayahnya.

" Kenapa setiap araka mau deket sama bunda, bunda selalu mengelak?"

" Bunda sedang sibuk mungkin" jawab ayah nya

Araka POV

" Yah kapan bunda ngga benci lagi sama araka?" Tanyaku tiba tiba

" Kapan bunda ngga jijik liat muka araka?"

" Kapan bunda bisa ketawa bareng, ngobrol bareng, dan kapan bunda meluk araka?"

" Raka, ayah pernah bilang kan sama kamu, bunda itu ngga benci sama kamu, bunda itu ngga jijik liat muka kamu, bunda hanya masih shok" jelas ayah

" Kenapa setiap araka mau deket sama bunda, bunda selalu mengelak?"

" Bunda sedang sibuk mungkin" jawab ayah

" Apa sesibuk itukah bunda sampai sampai selama 6 tahun ini tak pernah menggurusku, mencium ku, dan memeluk ku yah?" Tanyaku lagi lagi dan lagi.

" Aku sudah cukup diam selama 6 tahun ini yah, apa ayah tau itu"

"Ayah tau! Tanpa kamu cerita ayah tau dari sikap bunda. Tapi ayah nggak bisa apa apa, beri bundamu waktu raka. Bundamu masih syok." Ucap ayah terdengar frustasi sambil berjalan mendekati raka.

Author POV

"Ini semua karena dia! Kalo aja dia nggak mati bunda nggak akan benci dan jijik liat muka aku." Ucap raka sambil menunjuk sebuah foto dengan tatapan tajam. Raka berdiri dari duduknya dan berjalan menuju nakasnya tempat foto tadi dan berniat untuk melemparnya kelantai.

"Raka!" Teriak seorang wanita paruh baya sambil menggenggam erat tanggan raka dan memberinya tatapan tajam.

"Apa yang mau kamu lakuin sama foto itu!?" Tanya wanita itu yang tak lain adalah sang ibu sambil merebut foto yang tadi digenggam raka dan memeluknya erat.

"Bu..bun...da... aku hanya..." Jawab raka terbata.

"Sudahlah sonya kasihan raka, lebih baik kita tinggalkan dia sendiri saja ya." Ucap sang ayah menengahi lalu menggandeng tangan sang istri untuk diajak keluar.

"Kalian slalu aja begini kalau sama aku! Aku ini anak kalian atau bukan? Kalian slalu memprioritaskan dia yang udah mati dan slalu meninggalkan aku sendirian sendiri, apa kalian tau!"

" Raka jaga ucapan kamu!" Teriak bunda nya itu.

" Kenapa bun, raka juga pengen diperhatiin sama bunda, pengen dipeluk sama bunda dicium sama bunda, apa bunda ngerti itu, selama 6 tahun ini raka udah cukup diam diperlakuin kayak gitu sama bunda"

" Raka" ucap ayah nya lirih

" Ngga biarin yah, biarin raka ngungkapin perasaan raka sekarang langsung didepan BUNDA" jawab raka sambil menekankan kata bunda lalu melirik tajam kearah bundanya itu.

💮💮💮

Maaf jika part ini pendek.
Dikarenakan Kami sedang melaksanakan ujian jadi Kami Akan up lagi setelah ujian selesai. Sekian terimakasih.


Nachsalf 🎀

19-04-19

Young MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang