17

1.4K 62 2
                                    

Mentari telah terganti oleh rembulan. Para manusia yang tengah sibuk bekerja mulai berkemas untuk kembali ke rumah membuat jalanan ibu kota sangat ramai dan macet. Gwen yang berniat untuk pergi ke supermarket pun diurungkan.

"Dek katanya lo mau ke supermarket?" Tanya bryan yang tiba tiba masuk kedalam kamar gwen.

"Ogah males macet gini. Yang ada ntar gue sampe rumah jam 12 malem." Jawab gwen santai tak heran jika abangnya itu tiba tiba masuk kedalam kamarnya.

"Emm dek gue mau curhat nih sama lo." Gwen yang mendengar itupun seketiak tertawa terpingkal pingkal.

"Lo mau curhat? Kesambet apaan lo?" Tanya gwen masih tertawa, karena melihat raut kesal bryan gwen pun menghentikan tawanya lalu mengubah posisinya yang tadi tiduran di ranjangnya kini menjadi duduk menghadap bryan.

"Emm sorry sorry bang. Lo mau curhat apaan emang?" Gwen merubah ekspresinya menjadi sedikit serius. Bryan pun duduk di depan gwen sambil tersenyum malu malu.

'Abang gue kesambet apaan nih? Kok jadi begini.'~gwen dalam hati

"Gue lagi suka sama cewek nih." Ucap bryan membuat gwen shock hingga tersedak ludahnya sendiri.

"Lo suka sama siapa bang?" Tanya gwen kepo.

"Ada temen sekampus gue. Dia cantik, baik, manis, rajin, perhatian, sopan, pokoknya idaman banget deh." Jawab bryan sambil matanya menerawang membayangkan sang gadis pujaan.

"Bentar deh. Kalo denger dari ciri2 nya kok kayaknya gue banget ya." Balas gwen terlihat berpikir yang langsung mendapat jitakan di puncak kepalanya, siapa lagi kalo bukan bryan pelakunya.

"Aduhh.. jahat banget sih lo sama adik sendiri." Hardik gwen membuat bryan kesal.

"Heh ogeb gue mau curhat eh lo malah muji muji diri lo sendiri." Balas bryan mengerucutkan bibirnya. Sumpah bukan bryan banget ini.

"Kalo lo suka yaudah tembak lah." Ucap gwen sambil mengusap keningnya bekas jitakan bryan tadi.

"Pengennya sih gitu, tapi gue takut ditolak." Balas bryan membuat gwen gemas.

" Gini ya bang bryan sayang. Kalo lo suka ya tembak lah, kalo lo ditolak yaudah tembak lagi sampe dia mau nerima lo. Cinta itu tentang perjuangan bang. Buktiin ke dia kalo lo beneran suka, cinta, dan sayang sama dia!" Mendengar saran dari gwen membuat bryan sedikit tenang. Ya bryan tak salah curhat dengan adiknya meskipun gwen kadang jahil dan ngeselin tapi dia selalu punya jalan untuk setiap masalah bryan.

"Makasih dek." Ucap bryan memeluk gwen. Sumpah ini nggak bryan banget, mungkin efek jatuh cinta kali ya ehe.

"Bang bau lo asem banget. Nggak mandi berapa hari sih?" Tanya gwen saat mencium aroma tak sedap dari badan abangnya itu.

"Baru juga 2 hari. Tapi gue tetep ganti baju kok." Jawab bryan melepas pelukannya.

"Eh ogeb 2 hari kok baru! Gimana tuh cewek mau nerima lo kalo lo jorok kayak gini." Ucap gwen berapi api bukan apa apa tapi bau bryan memang sudah keterlaluan.

"Ya dia harus nerima gue apa adanya dong." Ucap bryan tak mau kalah dengan sang adik.

"Tapi paling nggak lo ada usaha kek. Udah sono mandi bau lo udah kayak ketek nya samson!" Balas gwen sambil mendorong bryan hingga jatuh tersungkur ke lantai.

"Sialan,Iya iya gue mandi." Ucap bryan kesal lalu keluar dari kamarnya.

Setelah bryan keluar gwen pun mengunci pintu kamarnya dan berniat untuk tidur tapi nihil dia tetep nggak bisa tidur.

"Ahh gue kenapa sih kok mikirin dia mulu?" Teriak gwen frustasi sambil mengacak acak rambutnya.

"Gue ini walo terpaksa udah jadi pacarnya araka! Jadi gue nggak boleh mikirin cowok lain!"

"Iya gwen lo harus mikirin araka aja."

"Sekarang lo tidur dan lupain kejadian tadi oke?"

Gwen pun menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan berusaha untuk tidur.

🌸🌸🌸

Sepi. Itulah kata yang tepat untuk kelas william, bagaimana tidak sepi? Kalo dikelas sebesar ini hanya ada 3 orang murid yang sudah datang. Dia, karen, dan tio. Memang sih ini baru jam 06:15 jadi wajarlah kalau kelas masih sepi.

"Em gimana kemaren sama gwen?" Tanya karen kepo.

"B aja." Jawab william datar.

"Ohhh.. masak nggak ada yang spesial?" Tanya karen belum puas dengan jawaban william.

"Ga sayang." Jawab william menambahkan kata sayang membuat wajah karen bersemu merah.

Dikelas lain gwen sedang berusaha mati matian untuk bersabar menghadapi tingkah laku araka yang nyebelinnya masyaallah.

"Bee lo ntar pergi yuk sama gue." Ajak araka yang ke 33 kali.

"Kan aku tadi udah bilang iya araka. Lagian stop panggil aku 'bee' emang aku lebah, lagipula jijik aku denger nya" Balas gwen kesal karena sejak tadi araka mengulang ngulang hal yang sama.

"Ogah itu kan panggilan kesayangan gue buat lo." Ucap araka datar.

"Kayak anak alay tau." Ucap gwen beralibi.

Saat ini mereka sedang duduk dibangku gwen saling berhadapan. Tadi pagi araka menjemput gwen kerumahnya, awalnya gwen menolak namun karena ancaman dan paksaan dari araka akhirnya gwen pun mengalah.

"Kita tuh lebih tinggi dari anak alay." Ucap araka membuat gwen berkerut dahi.

"Apaan? Cabe? Terong?" Tanya gwen.

"Itu sama aja kali bee. Lagian anak alay itu kalo pacaran manggilnya 'ayah bunda' 'papi mami' lo mau gue panggil gitu?" Tanya balik araka membuat gwen bergidik ngeri mendengar penuturan araka tadi.

"Ogah." Jawab gwen sambil menggelengkan kepalanya kuat.

"Udah ah aku mau belajar habis ini ada ulangan harian. Kamu nggak belajar?" Tanya gwen lagi yang langsung dibalas gelengan oleh araka.

"Punya pacar pinter kenapa nggak dimanfaatin?" Ucap araka enteng yang langsung dibalas pelototan oleh gwen.

"Aku nggak mau ngasih contekan ke kamu!" Ucap gwen tegas

"Pelit banget sih sama pacar sendiri juga." Balas araka merajuk.

"Bodo amat. Udah sono belajar keburu gurunya dateng." Ucap gwen mengusir.

"Pacar kejam!" Gumam araka sambil beranjak dari duduknya dan berjalan menuju bangkunya yang terletak dipaling belakang sedangkan gwen berada di paling depan dekat pintu.

Tak lama setelah araka duduk di bangkunya bel pun berbunyi. Murid murid yang tadinya diluar kelas pun berbondong bondong masuk kelas dan duduk di bangkunya masing masing, yang disusul oleh pak anton guru bahasa indonesia.

🌸🌸🌸








Makasih udah baca ❤

22-06-19

Young MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang