25

1.6K 48 5
                                    

Kalo ada typo atau kesalahan ingetin oke!

ENJOYYY!!!!

__________________________

Karen duduk dengan perasaan tak karuan, disampingnya sang mantan bahkan masih duduk dengan tenang tanpa merasa deg deg an sama sekali. Tadi saat william baru selesai memarkirkan mobilnya, karen tiba tiba datang dan mengajak mengobrol sebentar di bangku taman sekolah.

"Gue emm.. cuman mau tanya, apa alasan lo mutusin gue?" Tanya karen to the point membuat william bingung dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Mungkin kita emang harus putus." Jawaban william sama sekali tak menjawab pertanyaan karen, membuat gadis itu mendesah frustasi.

"Ya tapi kenapa? Dulu aja waktu lo nembak gue romantis banget." Karen masih tak mau kalah dia kembali bertanya dan menyudutkan william.

"G..gg..gue, masih sayang sama lo wil." Karen berucap lagi membuat dada william sesak, dia merasa bersalah karena mengakhiri hubungannya dengan karen, atau karena memulai hubungan dengan karen? Entahlah yang pasti dia menyesal.

"Ada satu hal yang bikin kita nggak bisa sama sama lagi." William berucap tegas setelah diam beberapa saat. Dia merasa sangat kejam saat ini, tapi nggak mungkin kan dia jujur kalau alasan mereka putus karena dirinya menikah dengan gwen, yang notabene nya sahabat sang mantan.

"Iya apa? Kasih satu aja alasan, yang bisa bikin gue nerima keadaan." Lagi karen meminta jawaban, hanya satu tapi william tidak bisa menjawab? Dasar payah!

"Sorry ren."

William menghela nafasnya lelah, berdiri dari bangku taman yang mereka duduki. William baru akan melangkah saat suara karen lagi lagi mrnginterupsi.

"Lo pengecut wil! Gue benci sama lo!" Pekik karen kesal sekesal kesalnya. Dia masih sangat sayang bahkan cinta dengan william, dan keputusan laki laki itu untuk memutuskan hubungan mereka sangat membuat karen patah hati dan sekaligus hancur.

"Nggak semua kejadian itu ada alasannya, ren. Dan gue minta maaf udah nyakitin lo. Mending lo cari pengganti gue, banyak yang lebih baik dari gue." Setelah itu william benar benar pergi meninggalkan karen yang kacau. Hatinya benar benar sakit, dia menyesal telah jatuh pada william.

"Brengsek lo wil!" Karen berteriak namun yang diteriaki sudah menghilang entah kemana.

"Lupain aja william, lo harusnya sadar kalau ada orang yang lebih tulus sama lo, karen." Suara bariton itu berucap lirih, sedari tadi dia bersembunyi di balik tembok. Hanya ingin mendengar apa yang karen dan william bicarakan. Dan melihat kelakuan william membuat dia kesal. Karen, sang pujaan hatinya telah disakiti dan kini saatnya dia untuk membalas.

"Tunggu sayang, gue bakal balesin sakit hati lo sama si William." Dia tersenyum miring, lalu pergi menghilang entah kemana.

🌸🌸🌸

"William semangat!" Teriakan para fans william menggema diseluruh lapangan, tatkala sang most wanted dan tim nya masuk ke lapangan. Saat ini mereka akan melawan tim sekolah lain, untuk masuk ke final dan menjadi juara 1.

'Semoga lo menang:)'

Satu pesan itu ibarat listrik yang mengalirkan semangat pada diri william. Ya! Siapa lagi pengirimnya kalau bukan gwen?. William mulai memperlihatkan kebolehannya dalam bermain basket, membuat siapa saja terpukau atas aksi dan juga ketampanannya hehe.

"Eh gwen? Lo ngapain kesini?" Tanya seorang gadis membuat gwen menegang seketika. Kenapa dia lupa, kalau william satu sekolah dengan karen. Benar! Gadis yang bertanya tadi adalah karen.

"Ekhem.. emmm anu, gue cuman mau nonton kok." Balas gwen terbata karena gugup. Karen yang mendengar itu pun mengernyitkan dahinya bingung.

"Tumben, lo kan nggak terlalu suka sama basket, dan araka juga nggak main." Skak mat! Gwen seperti maling yang sudah ketangkap basah, dia bingung harus menjawab apa. Sedangkan karen masih terus menatapnya dengan tatapan menuntut meminta jawaban.

"Ohh, gue males. Araka gangguin gue mulu, terus ada ulangan fisika lagi yang sialnya gue lupa belajar. Yaudah gue kabur deh kesini." Sepertinya alibi gwen cukup kuat, nyatanya karen sudah mengangguk tanda paham dan itu membuat gwen menghela nafas lega.

'Alhamdulillah ya allah.' ~batin gwen lega.

"Lagian lo nggak kangen apa sama gue? Udah agak lama lho kita nggak ketemu." Gwen berusaha mengubah topik pembicaraan.

"Kangen banget say, hahahaha." Jawab karen tertawa, hati gwen sedikit sakit. Dia merasa jahat. Sahabat macam apa dia yang malah menikahi pacar sahabatnya sendiri? Kau kejam gwen. Paling tidak itulah pemikiran gwen.

"Yaudah ngobrol ngobrol yuk," Ajak gwen yang langsung diangguki semangat oleh Karen.

"Eh btw nggak mau lanjut nonton dulu?" Tanya karen saat mereka akan berjalan menuju kantin.

"Ah Lebih enak ghibah sama lo, ketimbang nonton basket." Jawab gwen yang disambut tawa dari keduanya, mereka memang sahabat yang sulit terpisahkan.

"Lo sendiri nggak nonton?" Tanya balik gwen membuat wajah karen yang tadinya semangat tiba tiba murung.

"Mau nonton juga buat apa? Gue kan udah putus sama william. Udah nggak ada yang kudu gue semangatin." Jawab karen dan diakhiri senyum kecut. Karen memang benar benar kuat, membuat gwen lagi lagi merasa jahat.

"Ah udahlah nggak usah galau galau lagi. Gue harus move on! Ayok ke kantin kita ghibah sambil makan." Karen tertawa lagi, menarik lengan gwen yang sempat terdiam ditempatnya tadi. Entahlah ucapan karen benar benar membuat dia merasa jahat.

'Maafin gue, ren. Maafin gue yang udah bikin lo sedih.' ~batin gwen menyalahkan dirinya sendiri.

==================

Makasih udah baca:3

Moga ceritanya ga tambah absurd ya, hehe

Maaf kalo lama banget buat up nya:))

---------------------------------------

To be continued...

05-12-19

Young MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang