5

2.6K 86 3
                                    

"Bunda raka mau tanya, bener raka ini anak ayah sama bunda?" Tanya raka dengan senyum kecutnya dan melirik tajam kearah bundanya.

"Kamu ini ngomong apa? Ya pastilah kamu anak ayah sama bunda. Sudahlah nggak perlu dibahas lagi." Jawab sang ayah sedangkan sonya hanya diam menatap tajam putranya dan memeluk erat sebuah foto yang tadi hampir dilempar oleh raka.

"Tapi kenapa sikap kalian kayak gini kalo sama raka? Kenapa yah? Bunda juga kenapa slalu belain dia yang udah mati! Mati! Dia udah mati bunda! Kenapa bunda nggak mau ngerelain dia dan hidup seperti semula? Bunda jawab raka!" Ucap raka yang penuh penekanan disetiap kalimatnya. Mata raka menyorotkan emosi dan kekecewaan, dia tau membentak seorang ibu itu dosa namun dia sudah tak tahan selama ini slalu diasingkan bahkan oleh ibunya sendiri.

"Bunda jawab raka! Raka salah apa bunda?" Tanya raka lagi karena tak kunjung mendapat jawaban dari sang bunda.

"Ka..kka.. karena kamu yang udah bikin dia mati. Ya! Kamu yang buat dia mati! Kamu yang bikin dia nggak bisa ngejar imipiannya karena kamu araka!" Jawab sang ibu dengan nada membentak membuat raka terkejut.

"Kalo aja dulu kamu nggak ceroboh mungkin dia masih ada diantara kita. Karena kamu dia mati! Kamu pembunuh araka! Ini semua bukan salah dia tapi salah kamu!" Ucap sang bunda mulai histeris dan lebih erat memeluk foto tadi.

"Kamu nggak berhak nyalahin dia atas berubahnya sikap ku ke kamu! Ini semua salah kamu!" ucap sang bunda yang semakin histeris kini air mata sudah mengalir deras dipipi sang bunda.

"Araka kamu puas bikin bundamu kayak gini? Iya? Apa ini yang kamu mau? Ayah udah bilang berapa kali buat jangan bahas soal ini lagi!" Ucap sang ayah yang sejak tadi hanya diam melihat pertengkaran antara istri dan anaknya.

"Araka jawab!" Bentak sang ayah sedangkan araka hanya diam tak bergeming.

"ARAKA!" teriak sang bunda membuyarkan lamunan araka

"Kamu mau apain foto dia? Jangan macem macem!" Sambung sang bunda dengan nada meninggi. Raka masih diam dengan seribu pertanyaan di kepalanya. 'Jadi dari tadi gue ngelamun dan ngayal? Jadi semua itu nggak kejadian?' batin raka.

"Mm.. ra..rakka cuman mau bersihin doang kok bun. Nggak raka apa apa in." Ucap raka terbata

"Jangan macem macem sama foto dia kalo kamu masih mau bunda yang merawat kamu!" Ancam sang bunda lalu melenggang pergi diikuti sang ayah.

"Raka ayah kekamar dulu. Kamu istirahat lupakan pikiran buruk tentang ibumu dan jangan ganggu murid perempuan itu kasihan." Ucap sang ayah sebelum melenggang pergi sedangkan raka hanya diam tak mengerti dengan apa yang terjadi. 'ah bodo amatlah mending gue tidur..' batin araka lalu berjalan menuju ranjangnya dan tertidur.

🌸🌸🌸

Sinar mentari telah menyapa pagi ini beberapa orang bahkan sudah sibuk dengan pekerjaannya masing masing. Terlihat seorang murid perempuan bername tag arabella gwen wilton yang sedang berjalan dengan penuh semangat menuju kelasnya membuat rambut yang ia kuncir layaknya ekor kuda ikut bergerak sesuai langkah kakinya. Baru saja gwen melangkahkan kakinya kedalam kelas yang masih sepi karena jam baru menunjukkan pukul 06.00 dia sudah dikejutkan dengan raka yang sudah duduk manis dibangkunya.

"Mm.. permisi aku mau duduk." Ucap gwen ragu sambil mendekat menuju bangkunya.

"Yaudah duduk aja." Ucap raka santai dan menaikkan satu kakinya sambil meminum minuman kaleng kesukaannya.

"Dimana?" Tanya gwen refleks.

"Ya dikursilah masak iya digenteng lucu amat lo cupu." Ucap raka tetap fokus pada minuman kalengnya.

"Kan bangku ku kamu duduki.." ucao gwen ragu sambil terus menunduk.

"Ya gimana? Lo mau gue pangku?" Tanya raka spontan membuat gwen langsung menggeleng kuat dan berlari menuju bangku paling belakang yang berjarak 4 bangku dibelakang bangkunya yang diduduki raka.

"Lo kenapa malah duduk disitu?" Tanya raka sambil menoleh kearah gwen yang sudah duduk rapi dibangku barunya.

"Akk.. akku le.. lebih nya.. nyaman disini." Jawab gwen takut. Bohong! Gwen sebenernya tidak suka duduk di bangku paling belakang namun dia juga takut jika harus duduk di samping raka lebih baik dia yang mengalah

"Ohh." Ucap raka singkat. Setelah itu tak ada percakapam lagi diantara mereka. Tiba tiba handphone gwen berdering keras karena belum sempat disilent oleh gwen membuatnya gugup karena takut mengganggu raka dan langsung menjawabnya.

"Halo?" Tanya gwen

"....."

"Oh oke aku segera kesana." Ucap gwen suaranya terdengar panik.

"......"

"Gampang nanti aku bisa ijin yang penting karen selamat dulu. Oke aku otw." Setelah itu gwen langsung mematikan telfonnya dan berlari kencang meninggalkan kelas menghiraukan panggilan dari raka.

"Oi cupu! Oi lo mau kemana? Tungguin oy!" Teriak raka yang langsung berlari menyusul gwen.

Gwen terus berlari secepat yang ia bisa mencari taksi itulah tujuan pertamanya. Dia berlarian dipinggir jalan sambil sesekali melambaikan tangannya ketika melihat taksi yang lewat.

"Gue anterin buruan." Ucap raka yamg tiba tiba datang menggunakan motornya. Raka tau gwen terburu buru dan pasti dia akan kesulitan mendapatkan taksi dijam kerja seperti ini. Jadi dia berinisiatif untuk memberikannya tebengan.

"Mm.. tap.. tapi." Ucap gwen takut.

"Udah buruan naik cupu ah lelet amat lo. Jam segini nyari taksi tuh susah, kalo lo nggak mau yaudah gue duluan." Ucap raka dengan wajah ketusnya.

"Iya iya aku mau. Tunggu sebentar." Ucap gwen lalu naik ke motor raka dengan kesusahan karena tubuhnya yang mungil.

"Lama banget sih lo timbang naik aja." Ucap raka sambil memberikan helm kepada gwen yang dia dapat dari motor yang parkir disebelahnya.

"Ma..maaf ta... tadi na... na..naiknya susah." Jawab gwen seadanya.

"Makanya tumbuh tuh keatas.. dasar cebol." Ucap raka membuat gwen geram karena berani beraninya dia menyindir soal tinggi badannya gwen itu bukan cebol tapi mungil. Raka segera melajukan motornya namun baru beberapa saat dia kembali menghentikan laju motornya.

"Kenapa?" Tanya gwen heran saat motor raka berhenti dipinggir jalan.

"Lo belum bilang kita mau kemana bego!" Jawab raka kesal.

"Mam... maaf lu.. lu.. lupa. Em ke.. ke rumah ssa.. sakit citra se
hat." Balas gwen dan hanya dibalas anggukan oleh raka yang kembali melajukan motornya menuju rumah sakit

💮💮💮



































































Helo haiiii ada yang rindu kami,,, eheh cerita kamii?????

Maaf ya baru bisa up sekarang, hehe karena kemarin kemarin kemarinya lagi kita ada ujian kehidupan huahua-,

Maaf juga kalo ceritanya pendek dan tambah gajelas.

Jangan lupa vote + comments

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Salam hangat sehangat hangat nya

Nachsalf 🎀

28-04-19

Young MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang