ZAT PADAT || Kakak kurang ajar

2.6K 310 13
                                        

"Kak Ona!"

Niel masuk kedalam rumah sembari berteriak, entah sudah keberapa kalinya ia merasa kesal hari ini. Pertama pagi tadi dengan Mars dan Ona, kedua dengan Hazel si cewek gila dan sekarang kembali dengan Ona. Niel berdecak keras, berpikir semua orang sangat suka bila dia merasa kesal.

"Kak Ona!"

Tidak lama Ona datang berlari tergesa-gesa dari arah tangga, tetapi tidak sendiri dibelakang Ona juga ada Atha yang juga bertampang panik. Wajah keduanya sama-sama berantakan, Niel dapat menebak keduanya baru bangun dari tidur siang.

"Dek, lo kenapa teriak-teriak? Habis kena musibah ya?" Ona menghampiri Niel tanpa rasa bersalah, membolak-balikkan tubuh sang adik. Namun tidak ia dapati luka sesenti pun disana.

Atha ikut mendekat, "Kenapa? Lo kenapa?"

"Iya! Musibah gue itu lo! Gue yang dari jam setengah empat sampai jam 6 nunggu jemputan tapi enggak ada yang jemput dan lo berdua malah enak-enakan tidur?!" Cerocos Niel kesal, matanya menatap nyalang kedua kembar bersaudara dihadapannya ini. "Tega banget lo berdua!" Lantas Niel pergi dengan langkah cepat menuju lantai atas, kamarnya.

Kedua saudara kembar itu masih diam ditempat, melongo mendapati adik bungsu mereka pulang dengan wajah tertekuk, seragam Sekolah berantakan dan tasnya yang telah terlempar ke sofa.

Ona memukul pundak Atha keras, "Lo sih! Kan udah gue bilang jangan ikut tidur, lupa kan jadinya jemput." Omel Ona pada Atha. Mereka berdua hari ini sama-sama free, dan juga semalam saat Niel mengeluh motornya sakit, dia langsung mengajukan diri untuk menjemput, sayangnya dia malah ngantuk terus ketiduran dari jam 2 siang tadi, padahal Ona sempat berpesan pada Atha agar membangunkan dia jam 3 tetapi Atha juga ikut tertidur.

Atha menghempaskan tubuhnya pada sofa, "Gue ngantuk, juga-an yang nawarin diri buat jemput Niel kan elo bukan gue. Kenapa gue jadi ikut kena imbasnya?" Gumam Atha dengan wajah nelangsa.

Rambut panjangnya yang sudah acak-acakan kembali Ona acak-acak, turut ikut mendudukan diri pada sofa. Memikirkam cara agar Niel segera memaafkan mereka berdua, sampai sebuah ide terbesit dalam kepala Ona.

"Tha! Lo ke Rahayu bengkel sana!" Suruh Ona tidak ada angin tidak ada hujan.

Atha mengernyit bingung, "Ngapain ke bengkel si? Males banget gue."

"Biar dimaafin lah... kan motor si Niel hari ini beres. Jadi lo ambil kesana sekalian beliin gue sama Niel makanan." Ona menaik turunkan alisnya mencoba membujuk Atha.

"Ogah ah! Males gue mau rebahan aja." Tolak Atha mentah-mentah.

"Durhaka banget lo jadi adek. Mau lo kita dimusuhin sama Niel terus? Enggak kan?"

Decakan milik Atha terdengar, lelaki yang baru saja menginjak usia ke-24 tahun itu bangkit menatap Ona yang tengah gembira malas, "Uang lo mana dulu?" Dia menjulurkan tangan kepada Ona.

"Pakai duit lo lah, masa iya duit gue." Ona mengibaskan tangannya, mengusir Atha.

"Yeu... enak banget monyet, ngaca woi! Disini bayaran lo lebih tinggi dari gue," Oceh Atha tak terima. "Buru mana sini duitnya! ambilin jacket gue juga."

Ona memutar bola mata, berjalan menuju kamar lantas mangambil 4 uang 100 ribuan, tidak lupa jacket cowok itu yang sempat ia ambil tadi didalam kamar Atha lantas ia berikan pada adik kembarnya, walaupun terdapat unsur keterpaksaan.

"Lho... mau kemana Bang?"

Pintu utama terbuka menampilkan Mars yang baru saja datang dari kampus. Menggaruk tengkuknya bingung, karena tidak biasanya Atha keluar rumah disaat mendapatkan libur, sebab abangnya yang satu itu lebih memilih menghabiskan waktu didalam kamar untuk tidur daripada kongkow bersama teman-temannya.

ZAT PADATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang