Parkiran Sekolah telah ramai dipenuhi oleh kendaraan. Dan Niel bisa melihat perkumpulan sahabat-sahabatnya tepat diujung parkiran. Mereka duduk diatas motor masing-masing, perlu kalian ketahui Niel bukannya tidak diijinkan untuk mengendarai sepeda motor tapi kendaraannya itu sedang berada di bengkel. Jadi dia tidak bisa berangkat bersama sahabatnya yang lain.
Setelah berpamitan kepada Bagas, Niel kemudian turun dari dalam mobil, tanpa ba bi bu langsung menghampiri para sahabatnya. Kedatangan Niel mengundang tatapan mereka semua sontak tertuju kepada Niel.
"Si Adek... motornya kemana dek?"
Ledekan itu terdengar tepat setelah Niel berada dihadapan mereka, Niel menatap datar Dika, apalagi mendengar panggilan menjijikan cowok itu. Membuat Niel bergidik geli. Dengan cepat Niel menoyor kepala sahabatnya keras sampai si pemilik kepala mengaduh kesakitan.
"Adek... adek mulut lo monyong! Geli gue bangsat!" Umpat Niel kepada Dika, masih bergidik geli.
Abi dan Gian kompak tertawa, mereka paham betul tabiat Dika yang memang terkenal jahil minta ampun apalagi terhadap Niel, tingkat kejahilan Dika meningkat 100%. Jadi mereka hanya mampu memaklumi, juga menjadi sedikit terhibur akan kejahilan Dika.
"Masuk kuy, bentar lagi bel." Ajak Abi merangkul bahu Niel. Yang secara spontan Niel hempaskan lantas berjalan terlebih dahulu, meninggalkan para sahabatnya dibelakang dan semua itu mengundang decakan keras Abi.
"Si Niel noyor gue pakai tenaga, anying!" Dika mengusap-usap kepalanya sembari mendumel.
"Makanya jadi orang jangan jahil." Ucap Gian melengos pergi meninggalkan Dika, mengikuti langkah Abi dan Niel yang telah berjalan menjauh.
Dika mendesis, berlari mengejar ketiga sahabatnya. "Tunggu-in gue kenapa si?!"
Halaman Sekolah sedikit ramai pagi ini, banyak siswa maupun siswi berlalu lalang, ada yang sekedar mengobrol, ada yang piket, ada juga yang main kejar-kejaran padahal masih pagi mengundang umpatan milik Niel karena tubuhnya hampir tertabrak.
"Niel! Niel si bogel noh si bogel!" Abi menepuk bahu Niel beberapa kali, ketika matanya tak sengaja bertemu pandang dengan gadis bermata bulat didepan sana. "Bahaya nih bahaya."
"Puter balik! Daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan." Dika ikut mengompori.
Sedangkan dari belakang Gian terkekeh heran akan kelakuan Abi dan Dika, "Gila lo berdua!"
Niel memutar bola mata malas, gadis yang sahabatnya bicarakan telah sampai didepan matanya tersenyum angkuh layaknya bos besar, membuat Niel menjadi malas menanggapi.
"Selamat Pagi Avniel..." Sapa gadis itu ramah. Bahkan tangannya terkibas kekanan dan kekiri. "The poor boy!"
"Masih pagi, gue enggak mau adu bacot pagi-pagi." Ucap Niel dingin sembari membuang muka.
Sekarang gadis itu melipat kedua tangan didepan dada. Memasang wajah terkejut yang dibuat-buat. "Oh iya... gue lupa lo itu lemah, adu bacot aja perlu tenaga kan ya?" Tanyanya meremehkan.
Abi ingin membalas ucapan gadis itu namun tertahan oleh Niel, cowok itu tak ingin sahabatnya ikut campur akan masalah dirinya dan si gadis. Apalagi yang mereka hadapi saat ini bukan lawan sesungguhnya yaitu seorang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAT PADAT
Teen FictionAvniel tidak berharap dilahirkan menjadi bungsu, karena mempunyai 3 Abang dan 1 Kakak perempuan bukannya berkah malah musibah. Masih dianggap bocah lah, disuruh-suruh, buatin ini buatin itu. Tetapi Niel tahu semua saudaranya perhatian pada Niel, ap...