ZAT PADAT || Nakhla Alkana Danendra Saskara

1.7K 253 27
                                    

Rumah yang tidak seluas dengan rumahnya itu menjadi pusat perhatian Niel, kedua bola matanya menyisiri seluruh lingkungan rumah tersebut. Mulai dari halaman depannya yang terdapat banyak tanaman hias, sebuah ayunan kecil yang tergantung di ranting pohon mangga, membuat Niel tersenyum tipis sebab dahulu saat dirinya masih kecil Ayah juga membuatkannya ayunan seperti itu dan juga dua anak kecil terlihat tengah bermain bersama, satunya berumur sekitar 8-9 tahun sedangkan satunya lagi 2-3 tahunan.

"Masuk?" Hazel datang menepuk pundak Niel setelah memarkirkan motornya dengan aman.

Niel menoleh lantas mengangguk, berjalan pelan memasuki rumah kak Rhea. Begitu mendapati kedatangan Niel dan Hazel anak yang lebih besar dari kedua anak yang tengah bermain itu memicingkan kedua matanya.

"Kak Hazel!!" Dia berlari mendekati Hazel dengan kedua tangan terentang lebar, Hazel pun menyambut kedatangannya langsung membawa tubuh anak itu kedalam pelukannya.

"Hai Ori... kangen deh sama kamu," Kata Hazel mencolek hidung anak lelaki tersebut. "Kesini sama siapa? Diijinin emang sama Papa?"

Orion atau yang sering di panggil Orion menggelengkan kepalanya, membuat rambut lebatnya terkibas kekanan dan kekiri, "Papa enggak ngebolehin jadi tadi bang Genta ngajak Ori pergi sembunyi-sembunyi." Jelas Ori membuat Hazel mencubit pipi anak itu gemas.

"Owh iya Ori..." Hazel menarik Niel mendekat, "Ini namanya Kak Niel, Om-nya Nakhla. Kenalan mau?"

"Om-nya Nakhla?" Mata Ori mengerjap lucu namun beberapa detik kemudian meraih tangan Niel lembut. "Halo kak aku Ori, Om-nya Nakhla juga tapi enggak mau di panggil Om soalnya Om-om itu kan buat orang yang udah tua kalau Ori kan masih kecil."

Niel berjongkok di hadapan Ori, tangannya terangkat untuk mengacak rambut bocah itu gemas. "Kak Niel, makasi ya Ori udah mau sayang sama Nakhla." Ucapnya melirik anak yang di sebut Nakhla.

"Harus dong! Kan Ori mau jadi pahlawan Nakhla, jadi enggak ada yang boleh nyakitin Nakhla!" Seri Ori bersungguh-sungguh.

Tangan Niel kembali mengelus kepala Ori sebelum akhirnya berdiri lalu berjalan menemui Nakhla. "Halo... Nakhla lagi ngapain?" Tanya Niel kembali berjongkok, ikut mengambil pasir untuk di tuangkan pada ember di samping Nakhla.

"Ain," Jawab Nakhla menoleh pada Niel, kedua matanya saling bersitatap dengan milik Niel. "OYII!!!" Pekiknya kemudian baru menyadari orang asing di sebelahnya.

"Kenapa Nakhla?!" Ori berlari menghampiri keponakannya bersama Hazel.

"Capa?"

Ori melirik tangan Nakhla yang mengarah pada Niel, "Dia?" tanya Ori ikut menunjuk pada Niel, di jawab anggukan Nakhla. "Om-nya Nakhla, sama kaya Ori! Hehe... dia orang baik bukan jahat."

"Bener itu kata Ori, dia orang baik Nakhla cuma sedikit enggak waras aja." Sahut Hazel mencium kepala Nakhla kemudian beralih pada pipinya, melirik Niel mengejek membuat cowok itu ingin meninju kepala gadis tersebut.

"Loh... rame banget, Kakak kira siapa ternyata kamu toh Jel."

Niel tersentak mendengar suara seorang perempuan dari arah dalam rumah, sebelahnya Hazel terkekeh kemudian menghampiri Rhea. "Lama banget enggak kesini, sibuk sekolah apa sibuk pacaran?" Rhea menggoda, menyenggol lengan Hazel. Mengundang decakan tidak terima Hazel.

"Bukan! kenalin kak dia Avniel, ada yang mau dibicarain sama kakak."

——

"Dari mana lo? Kalo main tuh inget waktu! Lo punya rumah, punya keluarga yang khawatir sama keadaan lo di luar sana, jangan seenak jidat."

ZAT PADATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang