ZAT PADAT || (Men)struasi??

2.7K 298 9
                                    

Sabtu pagi Niel bangun kesiangan, di saat matahari telah berdiri tegak. Niel bangkit dari posisi berbaringnya lantas duduk termenung, menatap ke arah jendela. Setelah beberapa detik akhirnya Niel berdiri, membuka pintu kamar menuju dapur untuk mengambil air, menghilangkan dahaga.

"Eh... Dek Niel udah bangun?"

Mendengar pertanyaan khas milik Bi Hana, Niel buru-buru menaruh gelasnya, menoleh kepada Bi Hana. "Iya, Bi. Tapi ini pada kemana ya? Kok sepi." Biasanya jika weekend rumah ramai karena sebagian besar dari saudaranya libur termasuk Niel sendiri, tetapi anehnya hari ini rumah terlihat sepi, bahkan Niel hanya mendapati Bi Hana.

"Dek Niel sih kebonya kebangetan, dari jam 9 tadi Bang Mars sama Bang Atha udah berusaha bangunin Dek Niel, tapi Dek Niel enggak bangun-bangun. Jadinya mereka pergi bertiga sama Kak Ona lagi satu." Jelas Bi Hana sembari memasukan buah-buahan kedalam kulkas.

Niel mendudukan diri pada kursi, "Terus sekarang mereka berdua kemana Bi? Berarti keluarnya udah 2 setengah jam-an dong." Mendadak Niel menyesal karena bergadang sampai jam 3 pagi dini hari dan berakhir bangun kesiangan.

"Enggak kok tadi perginya sekitar jam setengah 11. Mereka katanya mau ke restoran milik pacar barunya Kak Ona." Bu Hana terkekeh ketika mendapati wajah terkejut Niel.

"Ngapain kesana Bi? Ada hajatan?"

"Di undang... kan ini sejak mereka pacaran, kalian belum pernah bertemu langsung sama pacarnya Kak Ona,"

Niel mengerucutkan bibir, "Tega banget itu dua orang. Tega!" Dia bawa langkahnya menjauhi dapur, dengan sedikit terhentak-hentak, mengundang tatapan geli dari Bi Hana, bungsu keluarga majikannya memang unik.

Di kamar Niel dengan cepat mengambil handphonenya lantas mendial no Mars. "Heh anaknya Adam! Bagus ya gue lo tinggal di rumah!" Begitu Mars mengangkat panggilannya Niel langsung mengomel.

Dari seberang Mars tertawa, "Nama Bapak gue Cakra bukan Adam."

"Abang macam apa lo ninggalin adeknya tanpa  makanan, gue belum sarapan babi!" Tidak perduli akan sahutan Mars, Niel kembali mengomel.

"Apa gunanya Bi Hana disana panjul?"

Niel mendengus, "Pokoknya gue marah sama lo planet!" Dia baru saja akan memutuskan, namun urung ketika Mars bersuara.

"Eh... jangan di matiin dong." Seolah dia tau jika adiknya memang akan memutuskan panggilan secara sepihak. "Lo kesini aja kita masih makan kok. Tadinya mau gue bungkusin tapi... ya-udahlah," kata Mars menghela nafas.

"Jadi enggak ikhlas nih ngundang guenya?" Niel tersenyum miring.

"Ikhlas kok ikhlas!" Sekarang bukan suara Mars tetapi Ona. "Cepat kesini ya adek, kesayangan Kakak. Kak Ona tunggu!" Ucapan Ona menjadi pengiring berakhirnya panggilan antara mereka. Niel sempat bergidik geli sebelum berangkat menuju kamar mandi, siap-siap biar tambah ganteng.

——

Perjalanan menuju restauran pacar Ona membutuhkan kurang lebih setengah jam untuk Niel. Karena tempatnya memang Niel kurang tahu, juga beberapa meter dari restauran, ada sedikit kejadian yang membuat Niel harus turun tangan.

Di depan motor Niel seorang gadis berjalan perlahan untuk menyebrang, semuanya terlihat baik-baik saja di awal, namun yang ganjal adalah ketika sebuah mobil berkecepatan tinggi kini menuju ke arah si gadis. Dengan segera Niel menepi untuk memarkirkan motornya dan segera membuka helm, lantas berlari kencang agar tidak terjadi tabrakan, mengingat kecepatan mobil tersebut.

Begitu berada di tempat gadis itu, Niel tanpa menoleh kanan-kiri lagi kembali berlari sebab gadis itu telah berada di pertengahan jalan. Mata Niel membola karena kini mobil benar-benar sangat dekat dengan tubuh si gadis, sekuat tenaga Niel menarik tangan gadis itu, sampai-sampai Niel sendiri ikut terjungkal kebelakang. Kepala Niel terasa pusing ketika kepala belakangnya terbentur pada trotoar di tambah beban dari si gadis yang kini terjatuh pada lengannya.

ZAT PADATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang