5

35.4K 7.7K 2.3K
                                    

Matahari mulai tenggelam, langit siang berubah menjadi malam. Serangga malam mulai berbunyi, menyanyikan irama yang indah namun juga menyeramkan disaat yang bersamaan.

Semua orang yang beraktivitas mulai pulang ke rumah masing-masing. Kecuali salah satu siswa laki-laki berkacamata di dalam suatu kelas.

Yang Jeongin namanya. Ia terpaksa berada di sekolah sampai malam hanya untuk mengerjakan tugas sekolahnya.

Tangan kanannya bergerak lincah menyalin pelajaran dari buku paket yang ia pinjam dari perpustakaan, sementara tangan kirinya terus mengetik pesan di ponselnya.

Dia melakukan dua hal tersebut sekaligus. Ya, dia memang memiliki kemampuan untuk menggunakan kedua tangannya disaat yang bersamaan.

Back to topic- Dari awal Jeongin nggak mau pulang terlalu malam. Tapi pr yang harus dikerjakan jawabannya hanya ada di buku perpustakaan. Karena itu dia harus merelakan waktu bermain play stationnya demi mengerjakan tugas.

"Aduh, udah jam setengah sembilan, dimarahin mami, nih," ringisnya ketika tak sengaja melirik arlojinya.

Ia mempercepat pergerakan tangannya, ia khawatir kalau ibunya mencarinya. Pasalnya, ia belum izin pada kedua orang tuanya.

"Shh, kok dingin ya," gumamnya seraya merapatkan almamater osis yang masih melekat di badannya sejak siang tadi.

Srek srek

Badan Jeongin menegang. Tangannya yang sedang menulis langsung berhenti. Ia menoleh ke sekeliling kelas yang terang benderang, namun tidak ada siapa-siapa.

Jeongin mencoba mengatur nafasnya yang sempat terhenti karena terlalu kaget.

Tapi, tiba-tiba lampu kelas mati secara mendadak. Ia yang terlalu terkejut sampai tak sadar meloncat dari duduknya. Kursi yang ia duduki langsung berdecit, menambah kesan seram yang ada.

Jeongin meneguk salivanya tegang, ketika tak sengaja melihat sesuatu lewat di depan pintu kelasnya.

Buru-buru ia menyalakan senter ponselnya dan menyorotnya kesana. Tapi tidak ada apa-apa.

Srek srek srek

Suara itu datang lagi. Namun suara tersebut entah kenapa semakin dekat. Bukan hanya dekat, tapi sangat dekat.

Tes

Sesuatu menetes tepat di buku tulisnya. Jeongin lagi-lagi meneguk salivanya tegang. Karena tetesan tersebut semakin deras.

"Jangan takut, hihi."

Jeongin bersumpah bisikan itu berada dekat dengannya. Tak ingin mendengarnya lagi, segera ia masukkan buku dan alat tulisnya ke dalam tas dengan asal.

Namun, tempo garukan yang ia dengar semakin cepat, bunyinya juga semakin keras dan nyaring sehingga membuat ngilu telinga. Seperti mencegahnya pergi.

Jeongin dengan segenap keyakinan mendongakkan kepala dan menyorot senternya ke atas.

Di sana, sosok perempuan dengan kondisi hancur sedang menggaruk-garuk langit-langit kelas dengan kuku-kukunya yang panjang. Ia lakukan secara perlahan seolah-olah menciptakan melodi yang indah.

Melihat Jeongin tengah menatapnya, kepala tersebut berhenti menggaruk, kemudian tiba-tiba memuntahkan darah dan jatuh tepat di badan Jeongin.











































"Lo nyetir mobil bisa pelan dikit gak sih?!"

Bukannya memperlambat laju mobilnya, Hyunjin malah menambah kecepatannya. Seungmin yang marah dia abaikan.

Whisper | Stray Kids ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang