12

26.7K 6.3K 2.8K
                                    

"Kenapa harus ada Jisung sih?"

Seungmin terus mengulangi pertanyaannya sembari berjalan menuju parkiran dimana motornya berada.

Tapi dia risih karena orang-orang memandangnya aneh karena dia ngomong sendiri. Sesekali dia membalas menatap orang itu hingga yang ditatap menundukkan kepala.

"Itu yang dirasain sama Jisung."

Seungmin mendongak ke depan, ke arah Changbin yang entah sejak kapan berdiri beberapa langkah di depannya.

"Hng?"

"Lo jadi tau kan gimana rasanya dipandang aneh oleh orang? Itu yang dirasain sama Jisung."

"Loh, emangnya gue peduli? Kalo dia emang pantes dipandang aneh sama orang-orang, emang orangnya udah aneh."

"Jisung gak aneh, kalian semua aja yang menganggapnya aneh. Gue tanya, lo gak malu sama diri lo sendiri?"

"Ngapain malu, gue gak ngapa-ngapain."

"Cih, gak ngapa-ngapain lo bilang? Lo hampir aja bunuh Jisung di toilet tadi siang, gue liat semuanya. Mulai dari lo yang mengendap-ngendap masuk toilet, berdiri di balik dinding, terus sengaja majuin kaki lo supaya Jisung kesandung."

"Lo tau apa sih, anak dari mantan ketua mafia?"

"Gue tau semuanya, anak dari pengusaha ilegal."

Seungmin membulatkan matanya terkejut. Darimana Changbin tahu?

Melihat reaksi Seungmin yang terdiam membeku di tempat, Changbin mendekat Seungmin dengan senyuman sinisnya.

"Lo udah bohongin semua orang, lo ngaku kalo orang tua lo guru. Tapi cocok aja sih lo jadi anak pengusaha ilegal."

"Lo gak usah sok tau deh, bilang aja lo malu punya ayah penjahat yang sebentar lagi dihukum mati."

"Seenggaknya gue udah ikhlas, itu lebih baik daripada menimbulkan kerugian bagi banyak orang. Gak kayak orang tua lo, yang melakukan suap supaya perusahaannya berjalan lancar."

Seungmin menunjuk Changbin dengan geram, ketika merasakan mereka mulai jadi pusat perhatian. "Denger ya, lo gak usah bicarain hal itu kalo lo masih mau hidup. Ayah gue gak segan-segan bunuh orang yang menghambat pekerjaannya," desisnya, penuh penekanan.

"Tapi sorry, ya. Gue bukan orang yang menjunjung tinggi kejahatan. Gue pergi dulu."

"Seo Changbin! Gue jamin lo bakal nyesel!"

Changbin mengedikkan bahu tak peduli, sembari terus melangkah pergi.

Seungmin yang diabaikan merasa geram, kemudian berbisik pada sosok perempuan yang baru saja tiba di sampingnya.

"Ajak temen lo buat bunuh dia," bisiknya.

Setan tersebut mengangguk patuh dan menghilang dari pandangannya. Dengan senyum puasnya, Seungmin menatap punggung Changbin yang berjarak cukup jauh sebelum menghilang dari pandangannya.

"Gue udah pernah bilang, hama itu harus disingkirkan."









































Woojin mendesah pelan, sebelum akhirnya mendudukkan diri di trotoar jalan.

Sambil mengusak rambutnya, Woojin menatap Chan yang sejak tadi berdiri menunggunya bicara.

"Lo mau nanya apaan?"

Senyum Chan mengembang, dia langsung duduk di samping Woojin dengan gembiranya.

Whisper | Stray Kids ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang