14

23.8K 6.1K 1.8K
                                    

"Ini semua pasti gara-gara lo! Pasti lo yang bunuh Kak Hyunjin! Dasar orang gila, mati aja lo!"

"Jeongin berhenti!"

"Kalo aja Kak Hyunjin gak ketemu orang kayak lo, dia gak mungkin kayak gini!"

"Jeongin semua itu bukan salah Jisung!"

"ORANG GILA, SEHARUSNYA LO YANG MATI!"

"YANG JEONGIN!"

"APA HAH APA? DIA ADA DISINI, PASTI DIA YANG BIKIN KAK HYUNJIN MENINGGAL!"

"JISUNG YANG NEMUIN MAYAT HYUNJIN, LO HARUSNYA BERTERIMA KASIH KARENA UDAH KASIH KABAR KE LO, KALO ENGGA LO GAK BAKAL TAU KEADAAN HYUNJIN SEKARANG!"

Di bawah pohon, Seungmin duduk santai dengan satu kaki dilipat di atas lutut dengan badan bersandar ke pohon.

"Drama gratis nih," gumamnya senang sambil melihat Jeongin dan Felix yang terus bertengkar.

"Lo ada bukti gak kalo Jisung yang bunuh Hyunjin?! Gak ada kan?!"

"Gue tau lo marah sama Kak Seungmin karena terus ngebully lo, tapi kenapa harus Kak Hyunjin?!" KENAPA?!"

"GUE GAK PERNAH BUNUH HYUNJIN!"

Jeongin, Felix, juga Chan dan Woojin yang sejak tadi hanya diam termasuk Seungmin tersentak kaget ketika Jisung tiba-tiba berteriak.

"GUE GAK PERNAH BUNUH DIA, GUE GAK PERNAH! GUE BUKAN PEMBUNUH!"

"Ck, pembunuh mana ada yang mau ngaku, sih?"

"BUKAN GUE!"

"Jisung lo tenang, gue yakin bukan lo," ucap Felix menenangkan Jisung yang mulai meracau tidak jelas.

"Kenapa gak ada yang percaya sama gue?! Apa salah gue di mata kalian sampe kalian benci gue?! Kenapa selalu gue?!"

"Lo liat kan, lo gak seharusnya nuduh Jisung!" Bentak Felix marah pada Jeongin.

"Ternyata dia gila beneran."




BUGH




"LO GAK BISA DIMAAFIN!"

"FELIX TENANG!"

Chan dan Woojin yang terkejut melihat Felix yang tiba-tiba saja menonjok Jeongin segera menahan Felix yang hendak menonjok Jeongin lagi.

"LEPASIN GUE, INI GAK BISA DIBIARIN!" Teriak Felix seraya memberontak ingin dilepaskan.

Sementara itu, Jisung minggir dari sana sambil terus meracau. "Gue bukan pembunuh, gue bukan pembunuh, gue bukan pembunuh."

"Kalian tenang dong, jangan pake emosi," kata Seungmin melerai, sambil tersenyum menghampiri mereka.

"Min, lo ada disini semalem, kan?" Tanya Chan to the point.

Senyum Seungmin perlahan luntur, digantikan dengan raut wajah bingungnya.

"Gue disini?"

"Gue juga liat lo ada di balik pohon sana, lo pasti tau dong siapa yang bunuh Hyunjin," sahut Woojin.

"Ohh, tau dong, kan gue rekam."

"Mana? Gue mau liat," desak Jeongin.

Seungmin dengan santai menunjukkan rekaman video yang tadi malam dia rekam.

Di dalam video tersebut, ada laki-laki berambut pirang yaitu Felix sedang mengobrol dengan Hyunjin. Tak lama kemudian, Felix membunuh Hyunjin dengan cara menusuk-nusuk perutnya hingga bolong, dan mencongkel keluar semua organ dalam di dalamnya.

Setelah itu, video selesai.

"J-jadi lo-" Jeongin geram dan langsung mendorong Felix. "JADI LO YANG BUNUH KAK HYUNJIN?!"

Yang dibentak hanya diam, syok dan tak percaya menghampirinya.

"Su-sumpah, bukan gue."

"JELAS-JELAS ADA BUKTINYA, PEMBUNUH!"

"Lix, bisa lo jelasin ke kita apa maksudnya?" Tanya Chan dengan tatapan mengintimidasi.

Felix menoleh dengan wajah panik. "Kak Chan, gue berani sumpah, bukan gue yang bunuh Hyunjin."

Woojin menghela nafas mendengarnya. "Maaf, Lix. Tapi udah ada bukti, di video itu jelas-jelas lo sendiri," ucapnya.

Felix menggelengkan kepalanya panik. Dia benar-benar tidak tahu apa-apa. Dia sendiri kaget kenapa dia bisa melakukan hal itu. Kalaupun dia melakukannya, kenapa dia tidak ingat apa-apa.

"Jisung, lo percaya sama gue, kan?" Tanya Felix sambil menghampiri Jisung yang menatapnya nanar.

"Gue mau percaya sama lo, tapi bukti tadi udah jelas kalo lo pelakunya, Lix," ucap Jisung sendu.

"Sung, lo harus percaya sama gue. Bukan-"

"Permisi, saudara Lee Felix?"

Tak hanya Felix, yang lain ikut menoleh. Mereka terkejut melihat dua orang polisi datang, salah satunya membawa borgol.

"Anda kami tangkap atas tindakan pembunuhan yang dilakukan terhadap saudara Hwang Hyunjin."

Polisi tersebut maju, dan langsung memborgol tangan Felix.

"Pak, saya bukan pelakunya. Jisung, lo percaya sama gue, kan?"

Jisung membuang muka, membuat hati Felix mencelos.

"Maaf, Lix."

Felix membulatkan matanya tak percaya. "J-Jisung, tolong gue," pintanya memelas.

Namun tak ada respon dari Jisung. Felix menundukkan kepalanya, mencoba menahan rasa sakit hati yang muncul di hatinya.

Dia dituduh membunuh seseorang dan sahabatnya sendiri tidak percaya dengannya, hatinya sakit rasanya.

"Han Jisung, bisakah anda ikut kami ke kantor polisi? Anda harus memberikan kesaksian."

"Baik, pak," jawab Jisung.

Kedua polisi tersebut mengangguk. Mereka membawa Felix pergi, disusul Jisung yang berjalan di belakang mereka.

Sebelum mobil polisi membawa mereka, Jisung sejenak menatap mereka yang tinggal di tempat.

Lalu, mobil polisi tersebut pergi dari sana.

"Min, lo ngirim video itu?" Tanya Chan beberapa saat kemudian.

"Iya, gue gak mungkin dong biarin pembunuh berkeliaran bebas, apalagi yang dia bunuh adalah sahabat gue sendiri," jawab Seungmin santai.

"Kak Seungmin, gue harus tuntut dia," kata Jeongin tiba-tiba.

Seungmin tersenyum. "Terserah lo, mau tuntut hukuman penjara seumur hidup boleh, apalagi kalo hukuman mati, lebih bagus lagi."

"Kak, ayo anter gue ke kantor polisi."

"Boleh, ayo."

Seungmin dan Jeongin meninggalkan Chan dan Woojin disana berdua. Chan menghela nafasnya, pusing kenapa adik kelasnya bisa mengalami hal seberat itu.

Tapi Woojin, dia menatap Seungmin penuh kebencian.

"Ternyata dia pinter drama, cih."

Whisper | Stray Kids ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang