23

23.8K 5.9K 2.9K
                                    

"Kalian apa kabar? Udah lama gak ketemu ya!"

"Ngapain lo kesini?" Tanya Jeongin sinis.

Seungmin yang sedang tersenyum lebar itu memiringkan kepalanya bingung.

"Aku liat kalian disini, ya udah aku samperin."

"Ehh?" Jisung dan Jeongin saling bertatapan bingung.

"Lo Seungmin?" Tanya Jisung memastikan.

"Ya iya lah, masa baru tiga bulan aku pergi kalian lupa sama aku sih."

"Pergi? Kemana?"

Seungmin tambah bingung. "Kalian lupa ya, aku kan berobat di Amerika buat nyembuhin penyakit kanker aku. Kalian tau, aku udah sembuh!" Ucapnya senang.

"Hah?! Kanker?!" Seru Jisung dan Jeongin bersamaan.

Seungmin langsung berdecak, bingung dengan keadaan. "Kalian kenapa sih? Kalian juga ngapain di rumah lama Kak Woojin?"

Jisung yang sedang pusing tambah pusing. "Sebentar deh, lo serius habis berobat ke Amerika?" Tanyanya.

Seungmin mengangguk. "Bahkan kalian berdua nganterin aku ke bandara waktu itu. Emang kenapa, sih?"

"Kak Jisung, gue baru inget, Kak Seungmin kan kalo ngomong pake aku kamu," bisik Jeongin sambil menyikut pinggang Jisung.

"Kalo lo ke Amerika, Seungmin yang selama ini kita liat siapa?"

Seungmin mengedikkan bahu tanda tak tahu. "Yang aku bingung, kalian ngapain di depan rumah lamanya Kak Woojin. Rumah ini kan banyak penunggunya."

"Rumahnya Kak Woojin? Kita kesini mau ngusir setan yang belakangan ini ganggu kita dan temen-temen kita yang lain. Katanya Kak Woojin disini tempatnya, dan setan-setan itu udah ambil tiga nyawa temen kita," jelas Jeongin.

"Setannya kayak gimana?"

"Yang satunya tanpa badan, yang satunya perempuan."

Bukannya terkejut, Seungmin membeku. Sorot matanya memperlihatkan kecemasan yang luar biasa.

"G-gak mungkin."

"Min, lo kenapa?"

Seungmin memegang pundak Jeongin dengan tatapan seriusnya. "Jeong, panggil kedua orang tua kamu sekarang. Biarin mereka yang usir setan itu."

"Loh, kenapa?"

"Dua setan itu yang dulu bikin Kak Woojin mati suri."

"Serius?!"

"Iya, dan dua setan itu pernah dimusnahin sama temen ayah aku. Katanya, mereka gak bakal balik lagi kecuali dipanggil sama tuan mereka."

"Berarti, mereka muncul lagi karena ada yang manggil, buat bunuh kita?" Tanya Jeongin sembari menganga tak percaya. "Emang siapa tuan mereka?"

Seungmin menggigit bibir bawahnya gusar, lalu menatap Jisung dan Jeongin dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kak Woojin."

"Apa?!"

Jisung memundurkan langkahnya sambil menutup mulutnya tak percaya. "G-gak mungkin. F-Felix, FELIX!"

"KAK JISUNG!"

Ketika Jeongin dan Seungmin hendak menyusul, pintu rumah kosong tersebut langsung tertutup dengan sendirinya.

Membuat langkah mereka terhenti, dengan perasaan panik yang luar biasa karena Jisung telah masuk ke dalam.



























































































"Kak Woojin, Jisung sama Jeongin kemana, ya?" Tanya Felix sambil celingak-celinguk bingung. "Tadi gue juga denger suara pintu ketutup keras gitu, kira-kira ada apa ya?"

Woojin menggelengkan kepalanya. "Lo diem aja, Lix. Sebentar lagi kita sampe ke tujuan kita, kok," katanya sambil tersenyum.

Diam-diam, Felix bergidik ngeri melihat senyuman Woojin yang sekarang terlihat mengerikan di bawah sinar bulan.

"Kita gak bisa pergi sebelum Jisung dan Jeongin bareng kita, kak. Gue gak mau terjadi apa-apa sama mereka. Apalagi mereka berdua indigo. Setan-setan disini pasti tertarik pas merasakan energi mereka."

"Lo bisa diem gak sih! Gue bilang diem ya diem!"

Tanpa aba-aba Woojin menarik tangan Felix untuk ikut dengannya. Cengkramannya sangat erat, membuat Felix meringis karena pergelangan tangannya tertusuk kuku Woojin.

"Kak Woojin, lepasin tangan gue!"

Woojin pura-pura tuli dan terus menarik Felix ke sebuah ruangan. Setelah mendorong Felix masuk, Woojin menutup pintu dan menguncinya.

"Woi, lo apa-apaan sih?!"

Woojin berbalik badan dengan santai. "Tenang dong, jangan marah begitu."

Felix geram. "Maksud lo apa bawa gue kesini?!" Tanyanya dengan nada membentak.

"Gue pengen cerita tentang masa lalu gue," jawab Woojin dengan seringaiannya. Sebelum menceritakan kisah masa lalunya walaupun Felix tidak ingin mendengarnya.

"Dulu, hidup gue bahagia banget. Gue selalu dapet kasih sayang dari kedua orang tua gue. Tapi semenjak mereka sibuk kerja, gue kesepian. Dan lo tau apa yang gue lakuin? Gue manggil setan."

Woojin tertawa.

"Lo tau, semenjak mereka dateng gue gak kesepian lagi. Tapi ternyata mereka butuh nyawa, dan mereka coba ambil nyawa gue. Untung gue selamat, walaupun cuma mati suri."

Felix terkejut. "Terus kenapa lo panggil mereka lagi?!"

"Karena gue gak suka liat orang lain bahagia, mereka harus ngerasain hal yang sama kayak gue."

Felix maju dan mencengkram kerah baju Woojin dengan mata mengkilat emosi. "Ternyata lo lebih busuk dari Seungmin, Kak Woojin," desisnya.

Woojin terkekeh lalu mendorong Felix hingga cengkraman di kerah bajunya terlepas.

"Dari pada lo marah-marah gak jelas, mending lo liat kejutan dari gue."

Woojin berjalan ke arah tirai yang terpasang di dinding, tirai yang terlihat menutupi sesuatu.

"Selamat menyaksikan, Lee Felix."





SRAK





Woojin menarik tali di samping tirai, hingga tirai tersebut terbuka dan memperlihatkan apa yang ada di baliknya.

Felix terbelalak tak percaya.

Mayat Changbin, Hyunjin, juga Chan tergantung disana, kondisi mereka bertiga sama, menggenaskan.

Dan yang lebih mengejutkan lagi, mayat seseorang yang seharusnya ada di rumah sakit jiwa, ikut digantung disana.

Mayat Lee Minho, dengan kedua tangannya yang hilang entah kemana.





































Di cast Woojin, ada kalimat di bawahnya, kan?

Woojin tau siapa yang menyebabkan semua ini.

Dia jelas tau, karena dia sendiri yang menyebabkan semuanya terjadi.

Kedua setan tersebut sebenarnya tidak berasal dari rumah sakit yang diam-diam menyembah setan.

Kedua setan itu sengaja dikirimkan oleh Woojin untuk membunuh orang indigo.

Dan Jisung adalah target pertama dari kedua setan tersebut karena dia lah orang indigo pertama yang dibawa ke rumah sakit tersebut.





















Pusing pusing pusing!

Gimana? Satu rahasia sudah terungkap.

Silahkan menunggu satu rahasia lagi yang belum terungkap.

Kira-kira apa ya?

Whisper | Stray Kids ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang