6

30.1K 7.6K 1.9K
                                    

"Kamu selalu dikucilkan, kan? Jangan diam saja, ayo balas mereka."

"Jangan jadi laki-laki lemah, justru mereka akan semakin senang."

"Bunuh saja mereka, dengan begitu tidak ada lagi yang akan menganggumu."

"Ayolah, kamu tidak akan masuk penjara jika melakukannya dengan bersih."

"Bunuh mereka sekarang."

"Jangan buat aku marah, Han Jisung."


















































"Lix, lo kenapa? Kenapa muka lo banyak luka sayat kayak gitu?"

Felix menoleh, ia menatap Jisung ketakutan. "S-Sung, k-kenapa harus gue?" Tanyanya lirih lalu bergerak memeluk Jisung.

"Maksud lo apa? Lo kenapa?" Tanya Jisung khawatir sambil mengusap-ngusap punggung Felix.

"Dia mau nyawa gue, Sung. Dia mau nyawa gue."

"Dia siapa?! Jangan berbelit-belit!"

"Setan itu, Sung."

Jisung membulatkan matanya terkejut. Ia melepas pelukan Felix dan menatap kedua netra gelap temannya itu lekat-lekat.

"Maafin gue, Lix. Setan itu ngincer gue, mereka gak bakal pergi sebelum dapetin apa yang mereka mau," lirih Jisung merasa bersalah.

"Semuanya bukan salah lo," balas Felix.

Jisung mengangguk-anggukan kepala, kemudian menoleh kepada pemuda berkacamata yang ada di samping Felix.

"Y-Yang Jeongin, kan? Kenapa badan lo banyak darahnya?"

"Setan itu juga mau nyawa gue," jawab Jeongin datar. "Tapi seenggaknya gue selamat."

Dengan cepat Felix berbalik dan mendorong Jeongin kasar. Tatapan tajam ia layangkan dengan wajah yang dingin sekaligus marahnya. Ia menunjuk-nunjuk Jeongin dengan geram.

"Iya lo selamat, tapi gimana sama Kak Changbin?! Dia mati gara-gara lo!"

"Salah dia sendiri dong, siapa suruh lari di depan gue, kan kalo ketabrak bukan salah gue."

Felix menggeram marah, dia langsung menarik kerah baju Jeongin dengan kasar sehingga membuat Jeongin terhuyung ke depan.

"Seharusnya lo bantu dia! Seharusnya lo gak tinggalin dia dan biarin dia dimakan setan itu!"

"Felix, apa-apaan lo!"

Tiba-tiba Hyunjin datang dan langsung mendorong Felix sehingga cengkramannya di baju Jeongin terlepas. Ia hampir saja terjatuh jika Jisung tidak menahannya.

"Ternyata temen gak jauh beda ya," sindir Seungmin. "Kebanyakan bergaul sama orang gila sih, makanya perilakunya ikutan gak bener."

"Orang gila ngatain orang lain gila, gak salah tuh?" Sindir Felix yang sudah nggak tahan sama perilaku Seungmin.

"Lo yang gila! Kalian berdua gila! Balik aja ke rsj!"

"Seungmin!" Bentak Hyunjin emosi. "Lo dikasih mulut bukan buat kayak gitu, lo harusnya malu sama Jisung. Walaupun dia dibully, dia sama sekali nggak ngebales hina si pembully."

"Udahlah, kak. Kak Seungmin bener, mereka berdua udah gila. Mending kita pulang," ajak Jeongin yang lelah berdiri.

"Pulang? Lo pikir lo bisa pulang?! Kak Changbin gimana, lo enak banget main pulang aja!"

"Kalo udah jadi mayat mau diapain lagi? Diawetin?"

"Jangan asal ngomong, setan itu bisa kapan aja dateng dan ambil nyawa lo," tegur Jisung geram. "Lagipula, setan juga pilih-pilih makanan. Mana mau sih mereka makan orang yang kayak lo."

Jeongin menunjukkan wajah pura-pura terkejutnya. "Oh, bagus dong. Itu tandanya gue gak bakal mati."

"Semua orang bakal mati, tinggal tunggu aja cara matinya gimana. Kalo dia orang baik, matinya juga dengan cara yang baik. Tapi kalo dia jahat, matinya dengan cara yang buruk."

Jeongin langsung bungkam mendengar ucapan Jisung yang mampu membuat mereka semua terdiam. Tanpa babibu lagi, Jisung menarik tangan Felix untuk pergi.

"Oh ya, satu hal lagi."

Jisung berbalik badan dan menatap Hyunjin, Seungmin, dan Jeongin bergantian.

"Setannya ada di belakang kalian. Tapi Jeong, kayaknya gue harus ralat omongan gue tadi. Karena dia udah laper."

Whisper | Stray Kids ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang