Si brengsek itu kini menepati janjinya. Aku menaikan alisku, pasalnya aku sangat mengingatnya begitu jelas bahwa jalanan ini adalah jalanan yang aku dan teman-teman ku lalui saat mendatangi pulau Li Galli ini.
Apa dia berniat mengeluarkan ku dari pulau terkutuk ini? itu lebih bagus.
Aku tersenyum dalam hati dan memilih tidak banyak bertanya. Memandang keluar jendela dengan cuaca yang sangat mendung namun semakin membuat kota ini terlihat indah dengan lampu-lampu toko yang bersinar remang sepanjang jalan yang kami lalui.
Dan aku baru menyadari, bahwa sedari tadi mobil ini adalah mobil yang berjalan paling depan di antara mobil hitam lainnya!
Mengapa banyak sekali mobil yang berjalan di belakang kami? seketika otak ku mencerna mobil itu pasti mobil bahwa yang ditumpangi oleh 'para anjing' pria ini.
Sedangkan disebelahku, pria bren- oh tidak, mulai sekarang aku harus terlatih untuk memanggil namanya seperti yang dia mau. 5 detik setelahnya aku tersadar mengapa harus mengikuti kemauan nya? dan sialannya aku melakukan itu sekarang.
Desahku frustasi dan menyandarkan tubuhku pada kursi penumpang, akhirnya dia menoleh kepadaku setelah sedari tadi seperti tidak menganggap ku tidak ada disini.
"Ada apa?" tanyanya.
Aku hanya menaikan alisku tanpa menjawabnya dengan sepatah katapun.
"Kau bisa tidur di kursi belakang jika kau merasa lelah duduk terlalu lama"
"Saran yang baik. Dan kau, jadilah supir yang baik selama aku tidur" ucapku terkekeh karena melihat perubahan raut wajahnya ketika aku mengejek nya seperti tadi, bagus Jess!
Ketika aku hendak melepaskan seatbelt sialan ini, tiba-tiba mobil ini berhenti dengan secepat kilat membuatku hampir terbentur dasboard jika saja tangan Vincent tidak langsng menahan pinggangku agar tidak terbentur.
Vincent melepaskan seatbelt ku dengan cepat dan menarik tubuhku sehingga sekarang membuat posisiku menjadi di pangkuan nya.
Tangan nya mengelus punggung ku pelan dan berirama tidak sesuai dengan matanya yang menatap ku sangat tajam.
"Apa-apaan kau?" tanyaku dan berusaha menjauhkan diri.
Wajahnya mendekati dan mengecup pipiku sebelum berbisik pelan di telanga kanan ku. "Kau harus belajar dengan baik bagaimana cara berbicara yang sopan"
Dengan hembusan nafas pelan nya membuatku bergidik, ditambah sekarang wajahnya bersemayam di cerukan leher ku dan tidak tinggal diam bibirnya yang seksi juga ikut andil mencecap dan menggigit kecil disana.
Tanganku yang semula berada di kedua sisi tubuhku, ku arahkan ke dadanya agar tetap menyisahkan jarak diantara kami.
Satu desahanku lolos dan membuatnya mengangkat kepalanya menatapku. Aku menatapnya dan bola matanya sudah di penuhi gairah, namun aku cukup waras bahwa sekarang kami bahkan sedang berada di dalam mobil dengan keadaan berhenti ditengah jalan pula! Aku melirik ke belakang dan ternyata mobil-mobil di belakang juga berhenti dan salah satu pria berwajah mengerikan yang aku liat di villa Vincent tadi datang menghampiri mobil ini.
Pria mengerikan itu mengetuk jendela mobil ini dan aku membuknya, tangan Vincent menahanku dan menatapku tajam, namun aku menghempaskan tangannya yang menahan ku dan segera membuka jendela itu.
Pria itu menundukan kepala hormat sebelum kembali melihat kearah boss nya yang kini berada di bawahku.
"Apa terjadi sesuatu, boss?"
"Tidak! dan jangan pernah datang jika aku tidak menyuruhmu Peter" Desis Vincent kasar.
"Baik" pria bernama Peter itu akan berlalu kembali sebelum dengan tiba-tiba aku memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL [COMPLETED✔️][#RodriguezSeries1]
Romance[HIGHEST RANK #1 In SCANDAL 20/7/19 #2 In Mafia 22/9/19 #15 In Bitch] #RodriguezSeries1 [COMPLICATED✔️] • • Be smart readers. If you like, vote and comment. If not, please go away and don't judge. ________________________________________________ Ja...