"James, kenapa wajahmu?"Monna bersama David baru saja tiba dan melihat James yang bersandar di sofa dengan memainkan ponselnya. Sesaat wajah babak belur James menarik perhatian Monna.
"Bukan masalah besar."
James mengangkat kepalanya dari ponsel, melirik sekilas kepada Monna dan memberikan senyuman menenangkan.
"Pria manis sepertimu tidak biasanya berkelahi." sahut David dan memposisikan diri di sebelah James, tangan jahil nya bergerak mengusap pipi James yang meninggalkan luka yang telah mengering.
"Jauhkan tanganmu."
"James, aku serius. Apa masalahmu?" tanya Monna sekali lagi.
"Tidak ada."
"Tidak biasanya kau begini. Bukan kah kau pria yang tentram dan tidak menyukai keributan? lalu lihatlah sekarang justru kau babak belur."
David memandang mengejek James yang masih setia dengan ponsel di genggamannya.
"James--"
"Ini bukan urusan kalian. Ku mohon berhentilah bertanya."
James memotong ucapan Monna sebelum wanita itu melanjutkan.
"Dia hanya sedang ingin memperhatikan mu, seharusnya kau senang mendapatkan perhatian nya."
"Aku baik-baik saja, tidak perlu memperdulikan ku." senyum tak enak James muncul saat melihat Monna yang hanya diam.
"Aku seperti sedang memakan gajih buta sekarang." Monna menghela napas dan mengalihkan pembicaraan saat dirasa suasana canggung mulai menguar.
"Bukan kah sudah kau lakukan itu dari dulu?" ejek David.
"Shut up! tapi kali ini aku benar-benar merasa demikian."
"Selagi tidak ada pekerjaan mu, apa kau berminat menjadi asistenku? hitung-hitung aku tidak perlu lagi bersusah payah membagi waktu antara memproses editing dan melakukan pekerjaan rumahku. You know, i'm single. Jadi seluruh pekerjaan rumah aku melakukan nya sendiri."
David memberikan cengiran lebar kepada Monna yang menatapnya sengit.
"Itu sama saja kau menjadikanku pembantu. Kau kan punya banyak uang, cari sendiri pembantu untukmu, kalau perlu istri yang sekaligus bisa mengurusmu!"
"Apakah kau memberiku kode untuk segera menikahimu?"
"Cih! kau terlalu peka. Tapi sangat di sayangkan, aku tidak berminat menjadi istrimu."
"Aku akan pergi. Hubungi aku jika--"
Ucapan James menyela perdebatan antara Monna dan David yang tidak akan ada ujungnya. Seketika ucapan James terpotong saat pintu ruangan meeting yang memang biasa mereka gunakan untuk tempat mengobrol di waktu senggang seketika terbuka dengan keras dari luar.
"Jess!"
"Jasmine."
"Jasmine?!"
***
"Aku pergi."
Aku menatap Vincent yang hanya mengangguk. Tatapan pria itu hanya lurus ke depan, sama sekali tidak berminat untuk menatapku.
"Vin--"
"Pergilah."
"Kau tidak--"
"Apa?"
"Kau terlalu sering memotong ucapanku."
"Kau hanya tinggal pergi dan semua akan segera selesai."
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL [COMPLETED✔️][#RodriguezSeries1]
Romance[HIGHEST RANK #1 In SCANDAL 20/7/19 #2 In Mafia 22/9/19 #15 In Bitch] #RodriguezSeries1 [COMPLICATED✔️] • • Be smart readers. If you like, vote and comment. If not, please go away and don't judge. ________________________________________________ Ja...