Memandangi hamparan biru laut dan kicauan burung menjadi pemandangan keseharian yang di lakukan Jasmine. Seperti pagi ini, wanita itu menopangkan kedua tangan nya kepada tiang balkon, menikmati udara sejuk khas pantai yang sangat di sukainya. Menenangkan dan mendamaikan.
Bola matanya menyusuri pemandangan jernih lautan dengan ombak kecil yang menghiasinya, pasir putih di tepinya terlihat rapuh dan bersih, yang bisa di bayangkan jika butiran pasir itu di genggam akan mengalir begitu saja karena terlalu rapuh.
Tangan nya mengelus sebelah lengannya seraya tersenyum kecil, senyum bahagia lebih tepatnya. Matanya terpejam dan menghirup nafas panjang untuk mengatur nafas nya. Hembusan nafas terdengar dari bibirnya seiring dengan senyuman wanita itu kembali melebar menghiasi wajah cantiknya.
Hidupnya terus berlanjut, umurnya kini bertambah. Setiap saat, setiap detik, setiap jam, setiap menit. Menandakan dengan pasti bahwa kehidupan benar adanya, kehidupan semu yang ada di dunia. Banyak hal yang sudah di laluinya, banyak hal yang memberikan banyak pelajaran dihidupnya, dan banyak hal yang bisa membuatnya menyadari bahwa kehidupan ini sangat keras.
Kehidupan bagaikan berjalan di atas seutas tali yang rapuh, tergantung bagaimana kita menginginkan akhirnya. Berjalan dengan terus menyeimbangkan langkah untuk menuju puncak, atau memilih menyerah dengan berhenti di tengah-tengah atau bahkan menjatuhkan diri ke bawah.
Tidak ada yang cukup selama ketidaksyukuran yang tertanam. Hidupmu adalah kamu, hidupku adalah aku. Setidaknya itu yang selalu tertanam di otaknya, meskipun manusia membutuhkan manusia lainnya, namun Tuhan mengajarkan padanya bahwa berharap adalah hal paling mematikan yang ada di muka bumi ini.
Semua adalah sementara, kecuali cinta. Ya, Jasmine percaya, cinta adalah abadi dan itu adalah nyata.
Jasmine mengalihkan wajahnya dari hamparan laut yang sejuk dan menolehkan kepalanya ke samping, senyum kecil terhias di wajah cantiknya saat melihat sebuah tangan melingkar di pinggang nya.
"Ada apa, sayang?"
"Nothing but i miss you, mom."
Tangannya terulur untuk mengelus kepala anaknya dengan sayang, Jasmine menundukan tubuhnya hingga sejajar dengan anaknya dan memandangnya hangat penuh sayang. Sepasang bola mata coklat itu memadangnya lugu dan itu membuatnya segera mendaratkan ciuman sayang di pipi anaknya.
"I miss you too." Jasmine menyunggingkan senyum kecil dan menggandeng tangan kecil itu untuk kembali masuk.
"Dimana Rafael?"
Jasmine kembali menatap gadis kecil itu, di tatapnya raut wajah anaknya yang menunjukan kekesalan ketika ia menanyakan keberadaan Rafael, sang kakak.
"Dia bersama dad. Mereka jahat kepadaku, mom."
"Apa yang mereka lakukan?" Jasmine menaikan alis dan membawa gadis kecilnya ke kamarnya.
"Mereka tidak mau mengajak ku berkuda, mereka malah menyuruhku untuk tidur siang saja." gerutu gadis kecil itu dengan tatapan kesalnya yang membuat Jasmine mau tidak mau ikut tersenyum geli.
"Kalau begitu kita tidur saja bagaimana? sebelumnya mom akan membacakan buku dongeng mu hingga tamat. Mom janji."
Senyuman lebar langsung merekah di wajah cantik kecilnya, tangan mungilnya bergerak memeluk Jasmine dengan semangat dan menatap ibunya dengan teramat gembira.
"Baiklah, kalau begitu aku mau tidur sekarang juga mom."
Jasmine mengangguk lalu memposisikan tubuh anaknya dengan nyaman di atas ranjang, tangan nya mengambil buku dongeng yang berada di atas nakas lalu mulai membacanya dengan mengelus rambut gadis kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL [COMPLETED✔️][#RodriguezSeries1]
Romance[HIGHEST RANK #1 In SCANDAL 20/7/19 #2 In Mafia 22/9/19 #15 In Bitch] #RodriguezSeries1 [COMPLICATED✔️] • • Be smart readers. If you like, vote and comment. If not, please go away and don't judge. ________________________________________________ Ja...