Hari ini tepat bulan ke enam dari pertama kali Anna menginjakkan kakinya di SMA Bina Nusantara semenjak pindah dari sekolah lamanya. Selama enam bulan itu, ia sudah belajar banyak hal tentang SMA-nya itu. Ia sudah mengerti dalam kehidupan siswa SMA Bina Nusantara di bedakan menjadi beberapa kasta di dalam.
Kasta pertama adalah kelas bangsawan, kelas ini berisi siswa dari konglomerat dan anak anak dari keluarga terpandang yang uang atau pun jabatannya bisa mempengaruhi kehidupan masyarakat kebanyakan. Selanjutnya, ada kelas dewa-dewi, kelas ini berisikan siswa yang memiliki paras dan penampilan di atas rata-rata bahkan sebagian besar yang masuk ke dalam kelompok ini adalah model ataupun selebgram terkenal.
Ketiga ada kelas aristokrat, seperti namanya kelas ini adalah sekumpulan anak dengan otak yang hampir setara dengan Einstein, yang menyumbangkan sebagian besar prestasi di bidang akademik.
Terakhir adalah kaum sudra, kaum buangan yang hanya terdiri dari anak miskin tak berprestasi yang berpenampilan yang bisa dikatakan biasa saja atau malah di bawah standar. Kaum Sudra bisa juga disebut kaum yang menjadi sasaran bully-an dari kaum di atasnya.
Setelah mengetahui masing-masing kasta, mungkin sekarang kalian penasaran Anna masuk kelas yang mana, mari kita nilai bersama. Gadis itu berangkat sekolah dengan bus kopaja yang penuh sesak ataupun diantar kakaknya dengan motor Mio yang sudah layak dimuseumkan sangat jelas dia bukan kelas bangsawan.
Dia juga tak pantas masuk ke dalam kasta dewa-dewi, lihat saja seragam yang terlihat kebesaran dengan rambut seperti bangun tidur juga poni yang selalu menutupi wajahnya jelas bukan ciri khas dari wanita impian.
Sedangkan, untuk masuk kelas aristokrat sepertinya dia harus bekerja keras, satu-satunya hal yang dia kuasai adalah pelajaran Bahasa Inggris, seni dan olah raga. Jadi satu-satunya kelas yang cocok untuk Anna adalah kelas sudra.
Namun, Anna bisa jadi gadis yang beruntung karena sekalipun dia digolongkan dalam kaum sudra tak pernah sekali pun dia mendapat bully-an seperti kaum sudra lainnya, dan sungguh dia pun bersyukur untuk hal itu dan dia juga berterima kasih pada orang yang membuatnya tidak masuk kedalam daftar bully-an.
Dia adalah Nancy, Dewi SMA Bina Nusantara, gadis cantik yang serupa malaikat yang turun dari kayangan, bahkan dia memiliki sifat yang tak kalah dari malaikat. Dia gadis yang lembut dengan keanggunan yang mampu menarik para pejantan untuk mendekat. Sayangnya keberuntungan itu harus bersamaan dengan ketidakberuntungan lainnya.
"Jangan lupa ya. Awas kalo sampai nggak nyampe ke Nancy." Seperti hukum alam bahwa seseorang harus memanfaatkan kesempatan sekecil apapun itu dan kebanyakan lelaki yang menyukai Nancy akan menggunakan kedekatan Anna dengan Nancy untuk menyampaikan pesan hadiah atau pun surat seperti tadi, dan sayangnya Anna tak bisa menolaknya.
"Iya, nanti gue sampaiin." Laki-laki itu pun meninggalkan Anna yang masih berdiam diri memandang kotak di tangannya, kemudian menghela napas panjang.
"Kalo nggak mau, bilang aja nggak mau." Seorang laki-laki muncul dari atas pohon mangga secara tiba-tiba membuat Anna hampir kehilangan keseimbangannya karena terkejut.
"Lo siapa?" Anna tak bisa melihat dengan jelas siapa lelaki di depannya itu, tapi dia jelas mencium bau asap tembakau yang di tiupkan lelaki itu.
"Lo nggak tau gue? Gue pikir gue udah cukup terkenal di sekolah ini, ternyata nggak cukup dikenal sama cewek kayak lo," katanya diselingi kekehan geli, yang membuat Anna berusaha keras untuk tak menyingkirkan poninya untuk melihat siapa orang yang memiliki suara berat itu.
"Gue emang nggak banyak tau." Anna melihat dari celah poninya. Namun, dia tak menemukan wajah orang yang berbicara padanya hingga ia harus mendongak untuk melihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Eccedentesiast
Teen FictionSenyum adalah topeng terbaik yang ia punya. Lewat senyuman dia menyimpan seratus arti, lewat senyumnya ia menyembunyikan ribuan masalah.