Khas seperti orang kasmaran Anna tak bisa tidur semalaman karena terlalu senang dan tak sabar untuk memulai hari keduanya sebagai kekasih dari seorang Jeffrey.
Namun, siapa yang menyangka bahwa hal itu malah membuat wajahnya semakin keruh karena kekurangan tidur. Tapi, dia tak sendiri Jeffrey yang menjemputnya di depan pintu tampak memiliki gejala yang sama. Mata berkantung dan wajah mengantuk jelas sekali ini wajah yang sering diperlihatkan Lisa saat gadis itu kurang tidur karena begadang menonton drama.
"Pagi An," sapa Jeffrey dengan senyum yang membuat Anna merinding saking mengerikannya.
"Muka lo kenapa?"
"Kamu! kita udah pacaran masa lo gue sih? Aku kamu dong."
"Jeff," panggil Anna penuh peringatan.
"Seenggaknya pas kita berdua aja ya," rengek Jeffrey.
"Oke, tapi lo maksudnya kamu belum jawab kenapa muka lo maksudnya kamu kucel kayak gitu?" Jeffrey membawa tangan Anna untuk menyentuh wajahnya.
"Nggak bisa tidur, pengen cepet pagi terus ketemu kamu."
"Apaan sih Jeff, cheesy tau nggak sih." Mulut mengatakan hal itu, tapi dalam hati sudah dag dig dug.
"Biarin orang aku ngomong kenyataan kok."
"Pacaran aja terus biar telat. Sana berangkat," hardik Rayan yang keluar dengan helm dan jaket denimnya.
"Eh ada Bang Dilan," sapa Jeffrey yang sudah dekat dengan keluarga Anna.
"Masih gantengan gue dibanding Dilan. Btw ntar Adek gue balik bareng lo kan?" tanya Rayan.
"Kenapa? Kakak mau ada acara?" Rayan mengangguk lalu mengusap kepala sang adik.
"Iya Yuda ijin hari ini jadi kakak gantiin shift dia." Anna mengangguk tak bertanya lebih lanjut toh mau tanya apalagi dia tak banyak tau tentang pekerjaan sambilan kakaknya dan juga kini ia harus segera berangkat ke sekolah.
Di antara hembusan angin pagi dan kebisingan jalanan Jakarta Anna memeluk Jeffrey dari belakang, bukan sukarela tentu saja itu semua karena Jeffrey memintanya dan ia tak masalah karena sejujurnya dia juga sudah sangat nyaman dengan Jeffrey..
"Jeff" Panggil Anna sedikit kencang agar tak kalah dengan angin dan suara kenalpot kopaja.
"Apa?" tanya Jeffrey tak kalah kencang.
"Soal Nancy kamu bilang dia deket sama Raina dan Virman."
"Iya mereka temenan dari TK. Kenapa kamu tanya gitu?"
"Nggak apa-apa aku cuma sedikit penasaran aja." Anna bertanya begitu bukan tanpa alasan, ia merasa ada yang aneh dengan Nancy terlebih tatapan tang diberikan gadis itu sama seperti pandangan Daisy kepadanya.
"Oke kalo gitu." Jeffrey bukan tak menyadari pertanyaan Anna, ia yakin ada alasan kenapa Anna menanyakan itu. Dia hanya tak ingin memaksa Anna.
-o0o-
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Eccedentesiast
Teen FictionSenyum adalah topeng terbaik yang ia punya. Lewat senyuman dia menyimpan seratus arti, lewat senyumnya ia menyembunyikan ribuan masalah.