Khusus hari sabtu ini Anna sangat-sangat malas untuk ke sekolah. Hari itu ada pertandingan final basket dengan sekolah lamanya yang otomatis akan ada Teo dan juga Daisy. Ia sudah memperkirakan akan ada hal buruk yang terjadi mengingat Teo pasti langsung mengenalinya apalagi kalo Daisy ikut-ikutan pasti semuanya akan bertambah buruk.
Hal itu yang membuatnya mati-matian mencoba membujuk ibunda tercinta namun sayang segala usaha yang ia lakukan untuk membujuk ibunda tercinta tak berhasil. Dan kini dengan bibir yang menyerupai bebek di berada di depan rumah untuk menemui Jeffrey yang sudah stand by bak sopir di depan rumah.
"Kenapa muka Mbak pacar asem banget?" tanya Jeffrey pada Anna.
"Nggak boleh bolos sama mama." Jeffrey mengerutkan dahi kenapa tiba-tiba mbak pacar tersayangnya itu ingin bolos.
"Kenapa mau bolos?" tanya Jeffrey.
"Daisy bakal ada di sekolah kita, nggak cuma daisy, tapi juga kak Teo."
"Ya terus?" tanya Jeffrey yang membuat Anna kesal.
"Terus aku bisa ketahuan Jeff," Kata Anna penuh penekanan.
"Sebenernya aku bertanya-tanya sampai kapan kamu mau kayak gini?" Anna terdiam.
"Sampai kapan kamu sembunyi. Ada aku yang bakal jagain kamu jadi buat apa kamu kayak gini terus?" Perkataan Jeffrey benar ia tak mungkin seperti itu terus.
"Aku bukannya malu, aku nerima kamu apa adanya, tapi aku yakin kamu pasti nggak nyaman sama kehidupan yang kayak gini." Anna memejamkan matanya lalu berlari ke dalam rumah hingga Jeffrey panik apa dia membuat Anna kesal hingga seperti itu? Masa baru beberapa hari jadian langsung putus.
Jeffrey masuk ke dalam dan bertemu dengan Ayu.
"Tante, Jeffrey ijin masuk kamar Anna." Belum sampai mama Anna memberi jawaban Jeffrey langsung berlari ke lantai 2 untuk mengejar Anna, tapi pintu kamar Anna terkunci.
"Anna aku nggak bermaksud ngomong gitu."
"Kalo kamu nyaman kayak gini aku bisa nerima kok bahkan kalo kamu selamanya kayak gini aku terima kok. Sumpah nggak bohong. Jangan marah dong kamunya," kata Jeffrey dan tak lama kemudian Anna membuka pintu dan jelas penampilannya berubah. Tak ada kulit gelap, kacamata tebal, jerawat palsu dan rambut sadako sekarang adalah Rosie, Rosie yang ada di depannya.
"Rosie?" tanya Jeffrey
"Anna," kata Anna
"Aku mau nyoba buat berhenti karena sekarang aku punya kamu yang jagain aku."
"Sekarang aku yang merasa takut, gimana kalo ada yang suka sama kamu kalo kamu berubah jadi cantik begini. Udah ganti lagi yang tadi." Anna menatap Jeffrey nyalang.
"Aku becanda kok ayo berangkat Mbak pacar."
-o0o-
Entah kenapa saat sampai di depan gerbang Anna merasa dilema lagi antara ingin mengurungkan niatnya atau terus menjadi seperti itu.
"Nggak apa-apa," kata Jeffrey sambil melepas helm Anna karena kekasihnya itu tampak begitu canggung.
"Takut." Jeffrey tersenyum lalu membenarkan rambut Anna.
"Ada aku, ayo kuantar ke kelas." Anna mengangguk, tapi belum sampai mereka bergerak Bu Kasih yang kebetulan juga baru sampai dan memarkirkan motornya langsung memanggil Jeffrey.
"Kamu tunggu aku ya." Anna menggeleng.
"Aku bisa ke kelas sendiri, nanti ketemu di lapangan aja," kata Anna dan walaupun berat Jeffrey mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Eccedentesiast
Fiksi RemajaSenyum adalah topeng terbaik yang ia punya. Lewat senyuman dia menyimpan seratus arti, lewat senyumnya ia menyembunyikan ribuan masalah.