Virman bingung dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya beberapa jam yang lalu. Seingatnya Anna adalah gadis minor kaum sudra yang kebetulan berteman baik dengan Nancy dan jelas tak memiliki aura kecantikan seperti yang dia lihat tadi.
Bagaimana mata hazel gadis itu menatapnya dengan bibir tebal berwarna cerry yang tak henti memarahinya benar-benar kombinasi yang pas di wajahnya. Ia harus mengakui bahwa gadis itu cantik dan bagaimana bisa Anna si itik buruk rupa menjadi angsa cantik? Apa itu Anna sebenarnya? Apa yang selama ini ia lihat adalah anna palsu? Memikirkanya membuatnya pusing.
"Vir, ada Nancy di bawah." Itu suara kakaknya dan mendengar nancy di bawah dia mulai tak sabar menanyakan tentang Anna.
Langkah kaki yang biasanya pelan kini menjadi lari kecil yang membuat sang kakak bingung.
"Segitu nggak sabarnya mau ketemu Nancy," sindir kakak Virman kemudian kembali masuk kamar sebelum Virman memukulnya.
"Hai, gimana kaki kamu?" tanya Virman basa-basi bagaimanapun mereka pernah bersahabat dekat.
"Baik, kakiku nggak apa apa." Setidaknya mereka masih aku-kamuan.
"Kenapa muka kamu jadi tambah parah? Apa Raiza tadi mukul kamu kenceng?"
"Bukan, ini karena orang lain."
"Kamu berantem lagi?"
"Biasalah cowok."
"Jangan dibiasain Vir." Virman tertawa kecil sambil mengusap rambut Nancy sementara sang pemilik rambut membeku untuk sesaat. Dia tak menyangka jika Virman akan melakukan hal itu setelah sekian lama.
"Oh iya lo ke sini ada apa?" tanya Virman
"Oh aku cuma mau ngasih ini." Nancy memberikan paper bag entah apa isinya Virman hanya menerimanya dan mengucapkan terima kasih.
"Ehm Nan, soal temen kamu." Virman membasahi bibirnya dia bingung bagaimana mengatakannya pada Nancy.
"Ah Anna? Sorry Anna nggak maksud kayak gitu, dia cuma ... kamu tahu ... dia cuma khawatir sama aku." Virman mengangguk kemudian dia melanjutkan.
"Bukan itu, tapi kamu tahu dia deket? Maksud aku, kamu tahu gimana kesehariannya?"
"Keseharian kayak gimana maksudnya?"
"Kehidupan dia di luar sekolah."
"Nggak terlalu sih. Dia kayak jaga jarak gitu sama anak-anak." Ada rasa takut dalam diri Nancy jika Virman memiliki perasaan pada Anna.
"Jadi, kamu nggak tahu?" gumam Virman pelan, tapi bisa di dengar Nancy.
"Apa? "
"Bukan apa-apa." Hanya jawaban singkat, tapi membuat Nancy merasa bahwa Virman mungkin akan pergi lagi darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Eccedentesiast
Teen FictionSenyum adalah topeng terbaik yang ia punya. Lewat senyuman dia menyimpan seratus arti, lewat senyumnya ia menyembunyikan ribuan masalah.