14. Karena Kamu Adalah Kamu

883 159 11
                                    

Anna adalah orang yang perasa. Apa yang dikatakan Virman saat jam istirahat itu masih membekas di hatinya. Satu sisi dia sudah tau bahwa Raina memegang arti penting dalam kehidupan Virman, Jeffrey, Justin dan Nancy, tapi saat Virman mengatakan bahwa ia adalah pengganti Raina, hatinya merasakan sakit.

Hal itu membuatnya menghindar dari keempat orang itu walaupun ia malah merasa bahwa Nancy juga sedang menghindarinya. Namun, itu bukan masalah baginya itu adalah hal yang biasa dia pernah dihindari orang yang disayangi nya.

"Hei cewek uhui." Suara Jeffrey tepat di belakang Anna yang sedang menunggu gojek.

"Nungguin Abang ya." Anna masih tak menyahut, gadis itu bertingkah seolah Jeffrey tak ada di sana.

Menyadari bahwa Anna sedang mendiamkannya Jeffrey turun dari motor dan mendekati Anna yang tengah menatap jalanan yang ramai.

"Hei, lo kenapa?" Anna masih ber-cosplay menjadi patung yang diam saja.

"An, gue ada salah sama lo?" Jeffrey yang tak ada pengalaman bersama cewek yang sedang ngambek bingung harus berbuat apa tak mungkin dia membeli permen untuk Anna, 'kan?

"Okee sorry deh gue nggak nemenin lo pas istirahat tadi, gue juga nggak tau bimbingannya bakal lama banget." Anna berdecak ia sebenarnya tak tega pada Jeffrey yang terlihat memelas di depannya, tapi dia pantas mendapatkannya. Anna bukanlah pengganti. Anna bukanlah Raina.

"Mbak Anna?" Panggil seorang driver gojek dan Anna langsung mengangguk membenarkan dan berjalan ke arah abang gojek.

"Maaf Mas di-cancel ya," kata Jeffrey dan di situlah Anna mulai buka suara.

"Lo apaan sih! Nggak Pak, saya bareng Bapak." Jeffrey mendahului Anna lalu memberikan selembar 50 ribu ke bapak gojek.

"Ini ongkosnya bapak cancel aja."

"Kalo bapak cancel saya kasih bintang satu." Bapak gojek menjadi dilema antara menuruti Anna atau Jeffrey.

"Dia nggak bakalan tega Pak percaya sama saya."

"Jeff lo apaan sih? Gue mau pulang."

"Gue juga tau lo mau pulang, makanya mau gue anter."

"Gue maunya pulang sama bapak gojek bukan lo." Jeffrey mengacak-acak rambutnya dan itu malah memperlihatkan betapa tampannya dia.

"Jadi, gimana ini Mbak Mas?" tanya sopir gojek sopan.

"Bapak cancel aja duitnya buat bapak. Pacar saya nggak akan ngasih bapak bintang satu percaya sama saya. Dia lagi marah sama saya pak. Mohon pengertiannya," kata Jeffrey dengan sopan dan muka memelas.

"Siapa yang pacar lo?" tanya Anna pelan, tapi penuh penekanan.

"Gue bakal umumin ke semua orang kalo lo pacar gue kalo lo nggak bareng gue."

"Licik ya lo."

"Pilihan di lo An, satu dua ti—"

"Oke gue bareng lo. Puas lo?"

"Banget," katanya sambil mengulas senyum tengilnya.

"Cancel aja ya Pak."

"Siap Mas, semoga cepet baikan."

"Amin," kata Jeffrey.

-o0o-

"Bilang ke gue, gue ada salah apa sama lo?" Jeffrey langsung menanyakan itu setelah menurunkan Anna di depan rumah Anna.

"Makasih." Anna menyerahkan helm lalu berlalu ke dalam terlihat menghindari Jeffrey.

"Ann jawab atau gue bikin rusuh di depan rumah lo!" Anna tahu Jeffrey cukup nekat untuk melakukan hal-hal bodoh seperti itu.

✅Eccedentesiast Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang