Demi tersenyum saat mengingat kejadian barusan yang terjadi diantara Arzu dan dirinya. Entah, ia malah merasa bersalah pada Arzu. Iya, Arzu sangat baik padanya. Padahal, Demi sudah jahat sekali pada Arzu dan membentaknya didepan kantor tadi pagi.
Demi keluar dari kamarnya dan menghampiri Arzu yang sedang membersihkan dapur yang habis ia tempati untuk memasak tadi. "Loh, Dem? Aku kira kamu sudah tidur." Ujar Arzu saat menyadari ada Demi yang berdiri dibelakangnya.
"Belum ngantuk. Kamu ngapain beresin gituan? Panggil aja Mbak Uni besok pagi buat beresin."
Arzu tersenyum. "Jangan gitu, Dem. Mbak Uni kan kasian sudah tua juga." Arzu mendekatinya sambil melepas celemek dan memasukannya kedalam keranjang baju kotor. "Kamu tidur gih, aku masih ada kerjaan."
"Ish! Bilang aja mau pergi lagi!" Sebal Demi sambil menggembungkan pipinya sebal.
"Pergi?"
"Iya, nanti kayak kemarin lagi!"
Arzu tertawa. "Hahaha. Enggak lah, Dem. Kan kemaren kamu yang nyuruh pergi. Kalau kamu mau aku pergi ya aku bakal pergi. Kalau engga ya engga." Arzu mengacak-ngacak rambut Demi pelan.
"Yaudah iku!"
Arzu mengerutkan alisnya heran. "Ikut kemana?"
"Ya ikut kamu selesain tugas lah."
"Masih lama Dem, astaga..lagipula aku juga didepan TV doang gak kemana-mana."
"Ya pokoknya ikut!" Paksa Demi sambil menarik-narik ujung baju Arzu pelan.
"Yah, terserah." Cepat-cepat Arzu langsung berjalan kearah TV dan berlalu darinya.
***
Demi menyender pada bahu Arzu disampingnya. Memperhatikan yang sedang Arzu lakukan disebelahnya sambil memakan popcorn yang baru ia pesan barusan.
"Zu."
"Hm?"
"Kamu kenapa sih kemarin gak pulang-pulang?" Tanya Demi sedikit merengut sebal disampingnya.
"Ya kan gak boleh pulang sama kamu kemarin." Jawab Arzu masih terfokus pada laptopnya.
"Dih, orang aku cuman bercanda sih!"
"Bercandanya gak gitu."
"Yaudah maaf, lagian kamunya baperan!" Balas Demi tak mau kalah.
"Udah-udah nanti berantem lagi. Aku lagi sibuk, gak bisa denger ribut-ribut." Jawab Arzu yang masih juga terpaku oleh laptop didepannya. Sedangkan Demi meledeknya sambil mengikuti ucapan gerakan bibir Arzu dengan memonyongkan bibirnya.
"Huh. Yaudah, tapi harus jalan-jalan."
Arzu langsung menoleh cepat kearah Demi. "Iya. Tapi gak bisa janji."
"Ish, elah! Gak asik banget jadi orang!"
"Aku banyak kerjaan, Dem. Kan kita sama-sama kerja juga, gak enak kalau izin jalan-jalan kecuali ada hal penting lainnya."
"Yaudah tinggal di pending atau nyuruh bawahan kamu buat selesain apa susahnya?!" Demi sangat kesal dengan Arzu yang apa-apa selalu bilang tidak bisa. Huft, padahal rumah sakit itu juga miliknya bersama. Dan pekerjaan Arzu bisa diambil alih oleh bawahannya. Yah, begitulah Arzu, tipe orang yang sangat perfeksionis. Apa-apa harus ia kerjakan dengan sempurna tanpa ditunda-tunda.
Arzu menghembuskan nafasnya pelan. Sebenarnya, ia juga ingin jalan-jalan bersama Demi ke eropa sesuai requestnya. Yah, tapi apa daya dengan pekerjaannya yang sangat bertumpuk-tumpuk. "Yaudah, nanti kita lihat dulu ya, Dem. Kalau bisa sih pertengahan bulan ini kita jalan."
![](https://img.wattpad.com/cover/166359079-288-k198477.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACL(e)OVE
Romantizm(SEQUEL OF SAH & KALT/Demia Berria.) Ini tentang Arzu, dan Demi. Pertemuan awal bagi Demi, sangat tidak mengenakkan. Apalagi hatinya yang mengatakan Arzu adalah lelaki yang sombong dan angkuh. Buktinya, saat ia memperkenalkan diri sambil menjulurkan...