'Novel'

208 10 0
                                    

Dibelakang rumah Insi pagi pagi sekali sudah menyirami bunga milik maminya. Setelah selesai diapun duduk dipinggir taman bunga sambil membaca novel pemberian pemilik Gramedia.

"Kamu dapat novel itu dari siapa Ins?" tanya seseorang mengagetkan Insi.

"Insi diberi secara percuma. Novel ini dikasih sama pemilik Gramedia kemarin yang Insi datangi, saat Insi sudah mau masuk mobil tiba tiba dari belakang ada ibu ibu. Beliau memberikan Insi novel ini, katanya ini untuk Insi." Terang Insi kpd Rais.

"Gramedia mana yang kamu datangi Ins?" tanya Rais.

"Gramedia Al-Ajma Bang."

"Eh, iya Bang. Coba Abang lihat sampul ini, mirip Insi banget tau Bang." tambah Insi sambil melihatkan sampul novel itu didepan Rais.

"Perjalanan Bidadariku Selama di Cairo." Rais membaca judul novel tersebut.

"Kau tahu penulis novel ini Ins?" tanya Rais yg dijawab gelengan dari Insi.

"Lihat ini." kata Rais sambil menunjuk ujung novel itu.

"Muhammad Ajnihat Al Malak." Ucap Insi dgn terbelalak lalu menutup mulutnya.

"Wah, calon suamiku ini hebat juga ya Bang bisa membuat novel." Kata insi dgn kedua tangannya menakup pipi seperti terkejut bangga sekaligus tak percaya.

"Calon suami konon! cv biodata ta'aruf miliknya saja belum kamu terima." Cebik Rais. Insipun menggigit lidah dan menggaruk garuk kepala yg terbalut hijab syar'i nya krn kelepasan.

"Eem, Bang. Sebenarnya Insi sudah menerimanya. Tapi Insi belum mengabari kak Liana." Jelas Insi dg menundukkan kepala takut kalau Abangnya marah.

"Insi ingin dia mengkhitbah Insi. Setelah tau bahwa orang yang mau ta'aruf dengan Insi adalah orang yang sama yang menertawai Insi waktu di restaurant Insi langsung senang sekali. Bisakah Abang memberitahukannya?"

"Hem tentu saja." Kata Rais lalu peninggalkan Insi di taman bunga belakang rumah.

***

"Assalamu'alaikum Al..." Sapa Rais.

"Wa'alaikumussalam. Ada apa Bang?" tanya seseorang disebrang talian telefone.

"Aku ingin menemuimu hari ini. Kau dimana?"

"Aku ada dirumah baruku yang akan aku persembahkan untuk adikmu setelah kita menikah."

"Kirim segera alamat rumah itu aku akan kesana sekarang, Assalamu'alaikum." Tanpa menunggu Al menjawab salam, Rais sdh memutuskan jaringan telefone sepihak. Dia mencari kunci mobilnya lalu keluar rumah dan melajukan mobilnya ke suatu tempat yg sdh Al Malak kirimkan.

***

Setelah sampai ditempat parkir, Rais tak langsung masuk dia berdiri di depan mobilnya sambil memeluk diri.

"Aku salah rumah gak sih?" tanya Rais pada diri sendiri.

"Assalamu'alaikum Bang." Sapa seseorang.

"Wa'alaikumussalam, kau disini Ram? apa aku tak salah rumah?" Tanya Rais kpd org tsb yg tak lain adalah Rama.

"Tidak Bang, ayo masuk. Rumah ini belum keseluruhan jadi. Tapi keindahannya tak bisa dipungkiri." Terang Rama, Rais hanya tengok kanan kiri menikmati keindahan rumah ini. Mereka berjalan menuju kolam renang rumah baru Al.

 Mereka berjalan menuju kolam renang rumah baru Al

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lauhul Mahfudz (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang