' Kilas Balik '

103 7 0
                                    

Kata siapa laki-laki tegar? Kata siapa laki-laki tak bisa lemah dan menangis? Bahkan sekuat-kuatnya hati seorang lelaki dia pasti akan merasakan betapa tak berdayanya kedua kakinya untuk menjadi tumpuan meskipun berdiri saja. Untuk pertama kalinya dalam hidup Insi melihat Adam tidur dengan berbantalkan paha Al Malak setelah menuntaskan air mata lelakinya. Dengan keluhan kecil Insi duduk disisi kiri Al yang kosong.

"Adik mu sudah merenggut tempat tidurku." Ucap Insi seperti berbisik sebab tak ingin mengusik tidur Adam. Sedangkan Al tersenyum mendengar omelan Insi sambil mengerucutkan bibirnya.

"Tidur dengan bersandar di bahu saya saja tak apa kan?" Tawar Al lalu diangguki Insi, tak butuh waktu lama Insi sudah masuk ke alam mimpi. Tangan kanan Al masih mengelus-elus kepala Adam, lalu kecupan kecil singgah di ubun-ubun Insi dengan rasa penat Al mulai memejamkan mata dan ikut mengembara ke dalam mimpi.

***

PLAAKKK!

Ini adalah suara tamparan kedua yg mendarat di pipi kirinya yang sebelumnya pipi kanannya sudah mendapatkan tamparan dari ibunya.

"Siapa yang mengajarimu MERUSAK RUMAH TANGGA ORANG hah? Siapa yang sudah mengajarimu untuk MEMBUNUH hah? Ibu membesarkanmu penuh dengan didikan AGAMA! Bukan tentang rasa ego untuk memiliki seseorang yang sudah menjadi SUAMI orang lain, bahkan calon AYAH dari bayi yang kamu HABISI sebelum dia lahir!" Marah Dira kepada Ana.

"Lalu siapa yang mengajari ibu tentang berbohong ke dunia bahwa aku SUDAH TIADA? Siapa yang sudah mendidik ibu untuk membuat kuburan beratas namakan diriku padahal di dalamnya adalah mayat orang lain!" Tanya balik Ana kepada ibunya penuh amarah dan benci.

"Kau tak akan pernah mengerti Ana..." Ucap Dira lirih...

"Apa yang tak bisa kumengerti? Aku sudah dewasa Bu!"

"Otakmu masih sangat labil, ibu tak ingin mengambil resiko." Ucap Dira lalu duduk di sofa. Sedangkan Ana sudah tersenyum miris.

"Jadi, ibu tak usah menghawatirkan ku. Sebab aku akan melakukan dengan caraku sendiri untuk mendapatkan kembali Adamku." Ucap Ana mantab sambil melangkahkan kakinya menuju pintu.

"ADAM ADALAH ABANGMU ANA!"

DEG

Suara lantang ibunya menghentikan langkahnya.

"A...apa maksud ibu?" Tanya Ana penuh dengan gagap dan mencoba berbalik menatap ibunya yang masih duduk di sofa.

"Dulu ibu dan Ali Az-Zihad Hariski menikah karena dijodohkan. Saat itu kondisinya ibu masih mempunyai kekasih, ibu sangat mencintainya. Tapi karena perjodohan itulah ibu rela melepasnya dan menikah dengan Ali. Ali sangatlah menjaga, menyayangi dan mencintai Ibu. Tapi ibu masih belum bergerak untuk mencinta Ali, hingga akhirnya ibu mempunyai tekad untuk mencinta Ali. Hari demi hari ibu lalui dengan mencoba mencintai suami ibu, hingga suatu malam ibu dan Ali sama-sama terbuai dan dari sanalah Kyle Adam Hariski lahir. Dua tahun berlalu kekasih ibu kembali. Dia meracuni fikiran ibu dan berhasil membuat suami ibu menceraikan ibu. Tak sampai hanya disana, dia kembali memanas-manasi hati ibu hingga setelah masa iddah ibu berakhir, dengan mulusnya dia menikahi ibu. Apa kau tahu siapa laki-laki itu? Dia adalah ayahmu sendiri, Jaber Fauris. Setelah tau bahwa perasaan ibu hanya sebagai permainannya ibu meminta cerai melalui khulu'. Dan tentang kenapa ibu memalsukan kematianmu dan kuburan itu karena ibu saat itu sudah hilang harapan. Jika kamu tidak selamat dalam operasi itu, maka kamu akan tiada. Dan satu lagi, setelah ibu tahu bahwa laki-laki yang kamu gilai adalah Kyle Adam Hariski ibu tak ingin diam saja. Sebab dia adalah Abang mu, ibu minta maaf." Ucap Dira dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.

"Aku yang minta maaf, maafkan Ana." Ucap Ana sambil duduk di bawah menjajarkan dengan lutut ibunya lalu memeluk pinggang Dira.

"Ashfiya Maulidiana, kamu mungkin sudah remaja. Tapi karena penyakitmu yang dulu kamu bisa kapanpun bertindak seperti anak PAUD. Kamu harus minta maaf pada Abangmu dan mengirimkan diri ke pihak berwenang. Jadilah seseorang yang berani bertanggung jawab atas tindakanmu itu, sama seperti yang ibu ajarkan selama ini. Faham?" Ucap Dira yang diangguki Ana.

***

"Ashfiya Maulidiana? Bukankah dia sudah tiada satu tahun lalu? Dan bukankah selama ini Adam juga selalu menyempatkan diri untuk mendoakan dia. Lalu ini kenapa tiba-tiba dia hidup kembali? Tak jadi mati apa bagaimana? Lalu kuburan yang selama ini dikunjungi Adam itu kuburan siapa?" Runtukan pertanyaan Insi kepada mata-mata Al Malak, sedangkan Al hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum mendengar celotehan istrinya itu.

" Saya juga tidak tahu, yang saya ketahui adalah gadis itu bernama Ashfiya Maulidiana." Jawab mata-mata Al yang gaya bahasanya juga formal.

"Mungkin nama mereka sama." Jawab Al.

"Aku akan menyelidiki ini sendiri." Ucap Adam lalu pergi. Ali yang dari tadi diam sambil memikirkan sesuatu, dia nampak tak asing dengan nama itu. Hingga matanya bertemu dengan mata Iffah.

***

Diruangan ini hanya ada Ali dan Iffah, mereka masih diam hingga lima menit berlalu Ali mulai membuka suara.

"Aku akan memasukkan dia kepenjara." Ucap Ali yang membuat Iffah terkejut.

"Tapi dia anak tirimu." Bela Iffah.

"Jika yang melakukan itu adalah Adam, aku akan melakukan hal yang sama." Jawab Ali.

"Kalian tenang saja, aku akan menyerahkan diriku sendiri kepada pihak berwenang." Ucap sebuah suara yang membuat Ali dan Iffah beralih melihat sang pemilik suara.

"Ashfiya Maulidiana?" Kejut Ali dan Iffah.

Bersambung 😴😴😴

Yei, jumpa lagi😂maaf ya absurt, tapi sampai sini masih faham kan kisah alurnya😩 maaf gk bisa lama-lama 🙏harus kerja soalnya. Jumpa lain waktu, bye-bye 😘😘😘

Lauhul Mahfudz (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang