'Rasa Takut'

129 8 0
                                    

WARNING😂 18+++🤣🤣🤣

Tak bisa tidur? Ya hal itu dirasa Insi semalaman meskipun tidur dlm pelukan Al. Hal tsb terlihat jelas dr kantung matanya yg besar ditambah pula kantuk yg menyelimutinya. Dan mungkin dlm sejarah ini adalah untuk pertama kalinya stlh menikah dgn Al, Insi tdk bisa tidur dlm pelukannya. Kenapa? Karena dia memikirkan hal yg disampaikan Ima melalui rekaman flashdisk bbrp hari lalu. Dan hari ini semua anggota besar akan berkumpul krn Maulana juga akan dtg ke Indonesia.

"Insi, saya berangkat kerja dulu. Saya usahakan nanti sebelum Maghrib sudah pulang." Pamit Al diambang pintu dapur sambil melihat istrinya mencuci piring sisa sarapan tadi.

"Iya, hati-hati." Jawab Insi dgn lesu. Al yg merasa ada hal yg menggangjalpun mendekati Insi.

"Anda membunyikan sesuatu dari saya, ada apa sebenarnya?"

"Aku takut." Jawab Insi lalu memeluk Al dan menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Al.

"Takut karena apa?" Tanya Al sambil membalas pelukan Insi.

"Rencana Ima."

"Insyaallah itu tak akan terjadi." Al kini tahu kenapa semalaman Insi begadang dan lesu. Tentu saja memikirkan rencana bejad Aufa yg selanjutnya. Tapi dia tahu, hari ini Alif akan pulang ke Indonesia sambil membawa polisi untuk memenjarakan Aufa.

"Anda ikut saya kerja saja bagaimana?" Tawar Al.

"Boleh?" Tanya Insi dan Al mengangguk.

"Oh iya aku lupa, kemarin aku dapat bingkisan dari adikmu tapi belum aku buka. Aku tak tahu, katanya hari ini dia pulang bukannya dikasih nanti tapi dikirim kemarin. Adikmu itu sudah seperti banyak uang saja Al." Cebik Insi.

"Aku bawa sekalian ya? Aku mau buka nanti saat sudah sampai Rumah Sakit."

"Iya."

***

Setelah sampai di Rumah Sakit Al langsung msk ke ruang Dokter krn ingin mengajukan proposalnya waktu di Korea Minggu lalu. Sedangkan Insi msk ke ruangan Al, stlh menutup pintu Insi duduk di kursi Al dan membuka bingkisan dari Adam.

"Lailaa haillallah..." Kejut Insi stlh membuka bingkisan dari Adam yg berisi susu Prenagen Esensis rasa coklat (susu perencanaan kehamilan) dan surat yg bertuliskan, 'Semoga segera mendapatkan momongan.'

"Bisa-bisanya dia, awas saja nanti kalau sampai rumah!" Geram Insi. Setelah itu Insi membuka susu tsb tak lupa dia juga mencari wadah dan sendok lalu menuang susu itu ke dalam wadah dan memakan bubuknya.

"Kalau dibuang mubazir, tapi kalau diminum sedangkan aku dan Al tak melakukannya bagaimana ada janin di rahim." Bisik Insi dgn senyum kecut. Setelah lumayan lama akhirnya Al msk keruangannya dan mendapati Insi tengah melihat drama Korea di HP-nya.

"Apa lama?" Tanya Al mengalihkan perhatian Insi dr hp ke dirinya.

"Ya, tiga puluh menit."

"Maaf."

"Ini saya berikan cemilan." Tambah Al sambil menaruh cemilan lays, good time, dan ya msh banyaklah.

"Aku sudah kenyang." Mendengar jawaban dari Insi membuat Al mengerutkan keningnya.

"Makan apa?"

"Itu." Tunjuk Insi ke wadah yg berisi serbuk susu. Al pun membuka wadah tsb lalu menciumnya.

"Susu Prenagen Esensis?" (Kalau kalian nanya dari mana Al tahu, ya diakan dokter. Jadi, dia tahu lah ya.)

"Iya."

"Dari?"

"Adikmu."

"What? Dan ini sudah anda makan seperempat?"

"Emm😅iya😁😁😁." Jawab Insi sambil menunjukkan gigi putihnya.

"Sebenarnya tadi mau aku buang, tapi aku takutnya mubazir. Mau aku kasih orang, nanti kata Adam aku tak menghargai pemberiannya. Ya sudah aku makan saja, toh aku juga tak akan hamil jika kita tak melakukannya." Hati Al seakan tersayat mendengar jawaban Insi di 10 kata terakhir. Bukannya dia tak mau melakukannya tapi Al selalu merasa jika Insi blm siap jika dia meminta haknya.

"Kenapa kau diam Al? Sudahlah tak usah kau masukkan hati kalimat terakhirku tadi. Lupakan saja, dan maaf jika kau tersinggung." Ucap Insi mencoba tersenyum sambil memandang Al yg msh berdiri. Sedangkan Al juga memandangnya tapi tanpa ekspresi.

"Jangan memandangku seperti itu Al, aku tak suka." Ucap Insi merajuk lalu memeluk pinggang Al dan menaruh kepalanya ke perut six pack milik Al. (Author gila😅kata 'menaruh kepalanya'😂😂 ini kepalanya dipenggal apa hrs gimana woi🤣🤣🤣)

"Kita pulang sekarang ya, urusan saya disini sudah selesai."

"Tapi katamu kau masih banyak hal dan kita akan pulang sebelum Maghrib."

"Sekarang saja."

***

Setelah sampai rumah Al langsung ke kamar mandi, membasahi fikirannya yg sdg memanas. Setelah selesai mandi Al keluar dgn hanya lilitan handuk dipinggangnya, hal ini membuat Insi terkejut meski ini bukan kali pertama Al keluar dgn lilitan handuk belaka.

"Al." Panggil Insi yg tengkurap di atas kasur, Al pun berjalan mendekatinya.

"Insi, saya ingin bertanya. Jika saya meminta hak saya sebagai suami, apakah kau akan menolaknya?" Tanya Al dgn penuh kehati hatian.

"Tanpa kau meminta izin dariku, selama aku tidak haid, nifas, dan puasa. Aku akan selalu siap Al." Jawab Insi stlh duduk dgn mata berkaca-kaca, Al memandang tepat ke bola mata Insi. Dan yg Al lihat adalah sebuah kebenaran jika Insi mmg sdh siap melakukan apa yg mereka inginkan.

Msh dgn memakai handuk Al telentang disebelah Insi menjadikan tangan kanannyanya sebagai bantal.

' Jika saya melakukan ini karena ingin membuang rasa takut Insi akan rencana Ima, lebih baik tak usah saya lakukan. Tapi jika saya melakukan ini karena saya menginginkan hak saya, maka saya harus melakukan ini. ' bisik Al dlm hati. Setelah itu Al memejamkan matanya, seakan mencoba mencari jawaban dari isi hatinya.

Hawa hangat tiba-tiba menutupi tubuh Al krn Insi menaikkan selimut hingga ke dada Al. Dia pun tidur dengan berbantalan tangan kiri Al.

"Jika masih ada keraguan dalam jiwa, lebih baik tak usah dilakukan. Sesuatu yang dilakukan tanpa kemantapan, keikhlasan dan cinta akan terlihat hambar jika telah selesai." Ucap Insi pelan yg msh bisa didengar Al.

Tangan kanan Al kini beralih ke pinggang Insi, dgn ucapan yg seperti tawon bernyanyi (apaan dah🙄🙄🙄). Tanpa Insi sadari Al tengah membacakan sebaris doa. Dan you know lah mereka ngapain😏😏😏

***

Jam 13.00 Insi terbangun, matanya mencoba menerima pancaran cahaya matahari yang msk. Dengan mamai dia melihat Al yg msh tertidur disampingnya.

"Innalillahi." Pekiknya pelan seakan baru mengingat sesuatu. Dengan pelan dia mencoba melihat sesuatu dibalik selimut yg dia gunakan.

"Jadi yang tadi itu nyata? Tadi tak mimpi?" Lah🙄tak sadarkah dia. Dgn pelan Insi mencoba bergerak tapi gerakan Insi justru membuat Al terbangun dari mimpinya.

"Ada apa?" Tanya Al yg msh memejamkan matanya.

"Aku ingin mandi."

"Dengan saya?" Tawar Al.

"Jika kita mandi berdua kita akan tertinggal sholat dhuhur dan ashar." Insi pun langsung berlari ke kamar mandi dgn tubuh yg dililit selimut.

"Hei, anda membawa lari selimutnya. Dan membiarkan saya telanjang!" Teriak Al yg sdh terduduk di atas kasur.

"Disana ada handukmu, pakai saja." Jawab Insi sekenanya.

"What?" Jawab Al tak percaya.

***

Bersambung 😪huh publis 2x demi para pembaca setia karyaku🤗😚😚

Lauhul Mahfudz (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang