'Hari Sial'

109 12 0
                                    

Tinggal 2 Minggu lagi Al dan Insi pulang ke Indonesia. Sedangkan Alif masih menyimpan rekaman Vidio percakapan antara Istrinya Zara, Ima dan Ulya palsu ( alias Aufa ). Bukannya Alif tak mau mengirim Vidio tsb ke Al. Tapi dia menunggu kedatangan Al terlebih dahulu.

"Dua Minggu lagi..." Gumam Alif lalu beranjak ke sebuah ruangan yg didalamnya ada seorang wanita.

"Assalamualaikum." Sapa Alif.

"Waalaikumussalam, ada apa? Tumben kesini?"

"Aku ingin menyerahkan ini." Jawabnya sambil menyodorkan sebuah file yg berisi rekaman suara. Dlm hitungan menit file itu sdh beralih tangan.

"Apa ini?"

"Putarlah!"

***

"Innalilahi..." Pekik Umai setelah Vidio itu gelap.

"Apa yang harus kita lakukan Lif?"

"Kita tunggu Al pulang saja, dia sedang melakukan bisnis besar disana. Saat nanti dia pulang aku akan langsung memberi tahunya tentang ini. Sedangkan kau jaga dan lindungi Insi, sedangkan Zara biar urusanku."

"Aku harap kau tak mentalaqnya Life."

"Aku tak akan mentalaqnya, aku hanya akan menghukumnya tapi aku tak mahu jadi hakim. Aku akan menjadi saksi jika masalah ini bergelar dimeja hijau. Zara hanya akan didenda karena dia hanya boneka aku tak akan meringankannya. Dia harus menebus kesalahannya sendiri tanpa bantuan ku maupun orang tuanya."

"Kau kejam sekali Lif."

"Aku tak kejam, aku hanya ingin keras sedikit dalam membimbingnya." Setelah mengucapkan itu Alif pergi dgn membawa file rekaman itu.

"Musuh yang paling mengerikan adalah keluarga sendiri." Bisik Umai setelah Alif keluar dari ruangannya.

Ya, sejahat jahatnya seorang pencuri. Sekeji kejinya seorang pembunuh. Tentu masih jahat dan keji musuh yg berasal dari keluarga kita sendiri. Sosok yg kita percayai kebaikannya, justru berkhianat dan menuruk kita dari belakang. Maaf dan hukuman saja rasanya kurang bagi mereka, entahlah...

Sebuah notifikasi pesan WA masuk kedalam hp Alif.

' Sepekan lagi Tuan diwajibkan datang ke Irlandia guna menghadiri sidang sengketa selanjutnya. Saya harap kedatangan Anda dan terimakasih '

"Siap!!!" Umpat Alif setelah membaca pesan tsb.

Untuk pengetahuan saja, Alif ini adalah Hakim di Negara Irlandia. Entah bagaimana asal dan ceritanya dia bisa menjadi hakim negara lain.

"Kenapa jadi begini." Dia meraup rambutnya kesal.

***

Sedangkan jauh di Korea sana Al dan Insi baru sampai hotel. Meraka baru saja selesai keliling Korea sesuai dgn janji Al beberapa hari sblm Insi sakit lalu. Insi bukanlah orang yang suka menghambur hamburkan uang, dia cukup Belanda oleh-oleh untuk orang rumah saja. Tapi klu dihitung hitung ya banyak juga lah, kan keluarga Al dan Insi keluarga besar.

Al merebahkan dirinya di sofa kamar, merasakan penat di kakinya karena tadi Insi meminta untuk tdk memakai kendaraan. Insi yg melihatnya mendekati Al dgn membawa minyak gosok.

"Lelah?" Tanya Insi yg dijawab anggukan dari Al.

"Biar aku pijati." Tambahnya lalu mulai menaikan kedua kaki Al ke pangkuannya dan mulai memijatnya.

"Terimakasih" ucap Al ikhlas.

"Sudah kewajiban ku." Jawab Insi sambil melihat Al dgn senyum manisnya.

Lauhul Mahfudz (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang