' The Triplets Es '

216 7 0
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul 01.30 WIB, dengan berat mata Al Malak membukanya dan berlari kecil menuju kamar mandi mengeluarkan semua isi yang ada diperutnya. Setelah melihat jam Al Malak memutuskan untuk mandi besar dan menyiapkan diri untuk sholat malam. Setelah selesai sholat malam dilihatnya Insi yang masih meringkuk di atas kasur, entah kenapa mual itu kembali dirasakan Al Malak dan segera dikeluarkan segera.

"Huf..." Nafasnya lega, karena merasa masih mengantuk Al mencoba kembali tidur disebelah Insi. Namun mual yang terus tak berhenti itu membuat Al Malak terjaga hingga subuh.

"Al..." Panggil Insi yang terkejut melihat Al Malak memuntahkan isi perutnya di kamar mandi.

"Kau sakit?" Tanya Insi sambil membantu Al Malak.

"Mungkin hanya masuk angin."

"Nanti kita periksa saja ya." Putus Insi yang diangguki lemah Al Malak.

Setelah sholat subuh Insi memasak menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Al Malak. Setelah selesai Insi membawa sarapan Al ke kamar, sebab kondisi Al sangatlah lemah.

"Al ayo sarapan sedikit saja."

"Tak mau, enek. Nanti saya mual lagi." Tolak Al.

"Sedikit saja." Rujuk Insi, dengan menghembuskan nafas gusarnya alencoba bangun.

"Suapi." Ucapnya manja, baru saja satu sendok makan Al berlari kecil menuju kamar mandi dan membuangnya.

"Enek Insi..." Ucap Al sambil berjalan lemah keluar kamar mandi. Dengan segera Insi mencoba menelepon Adam dan Rais untuk ke rumah mereka. Tak butuh waktu lama, keduanya sudah tiba di rumah yang tergolong mewah itu.

"Ada apa?" Tanya Adam dan Rais bersamaan.

"Abang Al, dari tadi mual terus bisakah kalian menolongku membawanya ke dokter aku mohon."

"Ya sudah dimana dia sekarang?" Tanya Rais.

"Dikamar utama." Tunjuk Insi, setelah itu mereka menuju kekamar utama yang terlihat Al baru saja keluar kamar mandi.

***
Sampai di rumah sakit Al langsung diperiksa. Setelah cukup lama dokter juga menyuruh Insi untuk melakukan pemeriksaan urin. Setelah selesai seorang dokter masuk ke dalam ruangan Al Malak lalu duduk dihadapan mereka.

"Menurut hasil lab, bapak mengalami sindrom cauvade, atau bahasa zaman sekarang bisa di sebut dengan morning sick. Selamat, istri anda hamil usianya masih sangat muda yaitu jalan empat minggu. Dan saya sarankan untuk jangan dulu melakukan hubungan, sementara itu saya akan menuliskan resep pereda mual untuk bapak." Setelah itu dokter keluar dari ruangan, sedangkan Al Malak dan Insi masih tak percaya akan ucapan dokter tadi.

"Al, aku hamil?" Tanya Insi.

"Berdasarkan hasilnya positif."

"Apa sedang bermimpi sekarang? Aaduhhh." Keluh Insi karena hidungnya dicubit.

"Sakit Al."

"Kalau sakit berarti kamu tidak mimpi." Jelas Al Malak.

"Hei lama sekali ayo pulang, obatmu sudah aku tebus!" Perintah Rais.

***

Bulan demi bulan berganti Insi sangat aktif dalam mengikuti senam ibu hamil. Sedangkan Rais sudah membawa pangeran kecilnya yang diberi nama Emanuel Qizdan. Begitu juga dengan Rama yang sedang bermain dengan putranya Zeraf Rukhan Aditya. Meski terasa lengkap tapi kebahagiaan itu belum terciprat di keluarga kecil Adam, setelah Ain keguguran calon bayi pertamanya dia belum diberi kepercayaan pada Allah lagi. Meski belum ada tanda-tanda, Adam tak pernah putus asa dan menyalahkan Allah atas takdirnya. Dan Ain selalu mensyukuri apa yang sudah Allah beri kepadanya.

Lauhul Mahfudz (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang