'Akad'

263 11 0
                                    

Wajah lelahnya mengiring langkah sayu pemuda tampan itu memasuki rumah.

"Assalamu'alaikum." Sapanya lirih sambil msk ke dlm rumah.

"Wa'alaikumussalam, baru pulang Al?" tanya Iffah kpd Al. Al pun menyalami punggung tangan kanan ibunya lalu duduk di ruang tamu bersandar pada sofa dan memejamkan matanya.

"Bunda bikinin es coklat kesukaanmu ya?" Al mengangguk mengiyakan. Setelah beberapa lama Iffah kembali membawakan es coklat kesukaan Al.

 Setelah beberapa lama Iffah kembali membawakan es coklat kesukaan Al

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih Bun."

"Al, kamu belum bilang sama Rama dan Rais kalau kamu sudah bisa makan dengan tangan?" Al menampakkan senyum setannya.

"Belum Bun, Al mau mereka tahu sendiri. Oh ya Bun, tadi Abang Rais kesini?." Iffah menganggukkan kepalanya.

"Bilang apa?"

"Ta'arufmu diterima Insi, terus Rais tanya kita akan kesana untuk mengkhitbah Insi. Tapi Bunda telefone Papa kamu dulu, trus nanti bakda Isyak kita kesana." Al menganggukan kepala, lalu melihat jam di arlojinya.

"Ya udah Al mau dhuhur dulu lepas itu Al akan ke restaurant nanti bakda Magrib Al pulang." Iffah menganggukkan kepala, Al naik keatas dgn membawa es coklat miliknya.

***

Sedangkan dikediaman Insi, Rais sdh mengabari bahwa keluarga besar Al Malak akan singgah bakda Isyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedangkan dikediaman Insi, Rais sdh mengabari bahwa keluarga besar Al Malak akan singgah bakda Isyak.

"Mam, kita nanti masak banyak dong?" tanya Ahmad kpd ibunya yaitu Umai.

"Iya sayang."

"Daftar belanjaannya udah Mai?" tanya Jannah.

"Udah Mi, ayo..."

Disisi lain Insi sedang mengelilingi sebuah ruangan khusus dimana di dalamnya terdapat banyak mendali emas dan piala dari hobi memanahnya. Lalu Insi membuka pintu lagi yg didalamnya berisi banyak sekali buku. Dia mengambil salah satu buku novel miliknya.

'Muhammad Ajnihat Al Malak" Ucapnya dalam hati, tanpa dia sadari Insi sdh mengembangkan senyumnya.

"Perjalanan Bidadariku Selama di Cairo." Lanjutnya lagi, Insi mulai membaca halaman terakhir dari novel itu. Insi membaca alasan sang penulis membukukan novelnya.

Lauhul Mahfudz (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang