' Sholat Taubat '

118 7 0
                                    

Setelah sholat isya' dan makan malam meski hanya beberapa suap Al menyuruh Insi tidur. Al membiarkan Insi tidur di atas pahanya, sedangkan Al memilih untuk membaca buku yang berisi catatan penting perusahaan. Besok Al harus pergi lagi, dan kepergiannya kali ini tak bisa diperwakilkan. Terlebih karena Rama yang tengah ke Surabaya menemani istrinya untuk lahiran, pertemuan kali ini tak bisa diperwakilkan. Jika biasanya masalah tentang perusahaan Rama yang mengambil alih, tapi kali ini benar-benar tidak bisa diwakilkan. Entah clien siapa yang akan Al temui, seakan pentinglah sangat sampai tak bisa diperwakilkan. Setelah itu terdengar nada telepon masuk dari hp Al Malak yang berada diatas meja. Setelah membaca sang menelepon Al langsung mengangkatnya lalu menyalakan spiker.

"Halo Assalamu'alaikum Ram, ada apa?" Salam dan tanya Al.

"Wa'alaikumsalam, bagaimana kondisi istrimu. Dan apakah kau sudah membicarakan kepergianmu besok?" Tanya Rama.

"Insi sudah mendingan, dan saya belum bilang."

"Sudahlah Al biar aku saja yang kesana." Tawar Rama.

"Mana mungkin bisa, masalah itu tak bisa diperwakilkan. Sudahlah tak apa besok saya akan membawanya ikut, kau urus saja binimu itu yang sedang berjuang untuk benih pertamamu saja."

"Cih, kata-kata mu Al! Geli aku dengernya." Kata Rama yang ditertawai Al.

"Oh ya Al, kalau kau ada waktu senggang kau disuruh untuk main kerumah Datuk." Imbuh Rama.

"Ya tentu saja."

"Aku titip salam ya buat Datuk, sudah dulu dan selamat bergelut dengan dokumen yang kau perbukuan. Assalamu'alaikum."  Tanpa mendengar jawaban salam dari Al terlebih dulu Rama sudah memutuskan jawaban.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Al tersenyum sambil menggeleng gelengkan kepala. Lalu Al mengambil buku alias dokumen yang sebelumnya dia letakkan di atas meja dan lanjut membaca. Tanpa Al sadari Insi mendengarkan pembicaraan Al dan Rama.

***

Jam satu dini hari Al baru selesai membaca keseluruhan dokumen maha penting. Dan pukul empat fajar dia terbangun untuk bersiap-siap menunaikan kewajibannya menemui Allah yang sudah dengan senantiasa turun dari Surga Arshy untuk menemui hambanya.

"Al.." Panggil Insi.

"Ya." Jawab Al singkat.

"Kau akan ke Malaysia bukan? Cepatlah berkemas aku akan membuat makanan untuk sarapan mu sebelum kau berangkat. Kau bisa pergi setelah kau sarapan, kau tenang saja selama kau pergi aku akan kerumah Bunda. Dengan begitu kau bisa tenang di Malaysia tak perlu mengkhawatirkanku. Aku......."

Cup

Tiba-tiba Insi menghentikan ucapannya setelah merasakan bibir Al Malak membungkam mulutnya.

"Nyonya bising sekali!" Sindir Al sambil tersenyum.

"Saya tetap akan membawa kamu ke Malaysia. Terakhir saya pergi saya mendapatkan kabar kamu diculik, saya tak ingin hal itu terulang lagi. Dan dengan membawa istri bepergian jauh saya akan dapat pahala. Jadi saya gunakan ini sebagai peluang saya untuk menyelam minum air. Ke Malaysia bekerja dengan membawa kamu saya dapat pahala cerdaskan suamimu ini?" Bangga Al Malak dengan diakhiri gelak tawa.

***

Sesuai dengan keputusan Al Malak, Insi pun ikut di bawa ke Malaysia. Aih🤦macam barang pula di bawa. Untung Al Malak punya pesawat pribadi, jadi dia tak usah repot-repot untuk memesan tiket tambahan. Sampai di Malaysia mereka bermalam di villa yang sebelumnya sudah di pesankan Rama.

"Lelah sekali." Ucap Insi sambil mendudukkan pantatnya di sofa lalu menyalakan tv.

"Hai nyonya besar! Mandi dulu dan ayo bergegas magrib." Suruh Al yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Iya-iya." Jawab Insi tak ingin berdebat. Setelah mandi Insi melihat Al sudah menyiapkan sajadah dan mukena untuk dipakainya. Sungguh romantis dalam penglihatan para jomblo😍 eh maksudnya dalam penglihatan Insi.

Setelah sholat magrib Al dan Insi mengaji hingga menunggu isya'. Setelah isya' mereka makan malam dengan makanan yang sudah disajikan dari pihak villa. Setelah acara makan-makan selesai Al teringat kata-kata Rama untuk menemui Datuk, tapi tak mungkin dia meninggalkan Insi sendirian di villa. Setelah difikirkan, mungkin besok adalah hari yang tepat untuk menemui Datuk.

***

Kepagian harinya sebelum ke tempat clien yang akan Al temui, dia mampir ke tempat Datuk terlebih dahulu.

"Assalamu'alaikum." Sapanya pada satpam yang berjaga didepan Perumahan Abadi.

"Wa'alaikumsalam. Nak jumpa siape? Tanya satpam itu.

"Datuk." Setelah mengatakan itu satpam tersebut langsung mengantar Al ke rumah Datuk.

"Terimakasih." Ucap Al tulus kepada satpam itu yang hanya dijawab senyum dan anggukan.

"Lama tak jumpa putraku Muhammad Ajnihad Al Malak." Sapa seorang lelaki berusia sekitar lima puluh lima tahun itu sambil membawa Al kedalam pelukannya.

"Assalamu'alaikum." Sindir Al Malak.

"Ah iya, Wa'alaikumsalam." Setelah itu pelukan dilerai.

"Kak mana menantu aku? Kau tak membawanya?" Marah lelaki itu yang tak lain adalah Datuk, Al menggeleng dengan senyumannya.

"Dia ada di villa, saya tak membawanya sebab saya harus bertemu dengan clien." Terang Al.

"Anak nakal!" Umpat Datuk sambil mencubit pipi Al.

"Mari duduk, ada yang perlu Datuk bicarakan. Al sudah berapa bulan kau menikah?" Tanya Datuk sambil menyisip air hangat miliknya.

"Sudah lama."

"Pasti saat ini istrimu tengah hamil, kenapa kau bawa pergi jauh?" Tanya Datuk menyentakkan Al.

"Dia belum hamil." Jawab Al dengan suara parau dan pandangan kosong.

"Kau tahu kenapa kalian belum diberi kepercayaan untuk mendapatkan momongan?" Tanya Datuk lagi yang membuat Al menggeleng lemah.

"Anakku, dulu kau mencintainya sebelum halal. Kau menebar dosa tanpa kau sadari. Cinta itu membesar hingga kau lalai bahwa saat itu belum ada akad di antara kalian. Anakku, lakukanlah sholat taubat bersama istrimu. Minta maaflah kepada Allah atas tindakan kalian dulu semasa masih belum terikat seperti saat ini. Minta ampun atas dosa yang dulu kalian perbuat berdua." Saran Datuk.

"Jangan diundur-undur untuk bertaubat. Ini dah siang cepatlah temui clien mu, Datuk titip salam buat istrimu."

"Rama juga titip salam buat Datuk. Saya permisi dulu, assalamu'alaikum." Ucap Al.

"Iya salam balik, hati-hati di jalan Wa'alaikumsalam. Setelah itu Al pergi.

"Aku memang bukan bapakmu, tapi Almarhum bapakmu sudah memberi kepercayaan kepadaku untuk memperhatikan mu." Ucap Datuk yang tak akan didengar Al Malak.

***

Selama perjalanan pulang Al terus mengingat ucapan Datuk. Pulang? Lalu percakapan dengan clien macam mana? Udah kelar itu😒tapi aku skip gak aku tulis biar kalian kepo😝

"Doorrr!" Teriak Insi mengejutkan Al Malak.

"Ayam berkokok, bertelur, beranak!" Latah Al yang diketawai Insi.

"Istri nakal!" Umpat Al lalu menggendong Insi selayaknya karung beras yang di panggul di bahunya.

"Sejak kapan suamiku ini latah lagi?" Tanya Insi mengusik Al setelah di kamar.

"Macam-macam! Ayo sholat." Ajak Al yang diangguki Insi, sesuai dengan perintah Datuk tadi Al mengajak Insi sholat taubat lalu isya' berjamaah.

Bersambung....

Makin gak jelas ceritanya 🙈🙈🙈

Lauhul Mahfudz (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang