'Stay Here'

131 7 0
                                    

Malam menjelang, hatinya tak tenang, fikirannya tak nyaman. Setelah mendapatkan Vidio dari Alif waktu menunggu penerbangan di Bandara Pakistan. Jiwanya berkecambuk, mentalnya disiapkan dan dikokohkan, kemungkinan kemungkinan hal negatif memutari isi kepalanya. Langkah panjangnya langsung penerpa jalan setiba di Bandara Soekarno-Hatta. Mata sayunya menerpa mencari taksi, dlm kecepatan tinggi dia menyuruh sang supir untuk mengebut. Namun kemacetan Jakarta memintanya untuk berjalan sesantainya. Setelah empat puluh lima menit perjalanan, dia sampai di RS yg ditujunya. Laki-laki itu berlari kesalahan satu ruangan VVIP yg didalamnya terdapat seorang wanita tengah duduk bersila diatas kasur RS sendirian. Ya, wanita itu adalah Insi.

"Al..." Panggil Insi setelah pintu kamar terbuka menampakan sesosok lelaki.

DEG

Nama panggilan yg bahkan sdh lima tahun tak didengarnya kini terdengar kembali. Namun alih-alih sang pemilik nama mendekat, justru dia sedang mematung.

' Mungkin saya salah dengar.' Gumamnya dalam hati, ya lelaki itu adalah Muhammad Ajnihat Al Malak.

"Al..." Panggil Insi lagi. "Kau yang kesini atau aku yang kesana!" Tambah Insi.

"Hah? Saya saja yang kesana." Jawab Al dgn reflek. Al berjalan mendekati Insi dan duduk diatas kasur.

"Stay here Al." Ucap Insi sambil memeluk Al dari samping, Al msh blm percaya akan yg diucapkan dan yg di lakukan Insi. Namun pasti, Al membalas pelukan Insi dgn erat.

"I am here." Jawabnya sambil mencium ubun ubun Insi.

"Aku sudah mengingat semuanya." Ucap Insi tanpa melepaskan pelukannya.

"Apa Anda tak mengira dalang kecelakaan itu adalah saya? Dan apakah Anda tak mengira saat saya menyanyikan lagu Zaujati agar Anda tersadar dari koma hanyalah motif belaka!??" Mendengar penuturan dari Al Insi sedikit terkejut lalu menatap mata Al mencoba mencari kebohongan. Namun nihil, dia tak menemukannya sama sekali.

"Tidak, aku yakin kau tak akan melakukan hal tersebut. Jangankan didunia nyata, bahkan di dunia mimpi pun kau tak akan melakukannya Al."

"Seyakin itulah Anda kepada saya?" Tanya Al dgn menaikan alisnya. "Tapi bagaimana jika hal tersebut menjadi nyata?" Tambah Al lagi.

"Aku sudah memaafkan mu." Jawab Insi.

"Semudah itu?!!" Tanya Al tak percaya.

"Iya..."

"Ya sudah kita tidur saja ya. Ini sudah dini hari." Ucap Al sambil melepaskan pelukan Insi.

"Tapi kau tidur disini." Jawab Insi dgn wajah melasnya.

"Iya." Setelah itu Al ikut berbaring di atas kasur RS bersama Insi.

***

Kepagian harinya setelah sholat subuh Insi dan Al makan, tak lupa juga Al menyuruh Insi meminum obat.

"Insi ada yang ingin saya bicarakan." Ucap Al mengawali pembicaraan, dgn duduk bersandar dgn bantal yg sdh ditata berdiri.

"Tentang apa?" Tanya Insi dgn menyandarkan dirinya di dada bidang Al yg terlapisi T-shirt dan kakinya berada diantara kedua kaki Al.

"Ini putarlah." Kata Al dgn menyodorkan hpnya yg berisi rekaman pembicaraan antara Ima, Zara, dan Aufa yg dikirim Alif.

Flashback on

"Hahaha, mauku? Aku hanya menginginkan Al. Dan jika kau mau mengikuti rencanaku, aku pastikan kau mendapatkan Rais." Terdengar suara Ima saat Vidio pertama kali di putar Insi.

"Ima sebenarnya apa rencanamu!?" Sela Zara yg dr tadi diam.

"Rencanaku? Jadi begini, pertama. Kak Zara harus memberikan flashdisk ini ke Insi, kalian tahu benar apa isinyakan? Jika Insi memutar video ini dan ingatannya kembali maka dia akan menganggap Al sebagai dalang kecelakaan yang menimpanya lima tahun lalu. Dan tentang lagu Zaujati, Insi akan menganggap itu hanyalah motif belaka. Setelah itu Insi akan meminta cerai dari Al, tapi jika Insi tak meminta cerai. Aku akan meracuni fikiran Al dengan memberinya minuman yang sudah aku campurkan obat. Dan ya kalian tahukan seterusnya aku akan menyuntik Al dan mengambil spermanya lalu akan kutanam dirahimku. Setelah itu mau tak mau dia harus menikah iku!"

"Jijik!! Gila!! Tak waras!!! Wanita lajang, Jahannam untuk mu wahai wanita tak tahu malu dan harga diri!!!" Cebik Aufa stlh mendengarkan rencana Ima.

Flashback off

Setelah itu vidio di hp Al mati dan gelap.

"No!!! Tidak... Ini tak boleh, aku yang menjadi Istrimu tapi orang lain yang akan mengambil spermamu sepelum aku?!! Ini tak boleh Al." Insi mulai menggerutu dlm pelukan Al, sedangkan Al menganga karena terkejut akan ucapan Insi. Setelah itu Al menutup mulutnya.

"Hari ini aku sudah boleh pulang, bolehkah nanti malam aku menjadi hak mu yang sebenarnya Al?" Tanya Insi sambil mendongakkan wajahnya menatap mata Al. Al hanya datar tak menunjukkan ekspresi.

"Ish Al jelek!" Ucap Insi merajuk lalu beralih ke hp Al memainkan game online miliknya hingga ada pesan  masuk dari operator bertuliskan 'Kuota bulanan kamu sudah habis.' Al yg melihatnya hanya tersenyum tipis lalu memeluk Insi dgn erat.

"Apa yang anda ingat dari saya?" Tanya Al memastikan bahwa ingatan Insi benar-benar sdh kembali.

"Kita pertama kali bertatap muka saat kelas dua MA di halaman sekolah saat akan upacara. Banyak teman wanita kita yang menyukaimu, tapi kau itu sangatlah dingin dan cuek. Tapi jika sudah mengenalmu lebih dalam ada yang bilang kau itu baik, bisa bersosialisasi dan bisa bercanda. Dan dari temanku aku tahu bahwa tak ada seorang wanita pun yang berani mengejutkan mu. Dan kau tahu kan kalau aku ini jahil, aku memberanikan diriku untuk mengejutkanmu. Dan saat itu kau langsung latah, lucu sekali saat itu membuat mu latah dengan bilang ''I love you'' dan aku menjawab "I love you to". Sejak saat itu aku sering mengejutkan mu dan sebagai tanda maaf setiap kali kau ingin makan aku yang menyuapimu." Jelas Insi menceritakan kisah pertemuan mereka.

"Anda mengingin hak sebagai Istri kan? Ya sudah, ambil saja kapanpun yang anda mau." Ucap Al, seketika Insi membulatkan matanya dan pipinya memerah karena malu. Insi menyampingkan duduknya lalu menyembunyikan wajahnya di dada Al sambil memeluknya. Al juga membalas pelukan Insi dan mencium ubun-ubun kepalanya yg tak terlapis kerudung.

"Kenapa tak memotong rambut?" Tanya Al.

"Sengaja, aku ingin menguji imanmu."

"Macam-macam." Al sangatlah risi akan rambut panjang Insi yg jika diurai sampai selutut itu.

"Saya urai saja ya."

"Tak mahu, gerah Al." Al hanya bisa menghembuskan nafas panjang.

"Kita pulang ya Al, Dokter sudah mengizinkanku pulang hari ini."

"Ya sudah mari kita pulang."

***

Mereka pulang ke rumah mereka, sesampainya di rumah Al dan Insi solat Dzuhur terlebih dahulu kemudian makan berdua diruang makan.

Setelah makan Al berjalan menuju balkon kamar dan tiduran diatas ayunan.

Insi yang mengikutinya dari belakang pun juga ikut naik keatas ayunan dgn badannya yg menindih tubuh kekar Al

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Insi yang mengikutinya dari belakang pun juga ikut naik keatas ayunan dgn badannya yg menindih tubuh kekar Al.

"Stay here Al." Ucap Insi lalu mencium leher Al.

"Jadilah Istri sholehah." Jawab Al lalu mencium kening Insi, mereka bercerita banyak hal hingga mereka tidur bersama diatas ayunan.

Bersambung...

Lauhul Mahfudz (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang