Bagian 8: Buruk atau baik?

16 6 0
                                    

Azzura sangat mengantuk di kelas. Jika ia menyukai pelajaran biologi, maka Leta sebaliknya. Leta malah menyukai matematika. Bahkan ia berkata, "Matematika tuh kaya ada tantangannya gitu, jadi lo gak bakal bosen deh,"

Benar. Azzura memang tidak bosan, hanya saja ia sedang mengantuk dan sepertinya sebentar lagi akan tertidur. Untung Elvina menyadarkannya, jadi Bu Ratna tidak perlu repot-repot membangunkan Azzura.

"Cuci muka lo dulu sana," kata Elvina yang sedang mencatat di bukunya. Tentu saja, bukan catatan matematika.

Bukan tanpa sengaja Azzura duduk bersama Elvina dan Leta bersama Bella. Itu karena mereka menyukai beberapa pelajaran yang sama. Jika Azzura duduk bersama Leta, maka di saat yang satu bersemangat, yang lain akan tertidur.

Pelajaran selanjutnya adalah olahraga, jadi sekalian Azzura mengambil bajunya di loker dan berganti baju setelah mencuci mukanya. Ia berlama-lama di kamar mandi menunggu bel pergantian pelajaran.

"Loh, ra. Udah ganti duluan lo?" tanya Bella yang baru saja datang.

"Iya. Bu Ratna udah selesai? Perasaan gue ga denger bel,"

"Emang belum, tapi Bu Ratna bilang ada urusan, jadi kita dibolehin ganti baju duluan," jawab Bella.

"Itu karna paksaan dari temen lo, tuh" sahut Leta.

"Yee, harusnya kalian berterimakasih ke gue," jawab Elvina.

"Sebentar ya, ibu angkat telpon dulu," Bu Ratna keluar kelas sebentar untuk berbicara dengan orang yang menelponnya.

"Anak-anak, ini tadi Ibu Kepala Sekolah minta ibu ke ruangannya. Tapi tidak apa-apa, kita lanjutkan dulu ya, sekalian sebentar lagi kan bel,"

"Jangan, bu. Kalau ada yang penting dan mendadak gimana? Nanti ibu yang kena marah," kata Elvina.

"Hmm ya sudah, pelajaran kalian setelah ini apa?"

"Olahraga.." jawab murid sekelas.

"Kalian boleh ganti baju dulu kalau begitu. Ibu tinggal ya, assalamualaikum,"

"Nah gitu ceritanya," Elvina menjelaskan pada Azzura dengan bangga. Mungkin sekarang ia dianggap sebagai pahlawan di kelasnya.

Setelah selesai berganti baju, mereka berempat segera menuju lapangan. Sudah ramai anak kelas IPA 3 disana. Ya, jadwal olahraga mereka memang bersamaan. Kadang Azzura berpikir, mengapa bukan kelas IPA 2 saja yang olahraga bersama dengan kelasnya.

"Azzura, ayo basket," teriak Zidan yang sudah berada di tengah lapangan.

"Gak, males. Nanti gue nambah kurus," Azzura balas berteriak agar Zidan mendengarnya.

"Halah bilang aja lo takut kalah," Zidan berlari ke arah Azzura lalu berjalan di sampingnya.

"Itu orang berdua deket mulu, tapi jadian enggak," kata Elvina. Ia, Bella dan Leta berjalan agak jauh di belakang Azzura dan Zidan.

"Masih mending mereka deket. Lah elo, tatap-tatapan aja ga pernah," balas Bella mengejek Elvina. Leta tersenyum kecil mendengarnya. Memang temannya yang satu itu tidak pernah dekat dengan lelaki manapun.

"Jangan ngomongin mereka, kasian lidahnya pada kegigit," ucap Leta bercanda yang malah ditanggapi serius oleh Elvina.

"Jadi itu bener? Wah, siapa yang berani ngomongin gue ya tadi malem?"

"Gue. Kenapa? Lo ga terima?" tiba-tiba Gavin datang menjawab pertanyaan Elvina.

"Lah! Ngapain lo kesini?" Elvina dan kedua temannya menoleh ke arah Gavin yang datang sendirian.

"Terserah gue lah. Bukan lapangan lo, kali" jawab Gavin lalu meninggalkan mereka.

"Udah gak waras lo, ya" teriak Elvina membuat banyak orang di lapangan menoleh ke arahnya.

***

"Leta, lo ikhlas kan bantuin gue?" Azzura sedang berada di kamar Leta. Mereka bersiap untuk pergi ke mall. Bella dan Elvina juga akan ikut. Sedangkan Farel, dia juga mengajak Natha dan Gavin.

"Tapi lo janji ya, nanti malem lo bakal jujur,"

"Iya beneran, deh. Lo emang baik banget deh, makasih yaa," Azzura memeluk Leta sangat erat. Mungkin karena ia terlalu bahagia.

Farel datang bersama Gavin untuk menjemput Azzura dan Leta. Sedangkan lainnya akan langsung bertemu di mall.

Selama perjalanan, tidak ada yang saling mengobrol. Hanya suara nyanyian Gavin yang mengikuti lagu di radio.

Sesampainya di mall, mereka langsung menuju ke gedung bioskop. Natha, Bella, dan Elvina sudah menunggu disana. Sebenarnya tidak masalah bagi Farel jika ia hanya pergi bersama Leta. Tapi ia tidak mau kalau sampai Leta merasa tidak nyaman.

"Gue udah pesen tiket," kata Natha.

"Gratis kan?" tanya Gavin semangat.

"Iya. Buat Bella doang," Yang merasa namanya disebut hanya diam menahan senyumnya. Jangan sampai ia terbawa perasaan, bisa jadi Natha hanya bercanda.

"Leta, ikut gue, yuk," ajak Farel menggandeng tangan Leta. Leta memanggil Azzura tanpa suara. Ia mau Azzura ikut dengannya.

"Bel, El, gue ke kamar mandi dulu ya," Bella dan Elvina tahu Azzura akan mengikuti Farel. Dari awal memang mereka tahu, jadi tidak perlu ada rahasia di antara mereka berempat.

Farel mengajak Leta membeli es krim. Tentu saja es krimnya untuk Leta, Farel hanya bertugas membelikannya. Leta yang merasa tidak enak, daritadi melirik ke Azzura. Mereka duduk terpisah tidak terlalu jauh.

Azzura melihat mereka berdua asik mengobrol. Farel dan Leta tertawa bersama entah apa yang mereka bicarakan. Tidak, Azzura tidak cemburu. Ia hanya.. takut?

Takut jika Farel semakin menyukai Leta. Takut jika Leta memiliki perasaan pada Farel. Dan takut ia harus berurusan dengan itu semua.

Leta mengirim pesan pada Azzura. Ia meminta Azzura menemuinya di depan toilet.

"Gimana? Lo udah siap bilang ke dia?" tanya Leta.

"Ta, kayanya gak sekarang deh. Gue gak berani bilang ke dia," jawab Azzura.

"Kenapa gak berani? Azzura denger ya, selama ini dia seneng chat sama lo. Inget, dia chat sama lo, bukan sama gue. Saat dia tau yang sebenernya, dan dia menjauh. Dia bakal kehilangan lo, bukan gue. Karena lo yang sebenernya bikin dia seneng," jelas Leta sambil menggenggam tangan Azzura. Namun, Azzura tetap terlihat tidak yakin dengar dirinya.

"Oke terserah lo. Tapi jangan sampe orang lain tau duluan tentang ini, sebelum Farel," Leta meninggalkan Azzura yang masih terdiam.

Something WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang