Bagian 24: Amarah

25 2 0
                                    

Zidan hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Leta.

Itu adalah pertemuan pertama mereka. Leta terus tersenyum saat mengingatnya kembali.

Leta sedang bersantai di kamarnya. Tiba-tiba saja ia teringat kenangannya bersama Zidan. Ya, kenangan.

"Kenapa dulu gue sukanya nggak ke Tono aja, sih?" tanya Leta pada dirinya sendiri sambil tertawa kecil.

***

Malam ini Farel berencana pergi ke rumah Zidan. Meskipun sudah hampir tengah malam, ia tetap akan pergi. Ia tidak akan bisa tidur dengan tenang sebelum membicarakan masalah ini dengan Zidan.

Farel membunyikan bel rumah Zidan beberapa kali. Namun, tidak ada yang membuka pintunya. Ia tidak mau menyerah dan pulang, ia terus menekan bel rumah itu.

Tidak lama setelah bunyi bel yang ke-16, akhirnya Zidan membukakan pintu rumah. Dari awal Zidan sudah tau kalau Farel yang ada di depan rumah karena Farel mengirim pesan padanya. Sengaja ia tidak mau membukakan pintu agar Farel kembali pulang.

Farel

Bukain pintu    11.15 PM

sent a picture     11.20 PM

"Lo ganggu tidur gue," ucap Zidan setelah membuka pintu.

"Jauhin Leta " ucap Farel mengabaikan perkataan Zidan sebelumnya.

Zidan yang bingung akan hal itu pun hanya mengangkat satu alisnya.

"Kalo lo suka sama Azzura, jangan deketin Leta,"

"Karna lo suka sama Leta?" ucap Zidan tersenyum meremehkan.

"Karna lo nggak pantes nyakitin dia,"

"Terus? Lo pantes? Lo pantes nyakitin Azzura?" Zidan sedikit menggunakan nada tingginya.

"Gue sama sekali nggak tau kalo Azzura suka sama gue," jawab Farel dengan nada tingginya juga.

"Gue suka sama Azzura ataupun Leta, bukan urusan lo"

Zidan menekankan setiap kata yang ia ucapnya. Lalu ia berbalik akan menutup pintu rumahnya. Namun, dengan cepat Farel menahan pintu itu dan memukul rahang Zidan. Ia sudah tidak tahan lagi dengan sikap Zidan.

Zidan terjatuh di lantai. Ia memegang ujung bibirnya yang berdarah. Tapi kemudian ia malah tersenyum miring.

"Lo nggak bisa deketin mereka berdua, pada akhirnya lo bakal nyakitin salah satunya," ucap Farel

"Leta nggak bakal suka sama lo," ucap Zidan masih terduduk di lantai.

Farel terdiam. Ia sudah menduga apa yang dikatakan Zidan. Bahkan jika Zidan tidak mengatakannya pun Farel sudah tau tentang hal itu.

"Lo nggak tau apa-apa tentang Leta," ucap Zidan sambil berdiri.

"Harusnya lo dapetin dia kalo lo suka sama dia,"

"Gue udah dapetin dia. Tapi dulu. Sebelum lo dateng dan lo bilang kalo lo suka sama dia,"

"Kenapa lo nggak pernah bilang?"

Something WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang