Bagian 21: Bimbang

23 2 0
                                    

"Eh Natasha, darimana lo? Bukannya bantuin, malah enak pacaran,"

"Cepet banget udah jadi," ucap Natha mencoba sesendok mi.

"Busett, lo yang lama woi. Ditinggal pas lagi nyaman-nyamannya baru tau rasa lo!"

Setelah itu, Natha menceritakan masalah Farel yang sebenarnya pada Gavin. Sama sepertinya, Gavin juga terkejut mendengar hal itu. Mereka jadi berpikir, apa yang akan dilakukan Farel setelah ini?

Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke kamar Farel. Aroma mi di hadapan mereka membuat rasa lapar mereka semakin menjadi-jadi.

Di tempat yang berbeda, Azzura sedang tidak tenang. Ia terus memegang HP-nya. Menunggu seseorang membalas pesannya.

Daritadi ia mencoba menghubungi Farel. Namun, sepertinya Farel sedang tidak mau diganggu. Akhirnya Azzura memutuskan untuk menelpon Elvina saja. Tanpa menunggu lama, suara Elvina terdengar di seberang.

"Apa, ra?" suara Elvina.

Azzura bingung mau mengatakan apa. Tiba-tiba ia melupakan semua yang ingin ia katakan.

Di seberang sana, Elvina ikut bingung karena Azzura menutup telponnya tanpa mengatakan apapun. Ia mencoba menelpon Azzura, namun Azzura tidak mengangkatnya. Elvina ingin menemui Azzura saat ini juga, sayangnya jam sudah menunjukkan pukul 9.30 malam. Mau tidak mau, ia harus menunggu esok hari untuk datang ke rumah Azzura.

"Duh, kenapa jadi ribet gini, sih. Untung gue jomblo dari lahir," ucap Elvina monolog.

***

"Azzura.. bangun! Ini ada temen kamu, nih" teriak Elena sambil mengetuk pintu kamar Azzura.

Azzura yang merasa tidurnya terganggu pun langsung membuka matanya. Ia segera membuka pintu kamarnya. Sudah ada Elena dan Elvina disana.

"Tumben kamu kunci pintu," ucap Elena.

Azzura hanya tersenyum kecil menanggapi bundanya itu. Ia mengajak Elvina masuk dan kembali menutup pintu.

"Ih, lo abis nangis ya semaleman," ucap Elvina sambil menyentuh bagian bawah mata Azzura dengan jari telunjuknya.

"Apaan sih? Enggak kok. Bentar ya gue cuci muka dulu,"

Azzura menuju kamar mandi yang ada di kamarnya. Sedangkan Elvina duduk di tengah tempat tidur Azzura. Seketika matanya fokus menatap HP Azzura yang ada tepat di sebelahnya. Tanpa berpikir panjang ia membuka HP Azzura.

Ia menghela nafas panjang saat melihat 24 panggilan Azzura yang diabaikan Farel. Ada juga 12 panggilan Zidan yang tidak diangkat Azzura.

"Gue bingung harus ngapain," ucap Azzura yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Elvina.

"Jujur ya, ra. Disini emang lo ya-"

"Gue yang salah. Lo mau bilang itu kan?" potong Azzura kemudian duduk di samping Elvina.

"Lo dengerin gue baik baik ya, karna gue jarang banget kayak gini,"

Azzura yang penasaran pun langsung menghadap ke arah Elvina. Ia siap mendengarkan ucapan Elvina selanjutnya.

"Lo bebas suka sama cowo manapun. Lo juga boleh berusaha dapetin cowo itu. But, bukan dengan cara yang salah. Jangan sampe lo berhasil dapetin satu orang, tapi lo kehilangan orang lain karena itu. Jangan sampe lo-"

Ucapan Elvina terhenti karena seseorang membuka pintu kamar Azzura. Terlihat Bella sedang melambaikan tangan pada keduanya setelah ia menutup kembali pintunya.

"Gue diem-diem dengerin kalian daritadi, tapi karna kaki gue capek berdiri terus, ya udah deh gue masuk aja," jelas Bella kemudian duduk di samping Azzura lainnya.

"Ganggu banget, sih. Gara-gara lo, gue jadi lupa mau ngomong apaan lagi," ucap Elvina melipat tangannya di dada sambil menatap tajam Bella.

"Lah, kok gara-gara gue sih?! Itu mah dasar lo aja yang pelupa," balas Bella menatap tajam Elvina.

"Guys, sampe kapan kalian mau tatap-tatapan?" Azzura menengahi keduanya.

Akhirnya mereka melanjutkan perbincangan mereka yang sempat terputus. Elvina dan Bella mengatakan dengan jujur apa yang mereka pikirkan tentang masalah ini pada Azzura. Namun, mereka tidak mau memaksa Azzura.

Semuanya bergantung pada Azzura dan Leta, sedangkan Elvina dan Bella hanya berperan sebagai netizen. Mereka hanya menonton, mendengar, sedikit merasakan, dan berkomentar tentunya.

Saat obrolan mereka berakhir, tiba-tiba Azzura teringat pada Leta.

"Tunggu, kalo kalian pada disini, siapa yang nemenin Leta?"

"Tenang aja, ada pemeran baru kok," ucap Bella.

"Pemeran lama, woi. Tapi terungkapnya baru-baru ini," sahut Elvina.

"Yaelah, kayak Captain Marvel dong," ucap Bella.

Beberapa menit lalu...

Bella sudah hampir tiba di rumah Leta. Saat ia ingin membuka gerbang rumah Leta, seseorang memanggilnya dari belakang.

"Hai, Bel. Mau nyamperin Leta?" tanya Lelaki itu.

"Oh, hai. Iya nih, Leta pasti lagi butuh temen banget,"

"Itu alesan kenapa gue disini juga," ucap Devan mengangguk.

"Itu alesan kenapa gue disini juga," ucap Devan mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

HAIII
KALIAN LEBIH SUKA KALO DI SETIAP PART ADA FOTONYA ATAU ENGGA?

ITU FOTO DEVAN.. GANTENG BANGET GITU YAA;)

Something WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang