Pertandingan basket akan segera dimulai. Namun, semua orang disana terkejut melihat Farel tiba-tiba berbalik dan berjalan menuju pintu.
Azzura tau betul Farel bukan berjalan menuju pintu. Namun, menuju Leta yang ada disana. Ia melihat Farel menghampiri Leta dan sedikit mengobrol. Saat ini Azzura hanya fokus pada keduanya, seolah dunia ini hanya ada mereka bertiga. Teriakan dari seisi ruangan pun sepertinya tidak terdengar oleh Azzura.
'Jadi mereka beneran deket? Kemarin udah di lapangan, dan sekarang lagi?' ucap Azzura dalam hati.
"Lo ngapain kesini?" tanya Leta saat Farel berada di hadapannya.
"Mau minta tolong sama lo," Ucapan Farel sedikit terdengar oleh murid-murid lain karena ruangan menjadi sunyi sesaat.
"Apaan?"
"Tolong semangatin gue, biar menang"
Ruangan kembali ramai dengan sorakan karena ucapan Farel. Leta yang mendengar itu pun langsung memerah pipinya. Sedangkan Bella yang ada di sebelah Leta, menutup mulut kagum sekaligus tidak percaya.
"Iya ntar gue semangatin, udah sana lo balik"
"Nah, gitu dong,"
"Woii, ini kok gue yang baper sih," sahut Bella.
"Gue gak nyangka temen gue bisa gitu," ucap Gavin yang masih setia melongo.
Zidan hanya memperhatikan Farel sedaritadi. Ia memutar bola matanya malas, menganggap semua itu omong kosong.
Farel segera kembali ke tengah lapangan. Senyuman dari teman-temannya menyambutnya. Termasuk Tama.
"Wah, kapten udah punya cewek ternyata,"
"Belum kok, gak tau kalo nanti" ucap Farel sambil mengangkat kedua bahunya.
Selama pertandingan berlangsung, skor kedua tim terus kejar-mengejar. Keduanya sudah banyak memenangkan pertandingan basket sebelumnya.
Selama pertandingan itu pula Azzura terus memperhatikan gerak-gerik Farel dan Leta. Farel yang sedaritadi tersenyum bangga ke arah Leta. Dan Leta sedaritadi berteriak menyemangati tim Farel. Azzura yakin pandangan mereka berdua terus bertemu dan seolah mereka berbicara lewat itu. Ia teringat perkataan Leta padanya sewaktu itu.
"Gue bakal bantu lo deket sama Farel kok. Tenang aja, gue nggak bakal suka sama dia. Pegang omongan gue,"
Azzura semakin marah mengingat hal itu. Ia tidak bisa berpikir jernih saat ini. Yang ada di kepalanya hanya ingin memisahkan Farel dan Leta. Dengan cara apapun.
"Azzura, lo mau kemana? Ini lagi seru-serunya," teriak Elvina melihat Azzura yang meninggalkan tempatnya.
Azzura turun. Ia berjalan menuju sebuah laptop yang akan digunakan untuk menonton film nanti.
"Eh, lo tadi dipanggil pak Dani" ucap Azzura berbohong pada pengurus OSIS yang bertugas memainkan film di laptop.
"Oh oke, makasih" ucap pengurus OSIS itu.
Azzura segera mengirim sebuah foto ke laptop. Ia berencana menampilkan foto itu ke layar proyektor agar Farel bisa melihatnya. Ia yakin Farel akan meninggalkan Leta setelah melihat foto itu. Ya, foto yang dikirim seseorang misterius kemarin malam. Foto Leta dan Devan bersama.
"Eh, eh siapa tuh?"
"Itu bukannya cewe yang di samperin Farel tadi ya?"
"Itu kan Devan sama mantannya"
"Ih Leta kok gitu sih"
Beberapa murid mulai melihat layar proyektor itu. Mereka penasaran siapa yang menampilkan foto ini. Tidak ada orang di dekat laptop.
Perbincangan mereka membuat Farel bingung apa yang sedang terjadi. Farel memandang sekilas keadaan di sekitarnya. Tapi pandangannya kembali ke layar proyektor yang ada di depannya saat ini. Ia menatap lama layar itu. Memperhatikan orang orang di dalam foto.
Saat ia menjadi tidak fokus, tiba-tiba bola basket datang ke arahnya. Bola itu memukul keras kepalanya. Semua orang di ruangan terkejut melihat kejadian itu. Farel terjatuh dengan posisi duduk. Ia terus memegang kepalanya yang sangat sakit.
Semakin banyak orang berteriak cemas. Semakin banyak orang berdatangan ke arahnya. Semakin hilang kesadarannya pula. Ia pingsan. Beberapa orang di lapangan langsung mengangkatnya menuju ruang UKS.
***
"Rel, lo udah sadar?" tanya Azzura. 20 menit berlalu, Azzura setia duduk di samping ranjang UKS Farel.
"Kok lo disini? Leta mana?" tanya Farel mencoba untuk duduk sambil terus memegang kepalanya yang sakit.
"Leta tuh gak ada buat lo, rel. Selama ini gue yang chating sama lo, telfonan sama-" ucapan Azzura terhenti saat mendengar suara Leta.
"Ra, gue gak tau harus ngomong apa lagi sama lo,"
"Gue yang kecewa sama lo, ta"
"Gue salah apa ke lo?"
Tidak, Leta tidak marah. Ia hanya kecewa dengan Azzura. Kecewa dengan sahabatnya itu.
Farel hanya menjadi pendengar yang baik. Ia terus mencoba memahami yang sebenarnya terjadi.
"Jadi selama ini gue yang bodoh? Wah, gue salut sama kalian berdua,"
"Nggak gitu, rel. Gue-"
"Keluar kalian berdua!" Farel memotong ucapan Azzura dengan sengaja. Ia perlu sendiri untuk sementara.
Leta keluar mendahului Azzura. Ia mengabaikan Elvina dan Bella yang ada di luar ruangan itu. Ia hanya ingin segera pulang.
"Apa yang gue lakuin ini salah?" tanya Azzura.
Elvina dan Bella hanya menjawab dengan anggukan. Lalu, mereka berdua juga meninggalkan Azzura. Tentu saja mereka juga ikut kecewa. Mereka tidak menyangka Azzura akan sejahat ini.
***
"Mukanya cantik, sifatnya buruk rupa"
"Lo gak cocok sama Farel"
"Malu dong lo"
"Leta yang sabar ya"
"Gue yakin lo baik kok"
"Itu foto lama lo kan?"
Banyak suara-suara positif dan negatif yang Leta dengar di sepanjang lorong. Ia berjalan cepat menuju parkiran tanpa memedulikan ucapan orang lain.
Saat tiba di parkiran, ia baru teringat kalau hari ini ia tidak membawa mobilnya. Ia mencebik kesal lalu berjalan menuju gerbang. Berencana menaiki kendaraan umum saja.
-----

KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong
Teen Fiction"Heh!! Gua tuh bukannya ga laku, cuman gua orangnya pilih pilih aja kalo masalah cowo. Lagian lo kudet sih, mana lo tau gua lagi suka sama siapa." -Azzura Aquilla Kinara "Denger yaa, meskipun lo nawarin 10 cowo ke gua pun, gua tetep lebih milih 1 sa...