Kenapa Harus?

23.3K 1.1K 16
                                    

Vote Before Reading
And Leave the Comment Please

Enjoy~

~WAKE UUPPPPPPP!! WAKE UUPPPPP!!!~

Naira terkejut bukan main mendengar suara nyaring dari minions yang menjadi teman setia alarm ponselnya sejak lama.

Ia mengusap wajahnya kasar dan membuka ponselnya, menatap jam di ponselnya.

04.00

" Om? "

Yang pertama ia cari dan ingat tetap Fatur, usia pernikahan baru berjalan 2 bulan dan pasti masih hangat-hangatnya. kan?

Ia berjalan ke kamar mandi, kosong. Dapur, kosong. Kamar kerja, kosong.

" Apa om udah ke masjid? eh? apa gak pulang dari semalem? "

Cemas dengan Fatur, Naira menelponnya namun di matikan nya, entah Fatur sengaja mematikannya karena tengah berkendara atau bagaimana.

Setiap kali Naira menelpon pasti dimatikkan. Bingung suaminya ke mana, ia menelpon Bunda Fatur yang juga mertuanya.

" Assalamualaikum Bunda "

' Waalaikumsallam, iya sayang kenapa? '

" om Fatur di situ Bunda? "

' nggk sayang, loh emangnya Fatur gak ada di rumah ya? udah kamu telpon? '

" udah Bun, tapi dimatiin.. "

' ke mana ya itu anak? '

" yaudah Bun, gapapa.. sebentar lagi juga pulang kayanya abis subuh, maaf ya Bunda, Naira ganggu subuh subuh "

' gapapa sayang, kamu hati-hati di rumah ya, Bunda bantu telpon Fatur nya '

" iya Bun, makasih "

' iya '

Daripada pikirannya kalut memikirkan suaminya yang sekarang entah di mana, Naira memilih untuk sholat ketika adzan berkumandang.

Dilanjut mengaji yang sudah menjadi candu bagi Naira walau hanya 10 ayat dalam sehari, setidaknya ia mau mengaji.

*tok tok tok

" Assalamualaikum, Naira "
" Waalaikumsallam, sebentar "

Naira segera membenahi mukena dan Al-qur'an nya, menyimpannya di atas ranjang, dan segera membuka pintu rumah melihat siapa yang datang pagi-pagi buta seperti ini.

" om, dari mana aja om? om dari mana? "
" maaf sayang "
" Fatur! bantuin dong "

Lagi-lagi Naira dibuat terkejut, seorang wanita dengan pakaian yang- bertolak belakang dengannya, menggunakan jeans ketat dan kemeja putih tipis juga rambut ikal yang dipoles coklat.

Turun dari mobil Fatur dengan menggeret koper juga menggendong seorang bayi?

" Om? itu siapa? "
" kita bicara ya? "
" hey! ngobrol aja, kamu pembantu di sini kan? bawain barang-barang saya di mobil ya, ke kamar Fatur.. gak usah banyak tanya saya siapa, lakuin aja "

Ingin kembali menangis rasanya mendapat perlakuan seperti itu dari wanita yang bahkan Naira tidak mengenalnya sama sekali.

Dan dengan tidak sopan nya ia masuk ke rumah mereka tanpa salam dan duduk dengan santai di sofa ruang tamu mereka.

" om? "
" dek, mas ajak dia menginap disini untuk 4 hari ke depan gapapa kan? "
" tapi om, dia siapa? "
" dia temen mas dek, anaknya sakit dan suaminya gak ada.. mas gak tega "
" kenapa gak ke dokter lain? "
" dek, adek ngertiin mas kan? "
" nggk, aku gak ngerti, kenapa om ajak dia ke sini di saat masih banyak dokter buat ngurusin anaknya, dan kalaupun cuma om yang bisa ngobatin anaknya kenapa harus sampe nginep di rumah ini om? dengan tampilan yang- astagfirullah om! aku gak terima om "
" dek, dia tamu "
" dia gak akan jadi tamu kalo bukan om yang ajak dia ke sini! "
" tolong hargain tamu mas dek! "

Ana Uhibbuka Fillah Dokter [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang