Vote Before Reading
And Leave the Comment PleaseEnjoy~
Kanzia Fizza Alnaira
Bekerja untuk menjaga Bayi di ruang NICU rasanya seperti anugerah, rasanya seperti bertemu dengan Fawwaz.
Sebagaimanapun aku membaca Bismillah untuk memulai kehidupan baru tanpa Fawwaz, tetap saja setiap menatap dan melihat wajah bayi berwarna kemerahan pasti ingatanku tertuju pada Fawwaz.
Diam-diam aku juga selalu memperhatikan bayi dalam inkubator, melihatnya terus menerus bahkan lupa jika ada jadwal orang tuanya untuk menjenguk ataupun jadwal Dokter Neonatologi untuk periksa dan pengawasan.
Menginjak waktu lima bulan aku bekerja di rumah sakit ini, rasanya semua pekerja di sini mudah akrab denganku.
' Tru Wende '
Nama salah satu bayi yang terlahir prematur. Lahir dengan berat badan 1 pound. Sedih saat melihat tubuh mungilnya dililit berbagai alat.
Awalnya, saat melihat keadaan bayi Tru, kukira Tru tidak akan bertahan lama karena semakin lama keadaan tubuhnya menurun bahkan sangat sakit.
Tapi Allah masih memberi kesempatan Tru untuk berada di dunia bersama kedua orang tuanya, Tru berkembang lebih baik dan lebih baik lagi, aku pun berusaha untuk terus menahan air mata kala Ayah dari Tru memberi pelukan pertama pada Tru.
Fawwaz, Bunda rindu Fawwaz.
*Cklek
" Naira "
" Ya? "
" Kebiasaan suka curi-curi pandang.. Dipanggil tuh sama dokter Fatur ke ruangannya "
" oh ya? tau dari mana? "
" udah sana samperin aja, penting kayanya "
" Yaudah, dadah Tru.. tante ke sana dulu "Tak peduli tatapan rekan kerjaku sekaligus seniorku yang menatapku aneh, aku langsung keluar dari NICU dan berlanjut ke ruang mas Fatur.
Aku bukan pengawas dan perawat tetap 24 jam di ruang NICU, aku pendamping ya terhitung perawat tambahan untuk menemani perawat-perawat senior yang tentunya lebih dan sangat berpengalaman.
Masalah kelahiran seperti bayi Tru ini berada di level 3, perawat yang merawatnya adalah perawat tetap 24 jam, karena harus menjalani perawatan intensif.
Bahkan ini sudah masuk hari ke 120 Bayi Tru dirawat di ruang NICU.
Dan selama 120 hari itu juga aku sangat sering melihat perkembangan bayi Tru, jadi wajar saja jika jiwa keibuanku selalu muncul karena dari hari pertama bayi Tru masuk NICU, aku sudah membantu menjaganya.
*tok tok tok
" Assalamualaikum mas ada apa nanyain aku? kangen ya? padahal aku lagi jagain bayi Tru di NICU, katanya penting ya? ada apa emangnya? ada masalah? "
" Waalaikumsallam, Satu satu dek nanyanya "
" hehe.. oke, ada apa mas? "Mengambil posisi duduk di hadapan mas Fatur, mas Fatur sepertinya menjadi dokter favorite di rumah sakit ini.
Jadwalnya sangat sibuk, tapi selalu ada saja waktu untuk menyempatkan mengobrol.
" Kamu gak makan? "
" eh iya lupa, gapapa deh nanti aja sekalian pulang "
" dek, segimanapun sibuknya kamu.. bukan berarti kamu lupain jadwal makan siang kamu, mas gak mau pipi tembem kamu makin tirus, mas gak mau kamu lebih asik sama dunia bayi kamu dibanding dunia nyata kamu untuk jaga kesehatan, jangan terlalu asik ngurusin bayi dek.. jaga diri kamu juga, pola makan harus tetap teratur "
" kok mas gitu sih, aku kan suka bayi mas.. apalagi bayi Tru yang aku liat dari awal perkembangannya di Inkubator "
" Bukan maksudnya gitu sayang, lagipula ketika kamu makan kan masih ada perawat senior yang jaga Tru ya kan? sekarang kalo kamu sakit, kamu juga yang gak bisa masuk NICU ya? gak bisa ketemu Tru iya? mau kaya gitu? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah Dokter [TAHAP REVISI]
Romance[T E R B I T] [Beberapa part sudah dihapus] Dokter tampan, mapan, beriman, bertanggung jawab juga tahu diri harus menikah sama anak lulusan SMK yang dibilang baik iya, nurut iya, pintar iya, cita cita tinggi iya, manis iya, istriable juga iya tapi e...