[Spesial Chapter : 4]

10.7K 398 20
                                    

Vote Before Reading
And Leave the Comment Please

Enjoy~

Sebenarnya Zoya sangat ingin memberitahu Naira soal kebahagiaannya, tapi ia urung melakukannya sekarang mengingat Naira yang tengah mengungsi ke rumah ibundanya.

Yang dapat Zoya pastikan sebagai tanda bahwa Naira tengah dalam masalah rumah tangga.

Tidak ada bosan-bosannya Fatur membuat Naira menangis, yang bosan itu Zoya karena ia sudah lama menahan amarahnya untuk menendang dokter itu.

Beruntung Zoya mendapat jatah libur di hari sabtu jadi ia bisa santai di rumah, sejak pagi bahkan Zoya belum menyentuh air sama sekali.

Ia terlalu malas untuk sekedar beranjak dari ranjang, ia hanya menikmati musik atau bahkan kembali tidur.

Terhitung ini kali ketiga ia bangun dalam satu hari, pemalas memang.

" Zoya!! "
" Astaghfirullah! Apa Ma?! Aku sampe terjatuh tergeletak nista tidak bisa bangkit lagi, apa sayang? "
" Mandi sana, udah jam tiga sore masih aja diem di kamar "
" Dingin Ma Ya Allah, nanti aku beku di kamar mandi, masa aku harus diem di atas kompor buat mencairkan badan coba? Udah mandinya besok lagi aja "

Bahkan Zoya menjawab dengan tetap berada di dalam kamar, Mamanya di luar kamar bahkan terkunci karena memang Zoya sengaja mengunci pintu kamar.

Kembali menaikan volume ponselnya dan bernyanyi tak peduli jika suaranya seperti tikus yang terjepit jebakan atau bahkan tidak bernada sama sekali.

Bahagia itu sederhana, menyanyi lagu yang disukai saja sudah membuat bahagia.

" ZOYA!! "
" Astaghfirullahaladzim innalillahi ada apa Mama? Aku baik-baik aja kok Ma.. "
" Keluar sini! "
" Males Mama sayang, ada apa? "
" Keluar dulu cepetan!! "

Telinganya sepertinya mulai terkontaminasi oleh teriakan Mamanya, dan sepertinya ia harus izin tidak masuk kerja untuk pemeriksaan di klinik THT.

Dengan langkah malas dan seolah tak memiliki gairah untuk hidup, Zoya membuka kunci pintu kamar dan keluar.

Merapikan rambutnya untuk diikat seadanya dengan pita berwarna pink miliknya, ia menguap dan menatap Mamanya yang kini tengah bersidekap di hadapannya dengan menggelengkan kepala.

" Kenapa Ma? Aku cantik ya "
" Iya cantik "
" Astaghfirullah! "

Spontan Zoya menutup wajahnya kala yang menjawab bukanlah Mamanya melainkan Daffa yang kini tengah berdiri di samping pintu kamarnya.

Melihat bagaimana ekspresi terkejut dari 'Calon' istrinya ini yang sama sekali belum memoles wajah bahkan sekedar membasuh wajah.

Daffa tertawa ringan melihat sikap Zoya yang bisa dikatakan sangat natural dalam berprilaku bodoh ini.

" Makannya kalo hari libur tuh mandi! Males banget, orang kalo calon suami dateng tuh mandi rapi wangi cantik, ini anak perawan kok baunya sebelas duabelas sama walang sangit "
" E-eh dokter ehe.. Ish Mama apaan sih masa aku disamain sama walang sangit, dok.. Sebentar! "

*Brugh!

Menutup pintu kamarnya sangat keras hingga angin yang dihasilkan menyapu rambut Daffa yang sedikit menghalangi dahinya.

Sangat sangat kilat Zoya merapikan tampilannya, mengganti setelan piyama nya dengan sweater juga celana training, setidaknya training lebih bergaya jika dibandingkan dengan piyama kusut.

Oh tak lupa memakai hijab yang dibelit asal hanya agar menutupi rambutnya. Karena malas menyisir rambut tentunya. Kemalasan yang sangat total bukan?

Ana Uhibbuka Fillah Dokter [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang