Huh-

18.3K 900 18
                                    

Vote Before Reading
And Leave the Comment Please

Enjoy~

Terhitung ini adalah hari ke lima Naira tinggal di rumah Mamanya, bersama dengan keluarga kecil kakak nya.

Fatur sering menelpon, dan tak jarang pula Naira menolak telponnya atau menerimanya dan hanya berkata ia masih ingin menginap.

Mamanya tau pasti ada masalah di rumah tangga putri bungsunya itu, dan ini adalah sejarah terpanjang Naira dalam merajuk pada seseorang.

" Naira, mau sampe kapan kamu pisah rumah sama Fatur? "
" aku masih mau di sini Ma "
" mama bukan gak mau nerima kamu di sini nak, gak baik kamu terus-terusan marah sama suami kamu.. ini udah hari kelima kamu gak ketemu Fatur, memangnya kamu mau ada orang lain yang gantiin posisi kamu di rumah? "
" .... "
" Naira, rumah tangga itu bukan untuk sehari dua hari, tapi selamanya. Rumah tangga bukan sarana buat kamu main-main, bukan untuk menyombongkan diri karena kamu merasa dewasa setelah menikah, intinya bukan untuk main-main nak.. Derajat kamu sebagai istri itu tinggi, kamu harus cari ridho dari Fatur.. Kamu itu tanggung jawab Fatur, bukan tanggung jawab Mama sama Papa lagi "

Naira terdiam, ia menunduk dengan sesekali mengaduk makannya, di hadapannya Mamanya menatapnya penuh harap.

Dyra mengusap pundaknya perlahan, tidak! Dyra sama sekali tidak membocorkan permasalahan rumah tangga Naira pada ibunya.

Siapa yang tidak curiga jika Naira sedang ada masalah? terlebih Aulia yang pada hakikatnya adalah Mamanya sendiri.

" aku masih marah Ma "
" mau sampe kapan kamu marah? amarah kamu gak akan reda kalo bukan kamu sendiri yang atur, coba kalo kalian bicarakan baik-baik, saling terbuka, mendengar satu sama lain, saling percaya.. semuanya gak akan jadi masalah seperti ini, satu masalah kecil bisa menjadi masalah besar ketika gak ada pihak yang mau mengalah, jangan sama-sama egois, dengar penjelasan Fatur.. "
" ... "
" Mama menikahkan kamu bukan sekedar melepas kamu nak, tapi Mama juga mau kamu bahagia lahir batin, dunia akhirat.. ya? "
" iya Ma.. "
" telpon Fatur sekarang ya "

Naira mengangguk dan membuka ponselnya, mencari kontak Fatur dan menekan tombol panggil.

Lama berdering tidak juga ada jawaban dari sebrang sana, dan akhirnya operator yang menjawab.

" Gak diangkat Ma "
" coba lagi.. "

Sampai ke panggilan ke enam Fatur tak juga mengangkat telponnya.

Naira berdecak antara sebal dan khawatir, sebal karena tak ada yang mengangkat telpon darinya dan khawatir terjadi apa-apa pada Fatur.

" Gak diangkat juga Ma.. "
" Coba kamu telpon temennya ya "
" iya "

Mencoba untuk menelpon salah satu sahabat Fatur yang juga bekerja di rumah sakit yang sama.

Tertera nama Daffa di sana..

" Hallo assalamualaikum kak Daffa "

' Waalaikumsallam, iya Nai kenapa? '

" mas Fatur kerja gak hari ini? "

' justru aku mau tanya kamu, kok Fatur dari kemaren gak masuk ke rumah sakit? kirain lagi sama kamu '

" o-oh gitu.. yaudah kak, makasih ya.. "

' oke Nai.. sama-sama '

Usai mengakhiri sambungan telpon dengan Daffa, ia menatap Mamanya.

Aulia pun balik menatap Putrinya khawatir dengan tatapan seolah bertanya 'ada apa?'.

" mas Fatur gak kerja Ma dari kemaren "
" loh kenapa? "
" Naira gatau, ditelpon juga kan gak diangkat terus.. apa jangan-jangan mas Fatur sama- "
" sama? "
" ah enggak enggak.. Naira pulang sekarang ya Ma "

Ana Uhibbuka Fillah Dokter [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang