Minggunya Naira

19.2K 825 8
                                    

Vote Before Reading
And Leave the Comment please

Enjoy~

‍‍

Benar saja Fatur menelpon dosen Naira untuk izin atas ketidak hadiran Naira di kampus minggu ini, Fatur juga menelpon Zoya untuk memberi tahu jika Naira tidak bisa masuk kuliah.

Saat Zoya bertanya kenapa, Fatur hanya bilang Naira sakit badan.

Dan memang pada dasarnya Zoya tidak mengerti arti 'sakit badan' dalam rana rumah tangga.

Terbukti jika Fatur mempersingkat waktu istirahat malam Naira, hingga sudah pukul 9 pagi Naira belum juga mau bangun dan masih bergemul dengan selimut di sekujur tubuhnya.

" Dek, bangun dek udah siang, mas laper "
" hm.. bikin mie aja mas, aku masih sakit badan, sekalian bikin dua hehe "
" yahh, kan mas mau masakan adek "
" yahh, kan aku mau mas yang masak "

Gemas karena tutur katanya diikuti dengan wajah polos Naira, Fatur menyentil perlahan dahi polos Naira.

Meninggalkan kecupan ringan di pucuk kepala Naira sebelum ia bergegas ke dapur dengan piyama yang masih melekat.

Berbeda dengan Naira yang sebenarnya shock saat menyadari seberapa berantakannya kamar mereka, entah mungkin piyama merah mudanya yang tergeletak dengan tidak elit di bawah ranjangnya?

Atau lebih parah boxer pokemon Fatur yang menyangkut di dashboard kasur?

Naira tak pernah memikirkan Fatur menyukai hal-hal berbau imut seperti pokemon.

" Yaallah mas mas, manisnya "

Dengan kemeja Fatur yang begitu besar di tubuhnya dan hanya memakai celana pendeknya yang tenggelam karena tertutupi kemeja, Naira memunguti pakaian yang berantakan.

Meski sedikit berusaha membungkuk dan berjalan dengan sedikit berjinjit, Naira tetap tersenyum sepanjang ia menuju ke kamar mandi.

Menyusul Fatur yang tengah memasak Mie di dapur, jelas handal karena hanya tinggal merebus dan menunggu matang.

Dengan beraninya, Naira melingkarkan lengannya di pinggang Fatur, memeluknya yang tengah asik mengaduk panci berisi mie di atas kompor itu.

Memejamkan mata merasakan hangat dan nyamannya badan 'Nemplokable' dari Fatur.

" Udah laper? "
" Iya.. wangi "
" makasih loh padahal mas belum mandi "
" mie nya yang wangi, mas bau asem udah 2 hari gak mandi huwaaa!!!! "
" Tapi semalem gak bilang gitu tuh, pas mas tanya mas bau apa enggak, kamu cuma jawab- "
" Mas!!!! "

Dengan sangat nikmat Naira melayangkan tamparan di punggung Fatur sampai suara tamparannya begitu jelas terdengar.

Membuat Fatur refleks menjatuhkam sendok di tangannya dan beralih mengusapi punggungnya meski sulit digapainya.

" Mas julid sama aku! "
" Adek itu imut, mas suka liat pipi merah adek "
" Tonjok aja mas biar merah "
" Ditonjok sama kenyataan gitu? "
" tau ah mas, itu mie nya ntar gosong, cepetan mas.. "

Fatur kembali mengalihkan perhatiannya pada panci yang airnya tinggal sedikit, ia segera mengangkat mie nya dan menuangkannya di atas mangkuk.

Menuangkan air panas dan membawa sarapan tidak sehat mereka ke meja makan.

" di sana aja mas "
" di mana? masa mau makan di depan komplek? "
" ih bukan, di depan tv maksudnya "
" oh, yaudah "

Di depan tv, Naira menonton acara yang sebenarnya tidak menarik perhatiannya sama sekali.

Acara yang dipenuhi dengan berita-berita tidak penting bagi Naira, toh Naira tidak terlalu suka menonton TV.

Hanya ingin saja menyalakan tv, siapa tahu acara kartun favorite-nya sudah tayang kan? karena ini minggu pertama ia bisa kembali bersantai di rumah pada pagi hari.

" Kuliahnya udah sampe mana? "
" sampe situlah pokoknya, dosennya ngeselin.. masa Zoya digodain mulu "
" oh ya? "
" iya beneran, dosennya genit, katanya gapapa Zoya salah juga yang penting mau dateng, tapi kalo aku yang salah langsung aja dimarahin di tempat di depan murid lain.. "
" ahahahah "
" Jangan ketawain aku mas! "

Nyaris saja Fatur tersedak mienya jika saja ia tak mengontrol tawanya yang pecah karena tingkah polos istrinya.

Fatur senang karena nampaknya Naira sudah memaafkannya, meski pada kenyataannya Fatur masih merasa bersalah.

" Mas izin ke rumah sakit buat gak kerja kemarin? "
" iya mas izin kok "
" tapi mas gak bilang ke kak Daffa "
" iya ngapain juga harus bilang sama tuh anak, gak penting juga "

Fatur ini memiliki seribu pesona hanya dari tatapannya saja, ketika Fatur menatap Naira dengan dalam, tidak pernah pipi Naira baik-baik saja, dan tidak pernah sekalipun jantung Naira berdetak normal.

Ketika Fatur melayangkan kecupan ringan di wajahnya, mulai dari dahi, mata, pipi, hidung, dagu dan berakhir di bibirnya, Naira pasti menahan tangannya yang berkeringat dan bergetar.

Terlebih jika Fatur sudah mengecupi perutnya, dan selalu mengoceh tidak jelas sebelum tidur pada perut rata Naira. Yang Naira respon hanya :

' Nanti kalo kamu udah mau bobo di perut bunda, jangan lupa kasih tau ayah '

Apa Fatur terlihat childish? Naluri ayahnya selalu timbul saat menikmati waktu malam bersama Naira, mengusap perut rata istrinya dan berdo'a, mengecup perutnya dan menjadikannya bantal untuk tidur.

" dek, maafin mas ya "
" mas.. aku udah maafin mas kok, justru aku yang minta maaf karena aku udah bikin mas sakit, harusnya aku ada di sini waktu mas sakit, maaf mas "
" sstt, mas sakit karena mas bergadang terus kok bukan karena adek.. "
" mas itu terlalu baik "
" emangnya adek mau mas kasarin hm? kasarinnya versi day atau night? "

Wajah Naira merah padam saat Fatur berkata dengan menaik turunkan kedua alisnya bermaksud menggoda Naira.

Hobby Fatur bertambah yaitu menggoda Naira, menggombali Naira dan Membahagiakan Naira.

" ih mas! dikira pembalut apa day and night! udah ah aku mau mandi "
" Ikut "
" mas mau istri mu ini jadi pembunuh ya? mau besok ada berita seorang suami terbujur kaku di bawah shower? "
" aduh, amit-amit dek.. "

.......

Perhatian semuanyaaaaa~
Aku tau chapter ini dikit alias pendek sekali sekali sekali.

Kenapa?!

Karena..

Aku kepikiran untuk bikin konflik terus dan lupa buat bikin scene baikannya, ya masa iya rumah tangga tiap hari berantem kan?
Dan alhasil yaa cuma segini pemikirannya mentok.

Maafkan aku :')


Ana Uhibbuka Fillah Dokter [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang