Look

13.4K 660 23
                                    

Vote Before Reading
And Leave the Comment Please

Enjoy~

" Mas! Kamu harus telfon Freya, dari kemarin dia gak pulang loh mas. Di rumah sakit juga tadi gak ketemu kan, ayo mas. Dia lagi ngandung anak kamu loh "
" Tapi dek- "
" Sst, Mas.. Aku mohon "

Mengalah pada Naira dan mengetikkan nama di ponsel pintarnya, menekan tombol hijau yang langsung menghubungkannya dengan ponsel Freya.

Lama tak ada jawaban dan berakhir dengan sambungan yang terputus.

" Ke mana anak ini? Bikin pusing aja "
" Gak dijawab? "
" Enggak dek.. "
" Kita cari aja mas, takut Freya kenapa-kenapa. "
" Dek? "
" Hm? Gak usah nanya kenapa aku peduli sama Freya mas, gimana pun aku juga perempuan, aku ngerasain apa yang Freya rasain. Aku tau kalo Freya butuh kamu tapi kamu malah terlalu asik sama aku, lagi-lagi aku egois. Kasian Freya, ayo mas jangan ngundur waktu lagi "

Satu karakter Naira yang berubah drastis, membuat Fatur semakin bangga dapat memiliki istri sepertinya.

Dengan cepat Naira menyambar kardigan moka nya juga ponselnya dan segera menuntun Fatur untuk keluar.

Berusaha menelpon Freya lewat ponsel Fatur namun tak kunjung ada jawaban dari si pemilik nomor.

Melewati belasan rumah beda blok namun tak juga menemukan Freya, nyaris frustasi hanya karena mencari wanita yang selalu ribut dengannya itu.

Sebenci apapun Naira pada Freya, Naira tetap memiliki empati dan rasa kasihan pada Freya yang tengah mengandung.

Usia kandungan pun masih terbilang muda karena belum menginjak tujuh bulan.

" Mas ke kanan, aku ke kiri ya "
" Tapi dek, mas takut kamu kenapa-kenapa, barengan aja ya? "
" Yang wajib kamu khawatirkan sekarang itu Freya sama bayi kalian, bukan aku ya. Udah mas ke sana ya "

Lanjut berlari kecil menyusuri setiap blok perumahan di sana, beberapa kali berhenti untuk mengambil pasokan udara pada paru-parunya.

Ia tak pernah tahu di mana Freya biasa diam atau di mana tempat tongkrongan Freya selama ini.

" Luqman! "

Mendapat ide untuk menelpon Luqman yang sempat mengenal Freya selama ia menjadi Co-Ass.

Tak lama langsung mendapat jawaban dari Luqman.

' Ya cantik ada apa? Kangen hm? '

" Berhenti kurang ajar kamu, saya cuma mau nanya "

' Fine, nanya apa? '

" Kamu tau di mana tongkrongan dokter Freya? "

' Kenapa emang? Penting kalo aku kasih tau? Mending kamu sama aku aja, gak usah ganggu rumah tangga dokter Freya sama dokter Fatur.. '

" To the point dan jawab! "

' Ngegas sayangku ini, fine. Coffee shop depan rumah sakit '

" Makasih "

Langsung memutus sambungan telponnya dengan Luqman, muak karena bualan Luqman yang membuat telinganya gatal.

Langsung memasukan ponselnya ke dalam saku rok nya dan berlari kecil untuk sampai di tepi jalan.

Memberhentikan taxi dan langsung menuju coffee shop yang Luqman maksud.

Ana Uhibbuka Fillah Dokter [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang