Ada Masalah Apa?!

14.4K 669 15
                                    

Vote Before Reading
And Leave the Comment Please

Enjoy~

‍‍‍‍‍‍‍‍

" Naira! Naira!! Nairaaa!! Nairaaaaaaaaa "

Dengan wajah merah padam dan kedua tangan yang mengepal Naira berhenti, sudah ratusan kali Dokter muda yang ia tahu bernama Luqman itu terus saja memanggilnya.

Naira kesal karena Luqman ini terus saja merapat padanya.

Bahkan ketika ia tengah makan siang dengan Fatur, sialannya Luqman menarik tangannya yang pasti Naira banting.

" Gak ada kerjaan lain selain manggil saya? "
" Nai, aku aneh.. Kamu kena sembelit ya? "
" Kok? "
" Perut kamu buncit, ayo kita ke apotek buat beli obat sembelit "
" Gak ma- "

*Srett

" LUQMAN!! "

Seolah tuli atau mungkin melipat kedua telinganya, Luqman terus menarik tangan Naira.

Sementara Naira yang terus berontak bahkan hampir terjatuh karena Luqman yang mengajaknya marathon di sepanjang koridor rumah sakit.

Bahkan pergelangan tangannya memerah karena Luqman yang tak mau melepasnya hingga mereka sampai di apotek.

" Luqman! Apa-apaan kamu! Saya gak sembelit! Lepasin, saya mau ketemu dokter Fatur "
" Naira.. Kamu itu sembelit, itu perutnya buncit loh "
" Maaf pak, siapa tau ibunya lagi hamil "
" Gak mungkin. Naira belum nikah, kasih saya obat sembelit paling mahal ya yang reaksinya cepet "

Usai membayar obat yang Luqman maksud, mereka duduk di kursi koridor rumah sakit.

Luqman tak ada hentinya terus memaksa Naira untuk meminum obatnya sementara Naira tau obatnya Kontra indikasi baginya.

Dasar! - batinnya dan mendelik pada Luqman yang menyodorkan botol minumnya.

" Ayo minum obatnya, kan kalo perutnya rata enak gak kerasa ngeganjel "
" Saya hamil Luqman, mana mungkin saya minum obat kimia! Saya gak mau bayi saya kenapa-kenapa, dan sembelit wajar bagi ibu hamil! Bisa sekarang berhenti ngajak saya ngobrol? Meskipun jabatan kamu lebih tinggi sebagai CALON Dokter di sini, tapi tolong hargai saya sebagai istri pembimbing kamu! Terimakasih "

Menekankan kata 'Calon' dan berlanjut pergi tanpa salam dari hadapan Luqman yang masih mematung dengan obat juga air mineralnya.

Bermonolog sendiri sepanjang jalan di koridor.

" Nai? "
" APA!!! "
" Ih!! Bentak-bentak! "
" Sorry Zoy kirain- "
" Siapa? "
" Gak tau.. Ada apa? "
" Aku sedih Nai, dokter Daffa kan nge-chat aku ya kan, katanya dokter Daffa mau ngalihin aku ke dokter lain, perasaan aku gak bikin salah tapi dia mau pergi? Yaallah gini nih, dibikin nyaman terus ditinggalin, nasib nasib, padahal dia udah bikin aku marathon naik turun tangga tiap hari sampe ini betis segede tales bogor! Jahat kau mas dokter! "
" kamunya ngeselin kali Zoy "
" Astaghfirullah! Zoya mana pernah ngeselin! Dokter Daffa nya aja yang belum sadar kalo aku itu baik, cantik, tapi gak mau ganti pembimbing ih "

Malas menghadapi Zoya dan tengah malas mendengarkan curhatannya, Naira menepuk bahu Zoya dan pergi dari sana.

Menyisakan Zoya dengan tampang malasnya di sana.

Bertemu dengan Fatur di koridor sana.

" Mas, aku ma- "
" Mas lagi sibuk dek, ada pasien yang drop.. Nanti ceritanya ya, dadah "

Ana Uhibbuka Fillah Dokter [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang